IqEwVr5RYHY5lcozd7fQs7f4kHQ
(Cerpen) Pada Sebuah Kerelaan - Bisik Angin Tuk Bidadari

(Cerpen) Pada Sebuah Kerelaan





"Rasa Kehilangan hanya akan ada Jika kau pernah merasa memilikinya " sebuah alunan lagu letto malam itu menemaniku larut dalam kesendirian ku karena pertengkaran ku dengan Novi, Satu tahun lewat aku dekat denganya dengan status yang bukan siapa-siapanya, berawal dari perjumpaan dulu, semudah itu aku jatuh hati dengan nya, berawal dari penolakan novi pada saat aku menyatakan rasa itu kepadanya hingga Jumat malam di minggu ketiga di bulan ketiga aku bertemu dengan novi, di sebuah restoran di atas atap di bilangan kemang.

"Apakah kamu merasa lebih baik dari mantan-mantan ku dulu herman" ucap novi, "Kamu tahu seburuk-buruk lelaki yang pernah dekat dengan ku, kamu lah yang paling buruk, semua yang dekat denganku sangat menghargai ku, tidak ada yang mengataiku depan ku, tidak ada yang "memakanku" seperti yang kamu lakukan dulu, apa kamu bangga dengan kamu telah mendapatkan tubuhku herman??, kamu tau ungkapan habis manis sepah dibuang itu bukan karena mereka mendapatkan tubuhku, itu semua karena mereka berusaha mendekat aku, tetapi ketika sudah dekat mereka meninggalkan ku saat aku rapuh, aku wanita yang suatu saat bisa rapuh juga" ujarnya kala itu, aku pun hanya terpaku menatapnya, "Bukankah aku kupu-kupu malam, lalu kenapa kamu masih nyamperin aku ??, aku capek mendengarkan ocehan kamu herman" ujar novi melanjutkan perkataanya, "aku pun sudah muak dan tidak ingin berkomunikasi lagi dengan mu herman" masih katanya aku tak bisa berkata apa, "Kamu yang katanya menyayangi ku ternyata kamu yang bisa tidak menghargai aku" novi melanjutkan, "Novi tolong kamu buka blokir aku" pinta ku, "tidak herman, aku tidak mau membuka blokir kamu sampai kamu dapat menghilangkan perasaan kamu terhadap aku" Novi menjawab. "Novi, denger aku mau kamu jadi istri aku, aku mau mencintai kamu" jawab ku

"Herman, ingat kamu laki-laki sudah berpasangan, apakah kamu tidak sadar dengan perkataan mu" novi tampak tidak suka dengan jawaban ku, "Iya tapi aku mencintai kamu novi" mencoba meyakinkan novi, "Sudahlah herman, aku capek, aku menyesal mengenal kamu herman, aku benci ketemu kamu, aku muak dengan kamu" dan lagi-lagi aku hanya diam, di luar terdengar alunan lagu dari Chantal Kreviazuk - Leaving On A Jet Plane. tidak hanya kali ini kami bertemu dan berdebat, sering kali bertemu dan berdebat dengan ya hanya karena kekerasan hatinya yang tetap menolak aku, dan sekuat itu pun aku berusaha meyakinkanya.

Aku sering mengirim barang-barang kerumahnya, semua kulakukan karena aku mencintainya dan berfikir dengan semua itu aku dapat membahagiakannya, pernah suatu hari orang tua novi mengajak ku ngobrol ketika aku membawa oleh-oleh yang akan ku berikan ke novi, "Nak Herman, hubungan kamu dengan novi apa" tanya bapak nya novi, "Hanya teman pak" jawab ku, "ada yang tidak wajar dalam pemberian ini" jawab ayah novi kembali, "bapak pun pernah dulu saat bekerja suka dengan wanita tapi hanya bapak simpan di hati saja, sebatas menyukainya" lanjut bapaknya, "Saya bingung mendefinisikan nya pak, mungkin akan saya diskusikan dengan novi dulu pak" ucapku untuk menghindar, "Kamu tau ketika kamu memberi barang-barang ini seakan-akan bapak tidak bisa memberi nafkah novi, walaupun seadanya bapak masih bisa memberi makan novi" ujar bapak kepadaku, "bukan itu pak, aku sayang novi, dan aku ingin membantu nya semampu aku" ujarku kepada bapak, "Sudahlah biarkan dia bertanggung jawab dengan kehidupan nya, dia bekerja" ucap bapak. "Pak memberi itu hubungan aku dengan novi habbluminanas, sedangkan keihlasan saya memberi adalah urusan saya dengan Allah" ucapku kepada bapak karena sebelumnya bapak sempat terlontar bahwa aku memberi karena ada pamrih. "Kamu tahu status novi, kalau kamu mau serius kamu bicarakan dengan keluarga, dan kalau novi mau ya gak papa, novi itu anak bapak dan bapak bertanggung jawab dengan nya, kalau kamu memberi berlebihan, orang lain akan memandang buruk dengan novi" bapak mencoba menjelaskan sesuatu kepadaku, aku pun merasa tidak nyaman dengan situasi ini, dalam hati ku pun ingin menjawab iya pak aku serius, tetapi aku takut novi marah kepadaku. selain bapak aku pun pernah berbincang dengan ibunya novi dan beliau mengatakan kalau mau main saja tidak usah bawa apa-apa.Aku berusaha keras mengejar novi dan mendekatkan diri dengan nya, karana aku memang mencintainya.

Aku pun berusaha dekat dengan temen-teman kantornya. walau ternyata semua yang kulakukan hanya membawa permasalah saja, kadang novi marah karena dia merasa aku terlalu turut campur dalam kehidupanya, perjalanan ku dengan nya selalu di warnai dengan perdebatan dan pertengkaran. ya walau dulu pernah aku main dengan nya ke wahana hiburan di bilangan pantai jakarta, kami pernah bermain seperti anak kecil menikmati waktu. terkadang berfikir mengapa aku di pertemukan dengannya. pernah pada awal bulan kedua aku makan berdua dengan nya, di bilangan senopati, dan pulang nya aku di tinggal bobo olehnya dan akupun hanya bengong saja.

Novi bukan seorang gadis, dia hanya wanita biasa, mungkin kalau mau dibilang masih banyak wanita yang cantik, menarik, kaya, pintah dan gadis diluar sana, tapi entah mengapa hati ku sudah terpaut dalam dengannya, sehingga hanya dia yang aku mau bukan yang lain, gaya nya yang supel, menarik dan membuat ku nyaman denganya, diapun hidup dengan segala keterbatasanya tetapi disanalah aku merasa di anggap ada, aku senang banyak membantunya untuk banyak hal membantu mengurus pasportnya untuk acara outing kantornya, menemaninya mencari sepatu, jaket, dan sendal, membantu membuat pajak untuknya, membantu membuatkan surat lamaran kerja, dan masih banyak lagi, ya mungkin semua hal standar saja, tetapi bagi ku aku suka hal itu.

Hubungan ku dengan nya bisa dikatakan sebuah hubungan terlarang, karena hampir semua teman melarang aku untuk berhubungan dengan nya, dan situasi pun memang tidak memungkin kan hal itu, tapi mungkin karena bumbu dari setan, semua terasa indah dan nyaman. aku terlalu menyayanginya tetapi novi terlalu membenci aku, cinta dan benci memang dua mata sisi dalam percintaan, sebenernya dari awal aku tidak pernah berniat jatuh cinta sedikit pun dengan nya, karena berharap bertemu dengan seseorang pun aku sudah menutup diri, lebih baik aku hidup dalam kesendirian hati, karena memang cerita lama telah memaksaku berdamai dengan takdir, dahulu pernah ada seorang wanita yang mencintai ku, tetapi aku takdir tidak bisa mempersatukan kami, semenjak itu aku memilih diam dan bersembunyi dalam takdir hidup dengan nya.

Sebelum hati ini jatuh hati pada mu novi, ku butuh waktu cukup lama untuk kembali membuka hati ku untuknya, aku berkunjung ke kawan lama ku di cibitung, aku bertanya kepada banyak orang, aku melibatkan banyak pihak, untuk dapat meyakinkan diriku untuk kembali membukan hati untuk sebuah rasa yang memang terlarang, tetapi kdang berfikir mengapa ketika aku sudah berani membuka diri untuk sebuah cinta, hanya kembali rasa sakit yang ku terima, rasa sakit yang mendalam, perlakukan kasar yang novi berikan kepadaku tidak membuat ku surut untuk mencintainya.

Tapi tepat malam itu selepas dari kami makan di kemang, kami pulang dengan taxi biru, di sepanjang perjalanan kami bertengkar hebat, "Sudah lah herman" hentikan aku mau istirahat capek ", tapi aku tetap memaksa novi untuk membuka komunikasi karena saat itu komunikasi ku di blokir hebat dengan nya, novi mengancam akan turun di jalan, tapi aku tidak memberinya karena pernah sekali aku tinggal novi di jalan dan novi marah. di lokasi hampir dekat dengan rumahnya, dalam pertengkaran di taxi tersebut aku cium kening novi 2 kali, dan 2 kali itu pula novi melayangkan pukulan, cakaran ke arah wajahku "lo cari aja wanita yang bisa di bayar untuk lo ciumin, gue gak suka lo sentuh." iya aku tau novi trauma kejadian di lokasi dulu. Dalam hati novi, aku mencium kening kamu, karena aku sayang kamu novi bukan karana nafsu. selapas itu Azis, mantan novi telp, aku rebut hp novi agar dia tidak berkomunikasi dengan nya, "iya azis boleh berkomunikasi dengan kamu, sedang aku tidak boleh" ujarku merajuk seperti anak kecil. "Azis ada hubungan dengan kedua putriku, lagian kenapa kamu mengatur siapa boleh atau tidak komunikasi dengan ku, itu hak aku, "Kusuma pun sudah aku blokir, lalu kamu aku blokir juga" ujar novi, kusuma adalah seorang yang berusaha mendekati novi dia duda yang mengaku ingin menikaih novi tetapi dia malah melakukan terror kepada novi, dengan dugaan bahwa kusuma ingin menjadi pahlawan yang berusaha melindungi novi.

"sudahlah kita akan sudah gak ada apa-apa" ujarku, "memang kita pernah ada apa, sadar woi, lo tuh bukan siapa-siapa gue, lo gak berhak nyentuh gue, atau gue bilangin pasanganan lo biar tau bagaimana kelakuan lo" ujar novi dengan emosi, "Maaf nih sebenernya ada apa" supir taxi pun melerai pertengkaran kami. "Sudah pak ga papa" ujarku kepada super taxi itu, sungguh pertengkaran kata-kata dan pukulan novi terhadap ku terjadi malam itu. sebenernya novi pernah melakukan kekasaran kepada ku beberapa kali pertama kali di kantor nya di menamparku, lalu di jalanan ketika aku memaksanya untuk ikut naik kendaraan ku, lalu dia pernah memukul kepala ku saat ku ajak dia naik motor bersama ku, mungkin dia lelah dengan kehadiran ku. "aargh, kenapa kejadian seperti ini" ungkap ku selepas aku sampai di rumah.

Aku pernah bertanya kepada Noffan, seorang anak baru di kantor, aku bercerita bahwa aku benar-bener tergila gila kepada seorang wanita, noffan memiliki orang tua yang dapat membaca hal gaib, "noffan, apakah ada hal gaib yang novi lakukan kepadaku" tanya ku kepada noffan, "tunggu ya bang nanti aku tanyakan bapak ku" jawab noffan. Keesokan harinya "kata bapak, novi tidak menggunakan hal gaib dia bersih, hal ini mungkin karena abang yang terlalu suka kepadanya saja" aku sedikit tenang mendengar jawaban noffan.  Akhirnya aku memutuskan menemui guru spiritual ku untuk menceritakan semua kejadian ini.

"Pak mansur, tolong bantu saya, saya dalam keadaan gulana" ujarku kepada pak mansur, "bapak tau, pasti masalah mu yang dulu belum usaikan, yang bapak bisa hanya memberi mu nasihat herman, itu teguran dari Allah, segera kamu ambil air wudhu nak, sholat taubat, kamu ingatkan bahwa Shalat Taubat adalah shalat sunnat yang dilakukan seorang muslim saat ingin bertobat terhadap kesalahan yang pernah ia lakukan. Shalat taubat dilaksanakan dua raka’at dengan waktu yang bebas kecuali pada waktu yang diharamkan untuk melakukan shalat (lihat pada shalat sunnat). Shalat yang dikerjakan oleh seseorang disebabkan menyesali perbuatan maksiat (dosa) dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya lagi" nasihat ustad mansur.  "Karena, Allah kadang tak memberi apa yang kita inginkan, tetapi Allah meberi apa yang kita perlu, oleh karenanya terimalah apapun ketentuan Allah atas doa yang kita panjatkan dengan ikhlas dan sabar, jangan larikan ke hal yang negatif ya nak herman, teruslah mendekat kepada sang Khalik pemilik diri dan takdir" ucap ustad mansur menenangkan hati ku.

sepulang dari rumah ustad mansur, aku memutuskan sholat tahajud, entah malam itu aku menemukan kesejukan hati, tetiba aku seperti berdialog dengan hati kecilku "Karena, Allah kadang tak memberi apa yang kita inginkan, tetapi Allah meberi apa yang kita perlu, oleh karenanya terimalah apapun ketentuan Allah atas doa yang kita panjatkan dengan ikhlas dan sabar." dan aku pun terus berzikir meluruskan niat ku dan berdoa "Bila kali ini ada hati yang tersimpan benci ubahlah menjadi kasih sayang.
Bila hati kami kotor, sucikanlah. Bila hati kami terluka perih, sembuhkanlah. Ya Allah, lihat air mata kami ini. Kami mohon ubahlah kesedihan ini menjadi kebahagiaan dan ubahlah setiap air mata yang mengalir dipipi menjadi karunia-Mu dalam hidup kami." dan aku dalam duka ku yang dalam kutitip doa untuk novi "Titipkan ketenangan buat dia yang sedang keresahan.Ya Allah kembalikan keceriaan buat dia yang kedukaan. Ya Allah gantikanlah tangisan dia dengan senyuman. Jika ini ujian maka berilah dia kekuatan., jika memang kami berjodoh maka mudahkanlah, jika tidak buatlah damai didalam hati kami untuk dapat menerima takdirmu Ya Allah"

Aku pun kembali bersujud dan menangis kepadanya, sehingga lahirlah sebuah kerelaan. Pada akhirnya hati pun berkata Ketika perasaan mengalahkan logika, merelakan adalah pekerjaan paling berat untuk dilakoni. Kamu mungkin sudah terlalu lama terlibat dalam pusaran permasalahan yang sama dan tak pernah menemukan jalan keluar. Ingin rasanya berhenti, namun selalu saja tak sampai hati. Terlalu banyak pertimbangan, akhirnya membuatmu tak pernah beranjak pergi. Tak ada salahnya kamu memilih untuk merelakan, ketika beban tak mampu lagi dipikul. Merelakan bukan berarti menyerah, melainkan memberikan kesempatan untuk dirimu sendiri agar bisa berkembang lebih baik lagi. Merelakan juga bisa berarti ikhlas menerima apa yang nanti ditakdirkan oleh Yang Maha Kuasa untukmu.

* Cerita ini hanya fiktif belaka, semua kesamaan nama latar belakang adalah tidak disengaja
Sudirman, 19032018 EA

0 komentar: