IqEwVr5RYHY5lcozd7fQs7f4kHQ
Agustus 2017 - Bisik Angin Tuk Bidadari

Aku benci jatuh cinta, yang aku pikirkan tentang jatuh cinta adalah sakit, ketika kita jatuh cinta dengan sesorang yang baru kita kenal adalah membuka lagi hati yang telah kukunci rapat setelah kisah lalu yang memberi pilu dan kenangan yang tak bisa terhapus dalam waktu yang sebentar, iya jatuh cinta diawal harus berjuang meyakinkan kamu bahwa aku serius untuk mencintaikamu, bukan hanya sesaat. sakit ketika kamu tidak merasakan perasaan yang sama dengan yang kurasakan, sakit ketika nanti pada akhirnya kita harus terpisah lagi seperti kisah lalu.

Aku benci pertama kali bertemu dengan kamu, iya kamu... kamu yang membuat aku jatuh cinta lagi walau aku tahu ini sudah terlarang, walau hati sudah ku kekang tetapi rasa itu tetap mengalir dan semakin terasa. Kenapa...? pertanyaan itu selalu berputar di kepalaku untuk mencari berbagai macam alasan yang membuatku jatuh cinta kepadamu, alasan yang aku sendiri berharap dapat menjadi ujung pangkal dan alasan ku untuk menghindari dari kamu.

Aku benci ketika logika aku bersuara dan mengingatkan, “Hey! Ini hanya ketertarikan fisik dan rasa iba semata, pada akhirnya kamu akan tahu, kamu tidak punya anything in common,” harus dimentahkan oleh hati yang berkata, “Jangan hiraukan logikamu.”, aku benci saat pertama kali aku katakan, aku jatuh cinta sama kamu dan kamu menutup komunikasi kita, aku benci mengakui bahwa ini adalah perjuangan panjang ku untuk mendapatkan mu menjadi bagian halal dalam hidupku.

Aku benci harus mencari-cari kesalahan kecil yang ada di dalam diri kamu. Kesalahan yang secara desperate aku cari dengan paksa karena aku benci untuk tahu bahwa kamu bisa saja sempurna, kamu bisa saja tanpa cela, dan aku, bisa saja benar-benar jatuh hati kepadamu. dan aku benci ketika aku harus mengetahui bahwa seseorang pernah kamu cintai, dan hanya untuk kesenangan kalian berdua saja. Aku benci mengetahu bahwa kamu harus mengiba kepadanya dan aku benci tentang yang tertuang dalam surat electronik itu. Serta aku benci kenapa aku harus mengetahui dan mencari tau siapa kamu sebenarnya, yang membuatku bergumul dalam perasaan dan hati yang paling dalam. yang menguras waktu dan emosi ku.

Aku benci mengakuinya ketika rasa itu tumbuh dan semakin kuat, aku benci karena aku harus terus berfikir bagaimana mendapatkan kamu dengan berbagai macam cara. sehingga aku timbulkan sifat jahatku hanya agar kamu mau aku paksa untuk menjadi milikiku. aku benci mengakui bahwa itu salah, hal tersebut adalah bodoh. aku benci melakukan itu. Aku benci mengakui aku ingin memiliki mu.. memiliki hatimu seutuhnya,bukan hanya untuk sesaat. Aku benci mengakui bahwa aku menikmati saat aku mengecup bibir mu yang lembut yang menebalkan rasa cintaku ku kepadamu, yang aku sendiri benci untuk jatuh cinta kepada kamu.

Aku benci jatuh cinta, terutama kepada kamu. Demi Tuhan, aku benci jatuh cinta kepada kamu. Karena, di dalam perasaan menggebu-gebu ini; di balik semua rasa kangen, takut, canggung, yang bergumul di dalam dan meletup pelan-pelan… Dan kali ini dalam kebencianku, sejujurnya aku masih sangat mencintaimu. Aku ingin kamu mengerti perjuanganku. Aku benci untuk memohon Jangan lari tetaplah ada sebagai wanita yang aku cintai bukan yang aku benci. Aku tahu, perasaan itu sangat sulit dirubah. Aku cinta kamu  namun aku juga benci dengan keadaan dan kondisi ini.

aku takut sendirian, aku benci kehilangan kamu, dan aku benci mengakui bahwa aku benar-benar mencintaimu.

Agustus 2017

dua belas agustus kelabu
Tergoreskan retakan hatimu karenaku
Sedih, gelisah, ingat waktu itu
saat kita dalam satu waktu

Diselip cemasku yang mendalam
Pada gelisah yang kian gusar
cemas dengan keadaamu
Gelisah menanti kabar kondisimu

Aku begitu takut
mendengar suara parau kau disana
Aku takut kau lari dan menghindar
Setelah kesalahan itu terjadi

kegelisahan harus kulewati.
kau sengaja menjadikan sepi
dan entah berapa sepi lagi
sebagai sebuah takaran tuk kembali.

Aku lebih banyak mendapatkan cerita dari sorot matamu
di tengah percakapan kita yang terbatas waktu
Dari sorot matamu pula
aku menyaksikan sebuah kegundahan yang teramat dalam
Aku hanya berkata... Maafkan Aku

Agustus 2017


Hujan kali ini turun dengan kejut
rintiknya membentuk alunan
Butirnya meluruh jatuh di tubuhku
Bersenandung lirih dalam getaran hati nan beku

Menghitung hujan, Aku pun menyukainya
jatuh satu per satu hingga membasah wajahku,
meluruhkan separuh rindu untuk kamu 
Hujan ia sejuk seperti kamu… Iya. kamu…

aku menunggumu di sini, dengan keadaan apapun, 
Lewat tetes-tetesnya di dalam hatiku
lewat suara gemericiknya dalam inginku
melalui rintik kecil kubisikan tentang inginku

dalam rintik hujan saat ini
Aku mengingatmu, merindumu, tanpa henti. 
Sampai.. aku pun tidak sampai kapan
sama seperti waktu kemarin, esok ataupun lusa

Sudirman, Agustus 2017

Dialog dengan Hati

Tak pernah terpikirkan sebelumnya, saat-saat seperti ini akhirnya datang juga.
Ketika diri sendiri merasa terlalu sepi untuk lari dari sunyi, namun terlalu enggan mencari yang mampu mendampingi.
seakan cinta di dalam dada terlampau berharga untuk diberikan begitu saja.
Seakan kosong di dalam hati terlalu kecil untuk bisa kututupi sendiri—padahal tidak.
Semua bagai berpura-pura, namun bukan begitu sebenarnya.
Aku hanya takut terluka, sebab segala cinta yang kukenal, belum ada yang berakhir bahagia.

Semiris itukah cinta yang menghampiri hati? Atau aku yang telah tak berhati-hati menaruh hati?
Jika mencintai berarti memberi hati seutuhnya, aku tidak ingin mempertaruhkannya pada yang meretakkan.
Karena tidak pernah ada yang tahu telah sejauh apa aku memunguti serpihan itu satu-satu, mengumpulkannya, lalu menyatukannya lagi hingga sempurna, hingga tak ada luka.

 Setelah sembuh, lalu semudah itu seorang baru merobohkan hatiku hingga lagi-lagi runtuh?
Aku tahu, tak baik terus begini. Bagaimana bahagia bisa mendatangi, jika membuka hati saja aku tak berani?
 Dengan alasan apapun, yang punya awal pasti kelak berakhir. Meski sudah melangkah paling hati-hati, kuyakin ada saatnya hati akan sakit kemudian sembuh sendiri.
Namun aku lelah terus menerus terjebak pada repitisi yang sama. Seseorang datang, mendekat, sakit, lalu berujung aku, atau dia yang luka..

Jika boleh memilih, aku ingin menggunting peta takdir. Agar tak perlu melalui banyak hati, dan langsung sampai di pelabuhan terakhir. Tapi inilah perjalanan.
Kaki bertugas melintasi dan hati mempelajari apapun yang semesta beri. Sejuta tempat singgah, berkelana hingga berdiam di titik lelah, masing-masing dari kita pasti akan menemukan seseorang yang bisa disebut rumah.

 Bukan soal akhir, bukan soal awal, bukan bagaimana memulainya dan bukan bagaimana caramu mengakhiri. Tapi ini tentang menjalani, bertahan dan mendewasa dalam setiap pilihan.
 Di dasar hatiku pernah terletak beberapa nama.
Di sela-sela tiap mula ada ketakutan yang sama, tentang hubungan yang berujung tanpa bersama. Tapi ini mungkin hanya soal bertoleransi dengan waktu.
Jika cinta sudah mendatangi, sekeras apapun kamu menolak, ia pasti akan menang telak.

Jika ini hanya perihal waktu, aku tahu aku tak pintar menunggu.
Aku tak pintar bersabar, terkadang hanya ingin sampai pada akhir yang bahagia.
Namun barangkali, ini lebih dari itu. Sebab katanya, Tuhan hanya memberi sesuatu jika kita telah betul-betul siap memilikinya.
Mungkin saja ada yang memang belum betul-betul siap—mungkin saja aku, mungkin saja kamu, mungkin saja entah.
Walau terkadang bertanya dan terus bertanya kepada Tuhan, mana janji bahagia mu? Mengapa hanya ujian dan ujian lagi.
meyakini hal-hal semu memang tak mudah, tapi lebih baik daripada menjatuhkan diri pada kesedihan yang salah.
Bersabarlah sebentar saja, wahai hati.. Senyum ya hati jangan jadi kelam lagi...

Dialog dengan Hati


Di kolong langit kita tulis cerita
di hamparan bumi Semua terjalani
Dalam rintik hujan semua terlakoni
kisah bahagia melebihi indah pelangi

aku lelah bila terus begini
ingin menang dari perkasanya kehidupan
di saat naluriku jelas-jelas telah tertindas
jadikanku lemah, jalanku mulai kehilangan arah

Rasakan dengan hatimu
Lihatlah semua dengan jelas
ku tak ingin dipandang hebat
hanya ingin sedikit dihargai

Ketika sebuah kisah harus menjadi rahasia
Tak satupun manusia yang boleh memahaminya
kisah bintang yang pudar,
Kisah angin yang terus berputar

Pada hati yang retak
Akan selalu ada ruang untuk bernafas lega
Rasakan dengan hatimu,Lihatlah semua dengan jelas
mengajarkan kita tentang kepastian dan keteguhan

Depok Agustus 2017

Ketika aku baik aku kalah dengan orang jahat, ada perasaan marah, ketika diriku seolah tak berarti apa-apa. seolah-olah aku tak mampu melakukan sesuatu yang besar. apakah karena sikap, perilaku, kejiwaan dan pikiranku yang berbeda aku ditolak selama ini? tak apa. aku tak lagi perduli. aku sudah tak lagi ingin menjadi baik dan dicintai, mungkin akan merubahku menjadi diri yang paling hitam. aku ingin menjadi kegelapan yang unik. mengembara bersama rasa kosong dan kegelapan yang pekat dalam diriku.

terkadang berfikir kebaikan orang tidak pernah kita anggap atau ingat, nah sebaliknya perlakuan kasar dan nyakitin dari orang lain sering kita ingat.
ingat ini "Si Jahat" selalu diingat kan....pikir lagi deh sapa tau aku yang salah...dan terkadang ada yang memilih untuk jadi "jahat" cuma ingin di "ingat"...
karena setiap dia berbuat baik selalu gak pernah di anggap. Kamu datang disaat Kamu sedih, cuma bercerita tentang rasa sesal Kamu,. sementara si jahat berusaha memperbaiki diri untuk kesekian kalinya dan Kamu maafin untuk kesekian kalinya,.. dan tetep Kamu ingat dan Kamu maafkan..
sementara si baik sekarang cuma bisa Kamu kenang yang hilang sesaat..

ketika menjadi baik itu tak diperbolehkan. maka aku akan menjadi jenius yang paling buruk dan jahat. mungkin disitulah, kebaikan akan muncul dengan wajahnya yang paling terang dan indah, karena orang lain lebih menyukai ketenangannya sendiri daripada menenangkan orang lain. Sekarang aku merasa, Mr Nice guy fall first. aku tidak mau lagi seperti ini! Tidak mau! aku mau jadi orang jahat saja! aku mau mereka semua merasakan sisi lainku, sisi gelapku yang membuat orang lain merasakan betapa jahat dan liciknya aku ini! Pertanyaannya, apakah aku mampu? Apakah aku tega?


Meskipun aku sering berpikir tentang bahagiaku, tetapi terkadang akal sehatku juga bekerja, aku berfikir bahwa aku memang jahat telah merebut segala yang kau miliki

Terkadang tanpa kau sadari dibelakangmu aku sering menangis memeluk bayanganmu dan berbisik “Tuhan kenapa bahagia ini tidak bisa menjadi milikku?”, semuanya mulai terlihat begitu semu, seakan aku ingin pergi jauh bersamamu agar tidak ada orang yang protes terhadap apapun yang kita lakukan, dan ingin membuat bahagia itu utuh permanent menjadi milikku.

Tapi aku kembali tersadar bahwa itu tidak mungkin, aku hanya bisa bertanya “sampai kapan semua ini akan bertahan?”. Terkadang aku terlihat sangat bodoh dengan semua sikapku yang juga selalu menuruti inginku, aku mengetahui banyak hal tentang masa lalumu.

Aku mendengar banyak hal tentangmu dari orang lain yang terlebih dahulu mengenalmu, mereka sering memintaku untuk melepasmu saja, tapi sama sekali semua itu tidak mempengaruhi rasa ini, hatiku selalu berkata “aku gak peduli dengan masa lalu, aku hanya peduli dengan masa kinimu dan berharap juga dengan masa depanmu?”. Sangat bodoh kan???

kebodohan, kegoisan, keinginan, untuk memilikimu sendiri diantara batasan-2x yg membelengu kita.

aku ingin bebas memiliki mu untuk diri ku sendiri, untuk kita. seakan menerobas norma dan etika dunia. karena engkaulah 1 yg teringini.

kadang lelah, capek, penat dalam usaha ku mendapatkan cintamu. tapi aku terus bertahan dalam ingin ku. aku kan terus berkata dengan lantang bahwa aku mencintai mu, kemarin,sekarang,ataupun esok hari... walau kau tap pernah percaya semua itu...

Sebuah Kisah tentang Bintang

;;