IqEwVr5RYHY5lcozd7fQs7f4kHQ
Januari 2018 - Bisik Angin Tuk Bidadari

Jilbab Biru

Jilbab Biru
Gubahan Dari Cerita : Ketika Mas Gagah Pergi

Mas Ariesta Wirastiawan, telah bekerja disuatu perusahaan yang cukup baik. Ia seorang kakak yang sangat baik, cerdas, periang dan tentu saja…ganteng !dahulu Mas Ariesta juga udah mampu membiayai Kuliahnya sendiri dari hasilmengajar privat untuk anak-anak SMA.

Sejak kecil aku sangat dekat dengannya. Tak ada rahasia di antara kami.Iaselalu mengajakku ke mana ia pergi. Ia yang menolong di saat aku butuh pertolongan. Ia menghibur dan membujuk di saat aku bersedih. Membawakan oleh-oleh sepulang Kuliah dan mengajariku mengaji. Pendek kata, ia selalu melakukan hal-hal yang baik, menyenangkan dan berarti banyak bagiku. Karena kami berdua adalah yatim piatu.

sampai saat ini dia Bekerja di suatu perusahaan dan dia juga memiliki kios koran di stasiun, dia melakukan itu untuk membiayai kehidupan ku dan kuliahku. dialah satu-satunya saudara yang kumiliki didunia ini.

Saat memasuki usia dewasa, kami jadi semakin dekat. Kalau ada saja sedikit waktu kosong, maka kami akan menghabiskannya bersama. Jalan-jalan, nonton film atau konser musik atau sekedar bercanda dengan teman-teman. Mas Ariesta yang humoris itu akan membuat lelucon-lelocon santai hingga aku dan teman-temanku tertawa terbahak. Dengan mobil hasil jerih payahnya sebuah
sedan putih ia berkeliling mengantar teman-temanku pulang usai kami latihan teater. Kadang kami mampir dan makan-makan dulu di restoran, atau bergembira ria di Dufan- Ancol. "aku Ingin Membahagiakan Adikku satu-satunya" begitulahmas Ariesta selalu berkata, karena dia sangat menyayangiku.

Tak ada yang tak menyukai Mas Ariesta. Jangankan tetangga, nenek-kakek, orang tua dan adik kakak teman-temanku menyukai sosoknya. "Kakak kamu itu keren, cute, macho dan humoris. Masih kosong nggak sih?" tanya banyak teman ku "Sari, gara-gara kamu bawa Mas Aries ke rumah, sekarang orang rumahkusuka membanding-bandingk an teman cowokku sama Aries lho! Gila, berabe
kan?!""Gimana ya Sar, agar Mas Ariesta suka padaku?"

Dan banyak lagi lontaran-lontaran senada yang mampir ke kupingku. Aku Cumamesem-mesem bangga.
Pernah kutanyakan pada Mas Ariesta mengapa ia belum juga punya pacar. Apa jawabnya?

"Mas belum minat tuh! Kan lagi konsentrasi kerja. Lagian kalau Mas pacaran…, banyak anggaran, . Banyak juga yang patah hati! He..he..he…"Kata Mas Ariesta pura-pura serius. "lebih baik mas biayain buat adikku yang cantik satu ini" mas Ariesta sambil memainkan poni rambutku.akupun hanya bisa tersenyum ringan.

Mas Ariesta dalam pandanganku adalah cowok ideal. Ia serba segalanya. Ia punya rancangan masa depan, tetapi tak takut menikmati hidup. Ia moderat tetapi tidak pernah meninggalkan shalat!
Itulah Mas Ariesta! Tetapi seperti yang telah kukatakan, entah mengapa beberapa bulan belakangan
ini ia berubah! Drastis! Dan aku seolah tak mengenal dirinya lagi. Aku sedih. Aku kehilangan. Mas Ariesta yang kubanggakan kini entah kemana…

"Mas Ariesta! Mas! Mas Arieeesssta! " teriakku kesal sambil mengetuk Padahaltadi aku lihat Mas
Ariesta ada di kamarnya. Kulihat stiker metalik di depan pintu kamar Mas Ariesta. Tulisan berbahasa Arab gundul. Tak bisa kubaca. Tetapi aku bisamembaca artinya: Jangan masuk sebelum memberi salam!

"Assalaamu'alaikum! "seruku. Pintu kamar terbuka dan kulihat senyum lembut Mas Ariesta.

"Wa alaikummussalaam warohmatullahi wabarokatuh. Ada apa sari? Kok teriak-teriak seperti itu?" tanyanya. "Matiin kasetnya!"kataku sewot. "Lho memangnya kenapa?""Sari kesel bin sebel dengerin kasetnya Mas Ariesta! Memangnya kita orang Arab…, masangnya kok lagu-lagu Arab gitu!" aku
cemberut."Ini Nasyid. Bukan sekedar nyanyian Arab tapi dzikir, Sari!""Bodo! "teriakku

"Lho, kamar ini kan daerah kekuasaannya Mas. Boleh Mas melakukan hal-hal yang Mas sukai dan Mas anggap baik di kamar sendiri," kata Mas Ariesta sabar. "Kemarin waktu Mas pasang di ruang tamu, Sari ngambek.., Mas bingung. Jadinya ya dipasang di kamar." iya inilah rumah peninggalan warisan orang tua kami, tidak bagus tapi cukup untuk kami berdua melanjutkan hidup.

"Tapi kuping Sari terganggu Mas! Lagi asyik dengerin kaset Nidji yang baru…,eh tiba-tiba terdengar suara aneh dari kamar Mas!" "Mas kan pasang kasetnya pelan-pelan…""Pokoknya kedengaran!" "Ya, wis. Kalau begitu Mas ganti aja dengan nasyid yang bahasa Indonesia atau bahasa Inggris. Bagus lho!"

"Ndak, pokoknya Sari ndak mau denger!" Aku ngeloyor pergi sambil membanting pintu kamar Mas Ariesta. Heran. Aku benar-benar tak habis pikir mengapa selera musik Mas Ariesta jadi begitu. Ke mana kaset-kaset Nidji, Dewa, Letto, Queen, Glen Fredlynya?" mas Ariesta adalah seorang pecinta lagu JAZZ, kenapa sekaranng menyukai Nasyid.

Aku sekarang berkuliah, di UNJ, Jurusan Akuntansi,dan IP ku termaksud bagus, aku hampir menyelesaikan studi ku, aku sekarang sedang mengulang Mata kuliah yang paling ku benci, audit, dan Statistik bisnis, untuk audit aku telah melakukan pengulangan selama 3 kali. kata mas Ariesta, aku naksir dengan dosennya, jadi aku mengulang terus. aku hanya tersenyum mendengar
penuturan mas ariesta tersaebut

Aku sering curhat dan berbagi dengan mas ariesta, tentang cinta, kampus, pelajaran, atau apapapun, mas ariesta adalah orang yang cerdas, dia sering membantu aku belajar akuntansi, aku selalu salaut dengan kakakku semata wayang itu. dia yang mengambil alih menanggung biaya hidup ami setelahorang tua kami meninggal.

"Wah, ini nggak seperti itu Sari! Dengerin Nidji atau Dewa belum tentu mendatangkan manfaat, apalagi pahala. Lainlah ya dengan nasyid senandung islami. Sari mau denger? Ambil aja di kamar. Mas punya banyak kok!" begitu kata Mas Ariesta. Oala...

Di satu sisi kuakui Mas Ariesta tambah alim. Shalat tepat waktu berjamaah di Mesjid, ngomongnya soal agama terus. Kalau aku iseng mengintip dari lubang kunci, ia pasti lagi ngaji atau membaca buku Islam. Dan kalau aku mampir ke kamarnya, ia dengan senang hati menguraikan isi buku yang
dibacanya, atau malah menceramahiku. Ujung-ujungnya "Ayo dong Sari, lebih feminim. Kalau kamu mau pakai rok, Mas rela deh pecahin celengan buat beliin kamu rok atau baju panjang. Muslimah kan harus anggun. Coba adik manis, ngapain sih rambut ditrondolin begitu!"

Uh. Padahal dulu Mas Ariesta oke-oke saja melihat penampilanku yang tomboy. saja! Mas Ariesta juga tidak pernah keberatan kalau aku meminjam baju kaos atau kemejanya. Ia sendiri dulu selalu memanggilku Sarong, bukan Sari! Eh sekarang pakai panggil adik manis segala!

Ya, dalam pandanganku Mas Ariesta kelihatan menjadi lebih kuno, dengan kemeja lengan panjang atau baju koko yang dipadu dengan celana panjang semi baggy-nya. "Jadi mirip Pak Gino." Komentarku menyamakannya dengan Hansip yang biasa berkeliling lingkungan kami. "Untung aja masih lebih ganteng."

Mas Ariesta cuma tertawa. Mengacak-acak rambutku dan berlalu. Mas Ariesta lebih pendiam? Itu juga kurasakan. Sekarang Mas Ariesta nggak kocak seperti dulu. Kayaknya dia juga males banget ngobrol lama dan bercanda sama perempuan. Teman-temanku bertanya-tanya. Thera, peragawati sebelah rumah
kebingungan. "Sok kece banget sih Mas? Masak nggak mau jabatan tangan samaTasya teman ku? Dia tuh cewek paling beken di sanggar Sari tahu?" tegurku suatu hari. "Jangan gitu dong. Sama aja nggak menghargai orang!"

"Justru karena Mas menghargai dia, makanya Mas begitu," dalihnya,

lagi-lagi dengan nada yang amat sabar. "Sari lihat kan gaya orang Sunda salaman? Santun tetapi nggak sentuhan. Itu yang lebih benar!" Huh, nggak mau salaman. Ngomong nunduk melulu…, sekarang bawa-bawa orang Sunda. Apa hubungannya? " Mas Ariesta membuka sebuah buku dan menyorongkannya kepadaku."Baca! " Kubaca keras-keras. "Dari Aisyah ra. Demi Allah, demi Allah, demi Allah, Rasulullah Saw tidak pernah berjabatan tangan dengan wanita kecuali dengan mahromnya. Hadits Bukhori Muslim." Mas Ariesta tersenyum.

"Bukankah Rasulullah qudwatun hasanah? Teladan terbaik?" Kata Mas Ariesta sambil mengusap kepalaku. "Coba untuk mengerti ya dik manis?" Dik manis? Coba untuk mengerti? Huh! Dan seperti biasa aku ngeloyor pergi dari kamar Mas Ariesta dengan mangkel.

Hasil penyelidikan ku berhari-hari, ternyata mas Ariesta sedang jatuh cinta dengan seroang yang taat, Namanya adalah Hening dwiastuti, seorang yang cantik dan lincah, tapi dia taat sekali, baru kali ini aku lihat mas ariesta begitu jatuh cinta. hal itu yang membuat mas ariesta berubah.

"Mas lagi jatuh cinta ya.." selidiku, "tidak.." mas ariesta menjawab dengan muka yang merona merah. "kalau mba hening siapa mas" dengan nakal ku bertanya kepada mas ariesta. Mas ariesta hanya tersenyum dan berlalu.

"Mau kemana Sari?" tanya mas airesta

"Nonton sama temen-temen. " Kataku sambil mengenakan sepatu.

"Habis Mas Ariesta kalau diajak nonton sekarang kebanyakan nolaknya." "Ikut Mas ajayuk!" "Ke mana? Ke tempat yang waktu itu lagi? Ogah. Sari kayak orang bego di sana!"

Aku masih ingat jelas. Beberapa waktu lalu Mas Ariesta mengajak aku ke rumah temannya. Ada pengajian. Terus pernah juga aku diajak menghadiri tablig akbar di suatu tempat. Bayangin, berapa kali aku diliatin sama cewek lain yang kebanyakan berjilbab itu. Pasalnya aku ke sana dengan
memakai kemeja lengan pendek, jeans belel dan ransel kumalku. Belum lagi rambut trondol yang tidak bisa disembunyiin. Sebenarnya Mas Ariesta menyuruhku memakai baju panjang dan kerudung yang biasa Mama pakai ngaji. Aku nolak sambil ngancam nggak mau ikut.

************ ********* ******

Tertulis sebuah nama dalam diary mas Ariesta "Hening, Sosok muslimah yang menyentuhku qolbuku, aku ingin menjadikannya sebagai istriku" Ternyata mba hening begitu berpengaruh dalam kehidupan mas ariesta, dan ketika kembali membaca diari mas ariesta "aku Ingin menikah, dengan hening, tapi belum ada biaya, dan bagaimana dengan Sari belum lulus kuliah, aku harus menanggung biaya sari, dan aku harus belajar menjadi kepala rumah tangga. "Ya Allahyang maha pengasih lagi maha penyayang bantu lah aku berikan aku jalan atas cobaan yang terindah yang sedang aku hadapi"

"mas Kok sekarang jarang pakai celana jean belelnya, dan sekarang mas ariesta jelek tidak kayak cover boy lagi" celetuku pada suatu hari kepada mas Ariesta. Mas Ariesta cuma senyum. "Suka begini sar. Bersih, rapi meski sederhana. Kelihatannya juga lebih santun."

"mas memang kalau dalam islam tidak boleh pacaran ya" tanya ku sepontan kepada mas ariesta. "tidak kalau islam murni kita tidak boleh pacaran, melihat muka wanita pun tidak boleh, haram hukumnya" mas ariesta menjelaskan kepadaku, "memang kenapa apa kamu lagi jatuh cinta lagi" mas ariesta menanyakan kepadaku.

Menurutku Mas Ariesta saat ini terlalu fanatik. Aku jadi khawatir, apa dialagi nuntut ilmu putih? Ah, aku juga takut kalau dia terbawa orang-orang sokagamis tapi ngawur. Namun akhirnya aku tidak berani menduga demikian. Mas ariesta orangnya cerdas sekali. Jenius malah. Umurnya baru dua puluh empattahun tetapi sudah menyelesaikan kuliah di FT-UI, bahkan sudah bekerja dan memiliki usaha sendiri. Dan aku yakin mata batinnya jernih dan tajam. Hanya akhir-akhir ini dia berubah. Itu saja. Kutarik napas dalam-dalam.

"Assalamualaikum! " terdengar suara beberapa lelaki.Mas ariesta menjawab salam itu. Tak lama kulihat Mas Ariesta dan teman-temannya di ruang tamu. Aku sudah hafal dengan teman-teman Mas ariesta. Masuk, lewat, nunduk-nunduk, nggak ngelirik aku, persis kelakuannya Ariesta.

"Lewat aja nih, Sari nggak dikenalin?"tanyaku iseng.

Dulu nggak ada teman Mas Ariesta yang tak akrab denganku. Tapi sekarang, Mas Ariesta bahkan nggak memperkenalkan mereka padaku. Padahal teman-temannya lumayan handsome.Mas ariesta menempelkan telunjuknya di bibir. "Ssssttt."Seperti biasa aku bisa menebak kegiatan mereka. Pasti ngomongin soal-soal keislaman, diskusi, belajar baca Quran atau bahasa Arab yaa begitu deh!

"Subhanallah, berarti kakak kamu ihkwan dong!" Seru dian setengah histeris mendengar ceritaku. Teman akrabku ini memang sudah hampir sebulan berjilbab rapi. Memusiumkan semua jeans dan baju-baju you can see-nya."Ikhwan? ulangku. "Makanan apaan tuh? Saudaranya bakwan atau tekwan?"
Suaraku yang keras membuat beberapa makhluk di kantin kampusku melirik kami. "Hus..., untuk laki-laki ikhwan dan untuk perempuan akhwat. Artinya saudara. Biasa dipakai untuk menyapa saudara seiman kita." Ujar Dian sambil menghirup es kelapa mudanya. "Kamu tahu Hendra atau Isa kan? Aktivis Rohis kita itu contoh ikhwan paling nyata di kampus ini."

"Oh apakah ini karena pengaruh mba hening, atau memang keinginan mas ariesta untuk menjadi ikhwan ya..?" otak ku terus berfikir mencoba menerka penyebab mas ariesta berubah

"Dian, aku kehilangan kamu. Aku juga kehilangan Mas Ariesta" kataku jujur. "Selama ini aku pura-pura cuek tak peduli. Aku sedih" tututku ke dian, dan dian hanya tersenyum saja. "yan apakah dalam islam kita tidak boleh pacaran, aku menduga perubahan mas ariesta karena sesorang wanita bernama hening, sepertinya mas ariesta sangat menyukai hening, dan itu sebab mas Ariesta
berubah" tanya ku ke dian "Udah deh Sar. Nggak usah bingung. Banyak baca buku Islam. Ngaji. Insya
Allah kamu akan tahu menyeluruh tentang agama kita ini. Orang-orang seperti Hendra, ahmad atau Mas Ariesta bukanlah orang-orang yang error. Mereka hanya berusaha mengamalkan Islam dengan baik dan benar. Kitanya aja yang belum ngerti dan sering salah paham. dan Kalau itu yang menyebabkan
mas Ariesta berubah itu hanya jalanya untuk mas ariesta berubah, yang sebenarnya Allah telah membukakan pintu hatinya, ikhlasin aja, kan mas ariesta sudah dewasa, mungkin sudah waktunya menikah" dian menjelaskandengan bijak tetang pertanyaanku.

Aku diam. Kulihat kesungguhan di wajah bening Dian, sobat dekatku yang dulu tukang ngocol ini. Tiba-tiba di mataku ia menjelma begitu dewasa. "Eh kapan kamu main ke rumahku? Mama udah kangen tuh! Aku ingin kita tetap
dekat Dian mesti kita mempunyai pandangan yang berbeda, " ujar Dian tiba-tiba. orang tua dian sudah menganggap aku seperti anaknya sendiri, karena aku juga menganggap mamanya dian adalah ibuku sendiri

"nginap di rumah, yuk, biar kita bisa cerita banyak. Sekalian kukenalkan dengan Mbak Fika

"Mbak fika?" tanyaku

"Sepupuku yang kuliah di jerman! Lucu deh, pulang dari kuliah di jerman malah pakai jilbab. Ajaib. Itulah hidayah.

"Hidayah." dengan ekspresi bingungku

"Nginap ya.lagian kan sekarang malem mingu, Kita ngobrol sampai malam denganMbak fika!"

"Assalaamualaikum! " Aku mengucapkan salam

˜Eh adik Mas Ariesta! Dari mana aja? selesai kuliah bukannya langsung pulang!" Kata Mas Ariesta pura-pura marah, usai menjawab salamku.

kulihat mas ariesta sedang membaca buku "Mas lagi baca buku apa... Tunjukkin dong, Mas...buku apa sih?" desakku.

"Eiit, eiitt Mas Ariesta berusaha menyembunyikan bukunya. Kugelitik kakinya. Dia tertawa dan menyerah. "Nih!"serunya memperlihatkan buku yang tengah dibacanya dengan wajah yang setengah
memerah.

"Naah yaaaa!"aku tertawa. Mas Ariesta juga. Akhirnya kami bersama-sama membaca buku tersebut "Memilih Jodoh dan Tata Cara Meminang dalam Islam" teriaku. "mas kamu mau nikah ya..?, tanya ku kepada mas ariesta setelah kami selesai membaca buku tersebut.

"sar, mas mau bicara agak serius sar" mas ariesta memasang muka serius kepadaku. "Iya bicara aja, memang kenapa mas" jawabku kepada mas ariesta. "Sar, mungkin mas berkeinginan menikah dengan seseorang ahkwat" terang mas Ariesta kepadaku.

"Sari akhwat bukan sih?"

"Memangnya kenapa?"

"Sari akhwat atau bukan? Ayo jawab" tanyaku manja.

Mas ariesta tertawa. Sore itu dengan sabar dan panjang lebar, ia berbicara padaku. Tentang Allah, Rasulullah. Tentang ajaran Islam yang diabaikan dan tak dipahami umatnya. Tentang kaum Muslimin di dunia yang selalu menjadi sasaran fitnah serta pembantaian dan tentang hal-hal-lainnya. Dan untuk
pertamakalinya setelah sekian lama, aku kembali menemukan Mas Ariesta yang dulu.

Mas Ariesta dengan semangat terus bicara. Terkadang ia tersenyum, sesaat sambil menitikan air mata. Hal yang tak pernah kulihat sebelumnya."Mas kok nangis?"

"Mas jujur mas takut kamu, tidak bisa beradaptasi dengan hening, dengan islam, mas takut tidak bisa membiayakan kamu, kamu adalah adik mas, mas sayang kamu, kamu tanggung jawab mas, kamu rela tidak jika suatu saat mas menikah sar..?" Penjelasan yang dalam dari mas Ariesta, seperti air yangselama ini tersumbat mengalir begitu lancarnya kepadaku. Sesaat kami terdiam. Ah Mas Ariesta yang gagah dan tegar ini ternyata sangat perasa. Sangat peduli

"Memangnya sari ngerti yang Mas katakan?" tanya mas

"Tenang aja. Sari bisa ngerti kok!" kataku jujur.Ya, Mbak fika juga pernah menerangkan demikian. Aku ngerti deh meskipun tidak begitu mendalam. Malam itu aku tidur ditemani buku-buku milik Mas ariesta. dan aku memikirkan tentang keinginan menikah mas Ariesta.

************ ******

3 bulan berlalu, suatu hari mas ariesta berkata kepadaku "Sar besok mas mau meminang Hening, mas mohon doa dari sari, karena sari satu-satunya saudara mas yang mas miliki, besok temani mas ya"
mas ariesta berkata kepadaku. "sari ikhlas mas, sari ridho mas ariesta menikah, karena sudah banyak pengorbanan mas ariesta kepada sari, mas telah menggantikan mama-dan papa"

Dan esok harinya ditemani oleh teman-teman pengajian mas ariesta, kami menuju rumah hening calaon mempelai mas Ariesta, dan mas ariesta mengutarakan keinginan untuk meminang hening dan menikahi hening.

"Assalamualaikum, ya bapak orang tua hening, saya kesini bertujuan untuk melamar hening dan ingin menikah dengan hening, semoga kedatang saya ini mendapat ridho dari Allah" begitulah mas ariesta berbicara kepada orang tua hening, tanpa wali mas ariesta begitu gagah, lembut, tenang dan berwibawa. Acara dirumah mba hening begitu islami, tamu-tamu pun duduk terpisah dengan nuansa islam yang kental. dan dari acara pelamaran tersebut diputuskan akan diadakan pernikahan 5 bulan lagi.

Pernah juga Mas Ariesta mengajakku ke acara pernikahan temannya. Aku sempat bingung, soalnya pengantinnya nggak bersanding tetapi terpisah. Tempat acaranya juga begitu. Dipisah antara lelaki dan perempuan. Terus bersama souvenir, para tamu juga diberi risalah nikah. Di sana ada dalil-dalil mengapa walimah mereka dilaksanakan seperti itu. Dalam perjalanan pulang, baru Mas Ariesta memberi tahu bagaimana hakikat acara pernikahan dalam Islam. Acara itu tidak boleh menjadi ajang kemaksiatan dan kemubaziran. Harus Islami dan semacamnya. Ia juga mewanti-wanti agar aku tidak mengulangi ulah mengintip tempat cowok dari tempat cewek.Aku hanya nyengir kuda.

Tampaknya Mas ariesta mulai senang pergi denganku atau inikah detik-detik sebelum pernikahnya, soalnya aku mulai bisa diatur. Pakai baju yang sopan, pakai rok panjang, ketawa nggak cekakaan."Nyoba pakai jilbab. sari!" pinta Mas ariesta suatu ketika."Lho, rambut sari kan udah nggak trondol. Lagian belum mau deh mas.

Mas ariesta tersenyum. "sari lebih anggun jika pakai jilbab dan lebih dicintai Allah kayak dian,sahabat mu."

"Sari mau tapi nggak sekarang," kataku. Aku memikirkan bagaimana dengan seabreg aktivitasku, prospek masa depan dan semacamnya.

"Itu bukan halangan." Ujar Mas Ariesta seolah mengerti jalan pikiranku.Akumengge lengkan kepala.

********************
Suatu hari diadakan ceramah di kampusku. Dengan penuh kebanggaan kutatap lekat wajah Mas Ariesta. Gimana nggak bangga? Dalam acara studi tentang Islam yang diadakan kampusku yang dibuka untuk umum ini, Mas ariesta menjadi salah satu pembicaranya. Aku yang berada di antara ratusan peserta rasanya ingin berteriak, "Hei itu kan Mas Ariesta-ku!"

Mas Ariesta tampil tenang. Gaya penyampaiannya bagus, materi yang dibawakannya menarik dan retorikanya luar biasa. Semua hening mendengar ia bicara. Aku juga. Mas Ariesta fasih mengeluarkan ayat-ayat Quran dan hadits. Menjawab semua pertanyaan dengan baik dan tuntas. Aku sempat bingung, "Lho Mas Ariesta kok bisa sih?" Bahkan materi yang disampaikannya jauh lebih bagus daripada yang dibawakan oleh kyai-kyai kondang atau ustadz tenar yang biasa kudengar.

Pada kesempatan itu Mas Ariesta berbicara tentang Muslimah masa kini dan tantangannya dalam era globalisasi. "Betapa Islam yang jelas-jelas mengangkat harkat dan martabat wanita, dituduh mengekang wanita hanya karena mensyariatkan jilbab. Jilbab sebagai busana takwa, sebagai
identitas Muslimah, diragukan bahkan oleh para muslimah kita, oleh orang Islam itu sendiri, " kata Mas Ariesta.Mas ariesta terus bicara. Kini tiap katanya kucatat di hati.

Lusa ulang tahunku. Dan hari ini sepulang kuliah, aku mampir ke rumah Dian. Minta diajarkan cara memakai jilbab yang rapi. Tuh anak sempat histeris juga. Mbak Fika yang masih ada ditempat dian senang dan berulang kali mengucap hamdallah.

Aku mau kasih kejutan kepada Mas Ariesta. Mama bisa dikompakin. Nanti sore aku akan mengejutkan Mas Ariesta. Aku akan datang ke kamarnya memakai jilbab putihku. Kemudian mengajaknya jalan-jalan untuk persiapkan tasyakuran ulang tahun ketujuh belasku.

"Mas Ariest! Maasss! Assalaamualaikum! Kuketuk pintu Mas Ariesta dengan riang.

"Mas Ariesta diundang ceramah ke bogor" sebuah surat tergeletak di ruang kamar mas ariesta. Kugaruk-garuk kepalaku yang tidak gatal. Entah mengapa aku kangen sekali sama Mas Ariesta.

"assalamualaikum. ." dian mengetok pintu rumahku, tadi aku sengaja menelphone dian untuk menemaniku karena aku kesepian dirumah sendiri. "Waalaikumsalam wr.wb" sahutku " Dian masuk aja, aku lagi nyuci piring nih" kataku mempersilahkan dian masuk

"Eh, jilbab sari mencong-mencong tuh!" Dian tertawa.Tanganku sibuk merapikan jilbab yang kupakai. Tersenyum pada Dian. Sudah lepas Isya Mas ariesta belum pulang juga.

"Mungkin dalam perjalanan. Bogor kan lumayan jauh.." hibur dian lagi. Tetapi detik demi detik menit demi menit berlalu sampai jam sepuluh malam, Mas ariesta belum pulang juga. "Nginap barangkali, sar." Duga dian

Aku menghela napas panjang. Menguap. Ngantuk. Jilbab putih itu belum juga kulepaskan. Aku berharap Mas Ariesta segera pulang dan melihatku memakainya.

"Kriiiinggg! " telpon berdering.

"Hallo. Ya betul. Apa? Mas Ariesta?"

"Mas Ariesta" Air mataku tumpah. Tubuhku lemas.Tak lama kami sudah dalam perjalanan menuju Rumah sakit pasar rebo. Aku dan dian menangis berangkulan.
Jilbab kami basah.

Dari luar kamar kaca, kulihat tubuh Mas Ariesta terbaring lemah. Kaki, tangan dan kepalanya penuh perban. Informasi yang kudengar sebuah mobil menghantam Motor yang dikendarai saat Mas Ariesta, sedang fotocopy bahan ceramahnya.satu teman mas ariesta, mas hendra tewas seketika sedang Mas
Ariesta kritis.Dokter melarang kami masuk ke dalam ruangan.

Dan Kulihat mba Hening dan beberapa kawan mas ariesta sudah berkumpul disana.. "Sabar ya sar" suara lembut mba hening memberiku semangat. Tanpa kusadari kupeluk mba hening calon kakak iparkku. "terus berdoa untuk Mas Ariesta"

"Bagaimana keadaan kakak ku Dok" tanya ku kepada dokter. "Berdoa saja ya dik.. sekarang kondisinya parah, masih pendarahaan. . darah masih keluar dari kuping dang hidungnya, kondisinya 13%, sedangkan selama ini yang pasien yang bertahan hidup daya peluangnya sekitar 17% jadi dibawah kondisi normal, bantu doa saja semoga ada mukjijat" Dan seketika aku pingsan mendengar
penjelasan dari dokter.

"Sar..sari.. ." terdengar sayup-sayup suara mba hening, " dan kubuka mataku, "dimana aku... bagaimana kondisi mas ariesta" tanyaku sambil terus terurai air mata. "Sabar ya sar.. mas Ariesta telah ditemani ahmad dan kawan-kawan pengajian lainya" mba hening menenangkan ku, "dan untuk sementara aku nginap di rumah kamu, untuk jaga-jaga sar" mba hening memberi tahuku.

"Sar, aku juga sudah ijin sama mamah, dan aku bersama mba fika akan menginap juga disini sar" dian sahabatku berada di samping mba hening.Malam itu, di rumah ku, banyak kawan mas ariesta datang, ihkwan dan ahkwat teman sepengajian mas ariesta menggelar pengajian untuk mendoakan kesembuhan mas ariesta.

"mba hening aku mau ke rumah sakit, aku mau menunggui as ariesta" pintaku kepada mba hening, "Oke besok aku antar sar" jawab mba hening kepadaku.Keseokan a "Dian, Mba fika, saya titip rumah ya, saya mau antara sari kerumah sakit, kebelan saya bawa mobil untuk kesana" mba sari memberi tahu kepada dian dan mba fika.

************ *********

"Dok ijinkan saya masuk k untuk menemui kakak saya" pinta ku kepada suster, "Maaf dik, belum bisa, karena kondisinya belum stabil" jelas suster kepada ku.

" Tetapi saya Sari adiknya, su! Mas Ariesta pasti mau melihat saya pakai jilbab ini." Kataku emosi pada dokter dan suster di depanku. Mba hening merangkulku. "Sabar sayang, sabar." Di pojok ruangan sahabat mas ariesta dengan serius berbicara dengan dokter yang khusus menangani Mas
Ariesta. Wajah mereka suram.

"Suster, Mas Ariesta akan hidup terus kan, suster? Dokter? " tanyaku. "tuhan, Mas ariesta bisa hidupkan, karena dia satu-satunya saudara yang kumiliki" Air mataku terus mengalir.

Tapi tak ada yang menjawab pertanyaanku kecuali kebisuan dinding-dinding putih rumah sakit. Dan dari kaca kamar, tubuh yang biasanya gagah dan enerjik itu bahkan tak bergerak.

"Mas Ariesta, sembuh ya, Mas..Mas..Ariesta, Sari udah menjadi adik Mas yang manis. Mas..Ariesta" bisikku setengah lirih.

Setalah tiga hari kami masih berada di rumah sakit. Sekitar ruang ICU kini telah sepi. Tinggal kami dan beberapa orang sahabat mas ariesta dan seorang bapak tua paruh baya yang menunggui anaknya yang juga dalam kondisi kritis. Aku berdoa dan terus berdoa. Ya Allah, selamatkan Mas Ariesta. Sari, Mba hening,butuh Mas mas Ariesta, eh umat juga butuh juga deh sosok mas ariesta."

"tuhan jika kau berikan kesembuhan pada mas ariesta aku, akan selalu memakai jilbab ini, dan aku berjanji akan merubah hidupku, aku akan lebih mendekatkan diri kepamu Allah" ituklah doa yang kupanjatkan saat sholat tahujud dan sholat hajat ku di koridor rumah sakit

esok Siang tak kusangka Dokter Budi yang menangani Mas Ariesta menghampiri kami. "Ia sudah sadar dan memanggil nama Sari, siapa yang bernama sari "

"Sari" suaraku serak menahan tangis. Pergunakan waktu yang ada untuk mendampinginya sesuai permintaannya. Sukar baginya untuk bertahan. Maafkan sayalukanya terlalu parah." Perkataan terakhir dokter Budi mengguncang perasaan, menghempaskan harapanku!.

"Mas ini Sari Mas.." sapaku berbisik.

Tubuh Mas Ariesta bergerak sedikit. Bibirnya seolah ingin mengucapkan sesuatu. Kudekatkan wajahku kepadanya. "Sari sudah pakai jilbab, kataku lirih. Ujung jilbabku yang basah kusentuhkan pada tangannya."Tubuh mas Ariesta yang Gagah itu bergerak lagi.

"Dzikir Mas." Suaraku bergetar. Kupandang lekat-lekat tubuh Mas ariesta yang separuhnya memakai perban. Wajah itu begitu tenang.

"Sari"Kudengar suara Mas ariesta! Ya Allah, pelan sekali. "sari di sini, Mas" Perlahan kelopak matanya terbuka. "ku tersenyum. "Sari udah pakai jilbab" kutahan isakku.Memandangku lembut Mas Ariesta tersenyum. Bibirnya seolah mengucapkan sesuatu seperti hamdallah.

Kuusap setitik lagi air mata yang jatuh. "Sebut nama Allah banyak-banyakMas, " kataku sambil menggenggam tangannya. Aku sudah pasrah pada Allah. Aku sangat menginginkan Mas Ariesta terus hidup, tetapi sebagai insan beriman sebagaimana yang juga diajarkan Mas Ariesta,aku pasrah pada
ketentuan Allah. Allah tentu tahu apa yang terbaik bagi Mas ariesta.

"Laailaahailla. .llah Muhammad Ra..sul Allah suara Mas Ariesta pelan, namun tak terlalu pelan untuk bisa Ku dengar.

Dan detik-detik seperti ini terus berlalu selama hampir 4 minggu, seorang sahabat mas ariesta memberikan aku sebuah kotak dibungkus kertas kado berwarna pink, dia bilang mas Ariesta pergi ke tukang fotocopy selain ingin memfotokopy bahan untuk ceramah, mas Ariesta juga ingin membeli pita untuk menghiasi bungkus kado yang ingin diberikan kepadaku.

Kubuka dan kudapat kartu ucapan Mas Ariesta. Keharuan memenuhi rongga-rongga dadaku. Gamis dan jilbab Biru langit , manis sekali. Akh, ternyata Mas ariesta telah mempersiapkan kado untuk hari ulang tahunku. Aku tersenyum miris.

Dan Dokter budi, menghampiri ku. "kondisi ariesta sungguh luar biasa, ini suatu kejaiban melihat perkembanganya yang sangat luar biasa, sebenernya kami tim dokter sudah hampir lepas tangan, dan memperkirakan yang terburuk, tapi dia bisa bertahan dan mulai membaik" begitu dokter budi menjelaskan. "alhamdulillah. ." hanya itu yang ucapan yang keluar dari mulutku, dan seketika aku pun sujud syukur kepada Allah karena telah menyelamatkan mas Ariesta ku.

6 bulan berjalan, mas Ariesta telah sembuh total, dan hari ini adalah hari pernikahan mas Ariesta dan mba hening, kupakai gamis dan jilbab yang diberikannya kepada ku saat aku ulang tahun. yang merupakan kado terindah yang pernah diberikan Mas ariesta dan Allah.

"mas terimakasih, atas hadiahnya, dan selamat menempuh hidup baru, mas arista adalah harta ku yang paling berharga"dan kuberikan selamat kepada mas ariesta setelah acara akad, dan kupeluk mas Ariesta dengan lingan air mata kebahagian. Alhamdulliah ya Allah, kau bukakan hidayah yang besar kepadaku! Jilbab Biru itu kembali kuletakan dalam kotak penyimpanan yang terbaik di dalam tempat yang kubuat istimewa, dan jilbab ini adalah harta ku yang paling berharga yang kumiliki.

19 Maret 2008

Cikarang-Sanyo

Catatan: Cerpen ini gubahan dari cerpen "ketika mas gagah pergi" karangan mba Helvy Tiana Rosa. abis cerita nya keren sih

Menikahlah Dengan ku

Jika kau mendapati ku tersenyum
Saat tak apa pun yang terjadi
Abaikan saja aku
Karena aku hanya sedang jatuh cinta

Jika kau mendengar aku bernyanyi dari pagi hingga malam tiba
Itu bukan karena aku jadi gila
Tapi Karena aku sedang jatuh cinta
Cinta kepada dirimu kekasih tercinta

Selalu berharap kau pun merasakannya
Cinta yang bersemi dalam dunia kita
Dan telah menghilangkan lara
Dan membuat diriku sedikit menggila

Hati ini telah menjatuhkan pilihan
Dengan suatu kepastian
Apapun akan kulewati
Untuk membuatmu teryakini

Kuminta padamu Menikahlah dengan ku
Tuk Kita jalani hidup bersama
Untuk menjalani duka dan bahagia
Mendayung bahtera bersama untuk selamanya

Cimanggis-Kelapa Dua Depok 13 August 2007, 22:35
Erwin Arianto
Just come and see my story, just click http://coretanpena-erwin.blogspot.com

Pergilah Cinta
By: Erwin Arianto
Depok, 4 April 2008


Waktu terasa begitu cepat jalannya. Sebentar lagi dia akan berusia 35 tahun. Dan teman-teman lainya sudah asik menimang-nimang anak. Di dalam hati ada kesepian yang sangat. sebenarnya akupun membutuhkan perhatian dan cinta. Namun aku takut memulai. Tak banyak wanita yang ku kenal di sekeliling hidupku. mungkin aku telah patah arang.

Benar kata orang, bila wanita putus cinta, mereka akan bertambah cantik dan bertambah gaya. Bila pria putus cinta makin kusam, hidup ngak teratur dan tampang makin jelek. Itulah yang terjadi pada ku. dalam Masa 3 tahun bersama Wina hilang begitu saja, saat Wina mengabarkan dia menerima tunangan dari mamanya. Baginya itu adalah alasan yang dibuat-buat.

"Wahai jiwa yang berada di dalam rasa dan diriku, apakah aku terlalu banyak berdialog dengan diriku sehingga aku kurang mampu berkomunikasi dengan lingkunganku ? Apakah aku adalah orang yang selalu berpikir picik dalam kehidupan ini? Apakah aku terlalu egois terhadap diriku sendiri?" pertanyaan batin ini menyeruak dan bermain dalam lamunan hati aku pun bertambah hancur.

Ini adalah cinta ke 2 yang kandas. Satu tahun aku menjadi kacau sampai-sampai aku pernah hampir di PHK dari pekerjaan. Sebab jarang masuk kerja dan kalaupun masuk ngak ada kerjaan yang beres pada waktunya. Untunglah atasanku sangat baik padaku dan sering memberi semangat hidup. Kebiasaan minum di bar sudah setahun ini dia hentikan. Dan dia tidak pernah bikin malu lagi dengan teller di bar atau di jalanan.

sering Gelap dalam pikiranku tak seperti terangnya sinar matahari. Kulihat cahayanya menyilaukan mata, panasnya membuat dahi mengeluarkan keringat. Aku hanya bisa mengusap keringat itu dengan lenganku sebagai tanda bahwa aku kelelahan. Mana sempat aku bawa sapu tangan dari rumah dengan kondisiku saat itu. "Ya Allah, sepertinya aku tak sanggup lagi menahan semua ini",
begitulah gelora dalam batinku.

****************

Pukul tujuh sore telah tiba, akupun buru-buru pulang untuk menepati janjiku harus bertemu dengan wina di sebuah resto favoritku. Dan Kamipun duduk berdua di sebuah meja makan. Untuk makan malam.
Cahaya lampu neon berubah wujud wina menjadi bidadari cantik, menggetarkan hati ku. Begitulah kiranya hasil proyektor otak ku. Kulitnya yang putih tak mungkin terbakar oleh sinar itu, , saat-saat seperti ini hatiku

membutuhkanmu untuk memadamkan asmara yang kian memuncak ketika aku merindukanmu setelah 3 tahun berlalu. Isi hatiku pun tak mampu keluar dari mulutka. Ah, yang bisa dilakukannya hanya diam, bicara hanya mampu melalui mimpi atau saat Ia lagi sendiri.

Wina ternyata telah berubah, makin gemuk dan wajahnya tak secantik dulu. Ada raut penderitaan di bola matanya. Setelah selesai makan merekapun bicara ke inti persoalan. Tak terasa ada air mata di wajah Wina. aku pun mendadak terharu. Cerita yang dia lontarkan cukup mengagetkan ku. Aku berpikir Wina pasti bahagia hidupnya.

Ternyata tak seperti perkiraanku. Suaminya ternyata seorang don juan. Punya banyak simpanan wanita. Jarang pulang dan kalau pulang pun hanya pertengkaran yang ada. Sejak anak pertamanya lahir suaminya berubah. Kasar dan suka memukul.

aku hanya terdiam dan tak sanggup berkata. aku adalah orang lain sekarang bagi Wina. Dan semuanya tak akan bisa kembali seperti dulu. aku sadar, tak baik bagiku menjadi orang ketiga di keluarga wina. Itu akan menambah persoalan baru.

Lamunanku kembali buyar.wina menyadarkan aku, mungkin karena hatiku menghibur diriku yang selalu kesepian ini, membuatku dapat tersenyum cerah tanpa beban dihadapan wina.

"gus..maafkan Wina ya. Wina telah menghancurkan hati kamu, dalam hati kecil Wina, Wina masih mencintai kamu. Dan tak akan hilang sampai kapan pun, terimakasih kamu telah mau menemani malam ini". Wina pun mencium pipi ku sebelum berlalu naik taxi pulang.

Tanpa terasa hari sudah kian malam, dan selama dalam perjalanan pulang, aku tak henti-hentinya bersyukur. waktu yang sempit sekali pun harus kusyukur

rembulan malam tepat berada di tengah-tengah ketika nada-nada itu tiba-tiba lenyap digantikan keheningan yang luar biasa. Keheningan yang membawaku menyadari ternyata aku benar-benar sendiri, dan aku yang telah terbiasa sendiri ini menjadi ketakutan, bukan takut karena aku seorang diri disini, tapi takut dengan kesendirianku yang selalu menyendiri, seperti sekarang ini. Aku tetap terdiam merenungi kesendirianku, kenapa aku selalu ingin sendiri ? dan berulang kali aku mencoba untuk bisa hidup dengan orang lain ternyata tetap tidak nyaman tidak seperti ketika aku sendiri. Mungkin aku selalu merindukan kesendirianku.

Aku termenung…aku tak tahu mesti berkata apa. aku pada posisi yang salah. Bagaimanapun rasa suka masih ada. Tapi cinta nya telah hilang buat Wina.Saat aku pulang samar-samar di radio di mobilku terdengar lagu dari "Selamat jalan kekasih... Manis yang berujung perih...Kisah ini terlalu indah tuk jalani ini semua". Tanpa sadar air mataku menetes di pipi. "Tuhan…kuatkan iman hamba" aku berdoa. Dan aku sadari aku pun tidak bisa memiliki wina ku lagi.. pergilah biarkan ku nikmati indah dirimu hanya dalam bayang-bayang sepi.

Aku terus berdoa kepada Allah. "Ya Allah sesungguhnya aku ini lemah , maka kuatkanlah aku dan aku ini hina maka muliakanlah aku dan aku fakir maka kayakanlah aku wahai Dzat yang maha Pengasih" biarkan aku ikhlas dalam melepas wina. takdirmu adalah nya segalanya bagiku. Pergilah cinta dengan rasa yang selalu kujaga. raihlah hidupmu. bukankah cinta tidak harus selalu memiliki. hanya pikiran itu yang ada di benak ku kini.

cerita ini hanya fiktif belaka, jika terdapat kesamaan nama dan kisah adalah tidak disengaja. Saran dan kritik dapat dikirim ke Erwinarianto@ gmail.com

Depok 3 April 2008

Hujan Gerimis

Hujan Gerimis
Hujan gerimis jatuh satu-satu
Membasahi bumi dengan perlahan
Wahai wanita pujaanku
Kau pun datang menyuburkan bunga hati ditaman

kumimpikan kita tuk bersatu
dalam hati ini yang ada hanya dirimu
kau bagai lilin kecil
kau terangi gelap hati yang kerdil

tak pernah percaya ku temukan kau permata
sesuatu yang sangat berharga
yang akan selalu kusayangi dan akan kujaga
kau buat diriku menjadi berharga

wahai wanita pujaanku
tak ada niat ku untuk menyakitimu
ku selalu jatuh cinta dan takan bisa bila tak ada kamu
ku yang selalu merindu dan tak pernah mampu
bila tak ada kamu di dekatkukau lah keajaiban terindah untukku



Erwin Arianto
Untuk Bidadari Hati

"Sudahlah rudi, aku sudah tidak bisa bersama mu lagi, Semua sudah tertutup karena ulah mu sendiri" ujar ainun kepada rudi pagi itu, "Stock Maafku sudah habis untuk mu, kamu selalu menuliskan cerita yang sama untuk ku, kamu selalu meminta maaf tapi kamu mengulangi nya lagi" Ainun mengungkapkan emosi yang ada kepada rudi. Rudi dan ainun bukanlah sepasang kekasih, rudi hanya orang yang mencintai ainun dengan setulus hati, sedangkan ainun dengan segenap hati berusaha menolak rudi. Mungkin sudah satu bilangan masehi rudi berusaha mendekati ainun, selama itu pula ainun selalu menolak rudi, karena ainuin tidak mau menjalin hubungan dengan rudi yang sudah berkeluarga.

Disuatu pagi, "Rudi kamu ya yang mengirim sms teror kepada ku" tanya ainun kepada rudi, "Tidak, aku tidak melakukan itu" ucap rudi menjelaskan semua permasalahan kepada ainun, tetapi ainun yang keras kepala tidak bisa menerima penjelasan dari rudi. "Aku di katain cewek murahan yang bisa di booking" ujar ainun, "Astgfirullah, aku tidak melakukanya ainun, untuk apa?" ungkap rudi kepadanya, "adakah orang lain yang mengetahui kisah hidup kamu selain aku" sambung rudi kepada ainun. "Ya ada, kusuma namanya, aku baru mengenalnya beberapa waktu, tetapi kami hanya teman biasa ngobrol ringan masalah kami, dan aku pun sudah menanyakan kepadanya, masalah ini, diapun katanya di gebuk pakai balok oleh peneror itu, lalu motornya di rampas" jelas ainun kepada rudi. "lalu kamu menuduh aku" ujar rudi kepada ainun. "Tidak rudi, aku hanya bertanya" jawab ainun. "berapa nomer sang peneror" tanya rudi kepada ainun "085612345678, terdaftar atas nama joko, terakhir terdeteksi di daerah simprug itu setelah aku mencari tau lewat teman ku yang bekerja di provider" ujar ainun kepada rudi.

Setelah pertemuan itu rudi pun berfikir apa yang harus dilakukan, "Rudi kamu bisa cari nomer ini dan lokasi dimana" tanya ainun, "Insha Allah" tidak janji ujar rudi kepada ainun. rudi berusaha menghubungi teman kantornya untuk menindak lanjuti permintaan ainun wanita yang di cintainya "Pak agus, saya boleh diskusi" ujar rudi kepada pak agus seorang Debt Collector yang biasa mencari masalah barang tarikan di bank tempat rudi bekerja. "ada apa pak rudi?", tanya agus kepada rudi
"Begini pak teman saya di terroer orang dengan menggunakan nomor provider xxx, bisakah kita melacak nomer tersebut pak" tanya rudi, "Bisa saja kalau kita bekerjasama dengan Polisi, tetapi bayaranya mahal, lalu kenapa bapak tidak melaporkan ke polisi aja" Tanya agus kepada rudi, "Tidak pak saya hanya ingin tahu siapa orang yang meneror teman saya", rudi pun berfikir untuk menghubungi kawanya yang bekerja di provider XXX, tetapi dia tidak menemukan informasi yang di dapat.

"Rudi, kalau kamu susah mendapat nomer si peneror" bisa kah kamu mencari tau siapa kusuma ini, dapatkan informasinya" ucap ainun pada pertemuan ainun dan rudi. "rudi kembali berfikir bagaimana cara mendapatkan terror itu, rudi pun menghubungi kawan nya untuk mencari tau tentang kusuma, rudi melakukan pelacakan sesuai dengan gambaran yang diberikan oleh ainun. "Kalau kamu mau ngomong sama aku malam ini rudi, itu kalau kamu mau menyelesaikan permasalahan kita" ucap ainun, ketika rudi mengatakan ingin menyelesaikan masalah ini kepada ainun. tetapi waktu bersamaan dengan janjian rudi dengan pak agus ke wisma jamsostek untuk mencari tau tentang kusuma, rudi sudah membayar orang untuk mencari tau kusuma untuk keperluan ainun, selama hampir 1 minggu orang suruhan rudi nongkrong di wisma jamsostek untuk mencari tau kusuma. rudi sempat kesal dan tidak percaya kepada orang itu karena belum ada hasil. dan rudi meminta ikut mencari tau kusuma di wisma jamsostek bersama pak agus, pada hari rabu itu, tetapi ainun memaksa rudi untuk bertemu pada saat yang sama. akhirnya dengan terpaksa rudi pun berbohong kepada ainun bahwa ia ada kesibukan lain.
padahal rudi nongkrong di jamsostek dari jam 2 siang hingga jam 10 malam hanya untuk menyakinkan bahwa info kusuma sering menaruh motor disana adalah tidak benar.

Seperti biasa ainun dengan nalar yang luar biasa, marah kepada rudi, "Kamu bohong kemarin bilang ada kesibukan malah kamu cari tau tentang kusuma, coba kamu fikir benar gak informasi seperti itu" tetapi rudi hanya diam disalahin oleh Ainun. "ya sudah hari ini saja kita selesaikan masalah kita, setelah ini kita tidak usah ketemuan lagi ucap ainun" Akhirnya sore itu mereka pergi ke kelapa gading untuk ketemuan dan janjian makan di hanamasa, tetapi kondisi tidak memungkinkan hanamasa penuh dan mereka tidak dapat tempat. yang terjadi mereka berdua bertengkar di mall tersebut, dan mereka melanjutkan makan di saung mengengkin di bekasi dekat rumah mereka. "sudah rudi kamu mau bicara apa" tanya ainun kepada rudi, "aku ingin menyelesaikan semua, aku terlalu mencintai mu ainun", "sudah lah rudi yang menjadi masalah adalah ego kamu, sudah aku ingatkan kamu aku tidak mau sama kamu, kamu bukan tipe aku" ujar ainun, rudi pun berusaha menjelaskkan semuanya. dan mereka pun bertengkar kembali, rudi pun mengantar ainun pulang, di sepanjang perjalanan mereka bertengkar kembali "Itulah kamu rudi, kamu selalu berusaha menang, kamu egois, kamu biasa mendapat kan apa yang kamu mau, tapi tidak untuk hati aku rudi" ujar ainun sambil memukul rudi, mencubit rudi meluapkan kekesalan yang ada kepada rudi.

tapi seperti tom and jerry, setelah bertengkar mereka kembali berbaikan, hal itu karen kedewasaan ainun, yang bisa memaafkan rudi, walau tidak bisa melupakan, "sudahlah rudi aku capek, aku muak dengan sikap kamu" ujar ainun kepada rudi, "Please ainun aku bayar waktu kamu 1 hari untuk dapat menjelaskan semua, tentang perasaan ku" jawab rudi. "Apa lagi akan ada hal yang sama dan selalu berulang, kamu seperti anak kecil rudi" ujar ainun. "Ainun, aku yakin yang melakukan teror ke kamu adalah kusuma"ucap rudi, "Rudi kamu gak boleh picik, gunakan asas praduga tidak bersalah, kusuma pun aku ceritain tapi dia dewasa dan bilang itu belum tentu kamu" ujar ainu.
rudi pun hanya terdiam dan berfikir, aku salah lagi.

"Ainun aku minta waktu ya untuk terakir, aku ingin semua ini berakhir" ujar rudi kepada ainun, "Apa lagi sih yang mau kamu omongin dari dulu kejadian cideng, kejadian sunter, kamu selalu bilang hal yang sama, kamu sampe bawa tuhan mu, apakah aku harus percaya sama kamu rudi" tanya ainun ke rudi, " Iya aku akan selalu mau mengabulkan semua permintaan kamu, selain aku harus meninggalkanu ainun" ucap rudi, "lalu sekarang aku harus percaya kamu lagi" tanya ainun, atas permintaan rudi ainun pun luluh dan mengabulkan permintaan tersebut. dan mereka kembali ketemuan di tempat yang sama sebelumnya ' dari pukul 18-21.30 mereka berdiskusi bertengkar disana "sudah lah rudi sudah malam, aku capek, susah jelasin ke kamu tuh bebel susah di bilangin rudi"

akhirnya komunikasi pun terputus, rudi pun berfikir semua yang tak mungkin kenapa harus dipaksakan, di tengah ke galauan hati rudi memutuskan membuat rencana pelarian dari semua masalah ini, dibuatnya jadwal kerja yang padat yang mengharuskanya keluar kota, "Aku tahu, kamu bilang yang terakhir karena kamu mau membuat jadwal ke luar kota kan rudi" Ainun menebak, iya dalam blog yang dibuat rudi untuk menyimpan semua kenangan mereka rudi menulis " Di suatu titik kamu akan sadar kalau kamu sudah memberikan begitu banyak untuk seseorang, sehingga yang bisa kamu lakukan akhirnya hanyalah berhenti. Pergilah. Bukan berarti kamu menyerah, dan bukan berarti kamu tidak mencoba. Kamu harus mengetahui bedanya determinasi dan keputus-asaan. Apa yang memang milikmu pasti akan jadi milikmu, dan apa yang bukan, sebagaimanapun kamu mencoba, tidak akan pernah jadi milikmu" karena kebiasaan Ainun adalah memblok semua saluran komunikasi mereka.

Ainun adalah wanita cerdas, supel ramah, pintar, cantik, tetapi sedikit keras kepala, Rudi begitu menyayanginya walau tau Ainun selalul menolak rudi berualang kali, tetapi dalam hati rudi selalu bertentangan, karena ratusan kali rudi mencoba untuk meninggalkan Ainun, ratusan kali itu pula rudi gagal move on, tetapi  kali ini tekat rudi sudah bulat untuk menghentikan kisah yang menyakitkan ini.

akhirnya rudi pun pergi tugas ke Semarang selama 1 Bulan, namun apa yang terjadi, komunikasi keduanya intens terjadi rudi sering menelpon Ainun, dan komunikasi terbuka kembali, seperti tom and jerry mereka akhirnya bertengkar kembali, "Kamu tuh sebenernya bukan marah sama aku ainun, kamu marah dengan diri kamu sendiri" tulis rudi di pesan singkat Ainun di WA, "Akan ku buktikan, aku tidak marah dengan diri ku, tapi aku muak sama kamu rudi, tolong pergilah dari hidup ku jangan ganggu aku lagi, kamu telah menghancurkan hidupku" ucap airin kembali, dan mungkin ainun telah marah besar karena kecewa terhadap sikap rudi. dan saluran komunikasi tertutup lagi. mungkin kali ini untuk selamanya.

Tetapi suatu hari ainun membuka komunikasi dengan rudi "Rudi tolong kamu hapus semua blog yang kamu buat, karena foto aku bocor di blog dan peneror mengatain aku menjual diri lewat medsos kemungkinan ini dari blog kamu, kamu harus apus atau aku laporkan semua ke istri kamu rudi" Seperti biasa rudi tidak ada pilihan selain menghapus blog tersebut, dan rudi berusaha mencari tau cara untuk menghapus gambar pada google. Rudi pun browsing di sebuah situs http://erwin-informasi.blogspot.co.id tentang cara menghapus Cara Menghapus Foto / Gambar dari pencarian Google, rudi pun mencoba nya dan ternyata berhasil.

"sudah lah rudi, kali ini aku tidak akan membuka blok wa dan hp kamu lagi, sampai kamu ganti nomer hp aku tersinggung dengan tulisan aku adalah wanita matre, buat apa aku bekerja keras seperti ini, kalau aku main pasti aku sudah resign, kamu bilang ikhlas memberi tetapi ada terpikir di blok kamu tentang aku yang banyak menerima dan memanfaatkan kamu, dan kamu email aku ngatain aku menjadiiin kamu babu saja, emang pernah kamu aku minta kamu lap sepatu ku, pernah aku minta kamu gosokin bajuku, kamu belum berubah rudi, setiap kamu marah kamu selalu ngata-ngatin aku, emang kamu fikir aku robot yang gak punya perasaan, kamu gak mau di marahin tapi aku capek dengan ulah kamu, untuk teror sudah lah biar aku hadapi sendiri, pergilah kamu rudi, aku hanya akan buka WA setiap awal bulan untuk membayar semua cicilan kamu sampai lunas, aku bukan wanita matre" Dan rudi hanya tertunduk menyesali, setalah beberapa waktu di mencoba semua kandas bukan cinta ainun yang di dapat, yang di dapat hanya kebencian ainun yang memuncak kepada rudi.

"cinta memang tidak bisa dipaksakan. Untuk apa memperjuangkan sendiri sesuatu yang harusnya dilakukan bersama-sama? Untuk apa tetap bersama kalau memang tidak ada cinta? Dan untuk apa memaksakan diri kalau menjalani hidup sendiri-sendiri adalah jalan terbaik? Ingat, tidak ada yang bisa mengerti kamu melebihi dirimu sendiri. Kalau mau jujur, sebenarnya cinta bisa dipaksakan, namun yang terjadi kemudian adalah timbulnya sakit hati dan rasa kecewa yang mendalam. Bukankah dua hal itu yang ingin kamu hindari dari perasaan cinta dan hubunganmu" rudi berusaha menenangkan diri dengan browsing hal tersebut. dan mencoba menata hatinya yang remuk redam akibat terlalu cepat dan dalam jatuh cinta kepada ainun. walau dalam hati dia berkata, aku mencintaimu ainun, hari ini esok dan lusa.

Sudirman 30/1/2018


Hujan Pagi ini membawa Duka
Ada hati yang telah tertutup
Ada rasa yang harus padam
ada air mata yang harus diam

Dalam semilir angin membawa hujan
Cerita angin dan kupu hanya amarah
Atas angin yang selalu berhembus kencang
mematahkan sayap kupu yang indah

Kupu sudah terluka
Angin ingin mendekap mengobatinya
tetapi kupu lari bersembunyi dalam kepompong
Angin pun berduka akan semua pristiwa

Angin pun harus melayang
Tanpa ada lagi kupu manis hilang
Kupu dan angin berjalan dalam dunia berbeda
Tak akan ada kisah tertuang dalam rasa

Cinta Sejati

Banyak orang bertanya apakah ada cinta sejati, Tidak ada yang lebih menyakitkan dibanding menyimpan perasaan mendalam pada seseorang. Dia tetap pergi walau tahu bahwa kamu mencintainya. Kenapa semua orang masih menginginkan cinta sejati? Kenapa? Kenapa? Cinta sejati itu pahit!

Dari namanya saja manis, ‘Cinta’. Semua orang mendengarkan kata cinta pasti langsung terbayang angan-angan manis. Cinta itu indah. Cinta itu tiada duanya. Tidak tahukah cinta datang satu paket dengan kesedihan. Ia terlahir begitu adanya. Jadi beroda untuk mendapatkan cinta sejati sama saja seperti mendoakan untuk kedatangan kesedihan itu.

Cinta sejati adalah ketika kau ikhlas akan hal itu karena yang kau mau dari dirinya hanyalah kebahagiaannya. Kau tidak ingin memilikinya. Untukmu tidak perlu baginya untuk mengucapkan selamat pagi setiap hari untukmu. Bagimu, tidak perlu dapat memeluknya untuk melenyapkan asa. Bagimu, tidak perlu baginya untuk melakukan apapun untuk dirimu, karena kau tidak memerlukan apapun dari dirinya; hanya kebahagiaannya.

Coba bayangkan, kau mencintai seseorang. Kau mencintai seseorang tersebut sudah bertahun-tahun. Dia tidak mencintaimu balik. Tapi kau tetap senang mencintainya karena entah kenapa, dari mencintainya saja tanpa ia memberikanmu timbal balik, kau sudah bahagia. Sudah cukup.

Lalu suatu hari ia jalan bersama teman terbaikmu. Teman yang merupakan pelipur lara. Teman dimana ia adalah tempat ceritamu akan gadis yang kau cintai itu. Jika kau bisa bahagia melihat mereka berdua, barulah itu cinta sejati. Tetapi sangat diragukan seseorang mampu melakukan itu. Karena pada dasarnya, itu bukan sifat alami manusia. Menerima dengan lapang dada begitu saja. Begitu mustahil.


Terkadang ada yang berfikir cinta itu tidak ada karena banyak dari kita yang terlalu memilih dan tidak menyadari bahwa ada didekat kita sesorang yang sangat mencintai kita, maka nikmatilah semuanya sebelum semuanya hilang dan kamu tidak akan dapat apa-apa. Jika cinta bisa datang terlambat, yakinlah tidak ada jodoh yang datang terlambat. Jika dia harus pergi dan kita merasa kehilangan, sejatinya bukan karena kesalahan kita yang terlambat menyadari cinta, tapi karena mungkin ada cinta lain yang sedang menunggu kita di ujung sana.

Perubahanmu yang tidak bisa lagi aku terima. Membuat aku harus melawan arus hatiku. Aku harus meninggalkan kisah ini, mengakhirinya untuk sebuah kebaikan. Aku ingin hidup yang lebih berarti lagi, dan dengan melepaskan kisah ini aku bisa menjadi diriku yang lebih baik.

Aku bebas dari jeratan iblis yang membelenggu masa depanku. Aku bisa menyelesaikan apa yang pernah tertunda karena hubungan yang membawa cinta dan benci menjadi satu. Meski sangat sakit, tetapi aku lupakan itu.
Karena setelah sakit ini, aku meyakini akan ada bahagia yang datang dalam kehidupanku. Dan untukmu, yang mengajarkan aku cinta dan benci. Kamu harus tahu sakitnya menjadi aku.
“Karena rasa sakit itu bukan hanya terdiri dari luka, tetapi perjuangan yang tidak dihargai.”
 Tetapi, saat semuanya mengalir apa adanya. Tanpa sebuah tuntutan untuk melangkah maju. Kamu menunjukan sifat aslimu yang sangat tidak aku suka.
Kamu mulai berani main tangan, memburu nafsu dan sesekali melukaiku dengan menunjukan betapa rendahnya harga diriku

Dalam hati aku tidak menginginkan kepergian itu, tetapi aku harus bisa membuat kamu berfikir logis. Aku masih sangat menyayangimu, tetapi kamu harus pergi untuk memperbaiki dirimu. Setelah merasa lebih baik, jangan pernah kembali untuk mencoba menyembuhkan luka ini, karena kamu tidak berhak lagi atas apa yang ada di kehidupanku.

Tapi ya sudahlah takdir sudah tertulis, pergilah jik hanya luka yang kau berikan, pergilah dengan semua cerca dan amarah mu. Biarkan aku mencari damai ku pasti waktu akan menyembuhkan semua ini. Terima kasih atas semua luka yang kau berikan membuatku menjadi semakin dewasa. 

aq bukanlah sampah...
Yg seenakny bisa kau ludahi dg perkataanmu yg menyakitkan...
Aq jg bukan permen karet...
Yg stlh kau hisap manisny lalu kau buang...
Aq seorang manusia...
Yang punya hati...
Yang punya perasaan...
Yang akan sll mrskn luka  yg engkau torehkan..

Namun... bisakah kau ttp mnjg perasaanku...

aku pun tersenyum


aku pun tersenyum
Memandang buku maya itu
tercerita tentang bahagia
Bahagia semua yang tercipta

Awal perjumpaan angin dan Bintang
Atau cerita tentang kupu merah
Tentang sebuah rasa yang teringini
Berjalan dalam sebuah semu ilusi

Saat ku tatap dan kuhitung hujan
Saat aku membenci hening
Saat kau kenalkan aku pada luka
semua berlalu dalam empat purnama ku termenung

Tentang kisah sang penerka
saat Cinta bertepuk sebelah tangan
Saat 12 agustus kelabu
Walau aku temukan goresan rasa di wajahmu

Sekarang hati tak ingin lagi mencinta
Karena aku berada pada asa ingin kau bahagia
Akhirnya semuapun usai, Aku Ikhlas
Semua tertulis dalan buku maya itu

AKu pun menyukai, karena terungkap makna semua
Dan saat ini pun aku bahagia setelah semua luka berlalu
Terbanglah Kupu merahku Tersenyumlah untuk ku,
karena aku tetap akan mencintaimu Kemarin, Hari ini dan Lusa

Sudirman 26012017

menggabungkan Beberapa judul puisi sendiri .. :)

Dalam kala lalu

Dalam kala lalu
Bahwa kita bukan sekedar berjumpa
Melainkan merangkaicerita Yang dicipta
Memaknai dewasa dalam jiwa

Sosok hati itu pergi
melangkah dalam sesal
Ditemani gerimis menari
Melepas yang harus pergi

Aku bahagia
Dengan semua yang berlalu
Dengan Ikhlas MU
Dengan terbebas dari ingin semu

Aku tersenyum
Melihat cerita lalu
Memaknai rasa dalam waktu
Mengihlaskan semua tentang itu

Sudahlah
Semua berawal dari angan angin dan bintang
Dalam perputaran Imagi tentang bidadari
Aku sadar semua tak harus terjadi

Bekasi EA 25012017

Ikhlas Melepas

Kini semua telah berbeda dari hal yang pernah kita sebut sebagai rencana. Kamu telah memilih jalanmu sendiri, sementara diriku juga harus bertahan dengan hidup yang kulalui.

Aku biarkan engkau menjauh, sebab apalah artinya mempertahankan seseorang yang selalu membuat rapuh. Aku belajar pada kenyataan yang tidak pernah kupikirkan sebelumnya. Aku mencari cara untuk memahami apa yang terjadi. Kamu memang tak pernah sepenuh hati. Semuanya hanya perkara akan penerimaan.

Berbulan-bulan sedih telah kusudahi. Langkah-langkah yang sempat terhenti. Tangis yang pecah berhari-hari. Semua keadaan yang tak dapat kupercaya akhirnya terjadi. Dari semua yang berlalu dan kini kita sebut masa lalu.

Aku mencoba menjadikan pelajaran untuk hidup yang tak akan terhenti sebab patah hati. Jalan-jalan akan semakin panjang. Hujan akhirnya akan teduh juga. Perjalanan pun harus tetap dilanjutkan lagi. Hidup nyatanya baik-baik saja tanpa kamu. Bahkan bisa menjadi lebih baik dari hal-hal yang kujalani di masa lalu.

Bukan sebuah penyesalan mengenalmu. Namun, juga tak kusesali karena akhirnya aku benar-benar bisa melepaskan mu. Semua akan baik-baik saja, akan menjadi lebih baik dari yang kamu kira.

Lanjutkanlah hidupmu tanpa aku. Bukankah kamu yang menginginkan melepaskanku? Bahagialah dengan pilihan yang kamu paksakan itu. Hidup akan terus berlanjut dan akupun sudah mengikhlaskan kamu untuk tidak ikut.

Aku akan tetap menemukan jalan baru. Melanjutkan petualang dengan seseorang yang kelak tinggal bersama jiwaku, yang tak akan pergi karna rayu-rayu.

Jika suatu hari nanti takdir mempertemukan kita lagi, maka belajarlah menerima bahwa kamu tidak lagi seseorang yang ada di hati. Seseorang yang pernah kutangisi karena sesak patah hati.

Ingatlah! Jika hujan diibaratkan dengan kegagalan Dan matahari diibaratkan dengan kesuksesan, maka dibutuhkan keduanya untuk menghasilkan pelangi yang indah


Mentari pun telah kembali
Semburat mega menemani
Menemani cerita yang telah usai
Pada Kisah yang tak pernah ada

PAda lembut hembus sang bayu
menenangkan hati tak berbentuk
Ketika sebuah ikhlas adalah mutlak
untuk rasa yang harus dipendam

Pada sebuah ingin yang tak mungkin
kutetapkan sebuah kerelaan
untuk melepaskan kupu pergi
MAka pergi dan Bahagialah kupu

Memandang kepak sayap yang indah
Pada takdir yang telah usai
tak kan kutahan pergimu
Dipaksa pun tak mungkin

tak ada penyesalan
mengerti semua telah tersurat
Menerima takdir tertuliskan
hanya terseyum Maka Pergilah sesuai mau mu
Akhirnya semuapun usai, Aku Ikhlas

Surabaya, 140118

Semua Komunikasi telah ku tutup, sudahlah aku lelah

Ku fikir aku tak akan bosan dengan sikapmu. Entahlah... Mungkin kata 'lelah' lebih pantas menggambarkan perasaanku saat ini.

Ya. Aku lelah untuk mengerti dirimu.

Aku bahagia pernah mengenalmu. Canda tawa yang akan sangat aku rindukan saat jauh darimu. Tapi aku bisa apa?? Bersamamu pun tak berarti apa-apa karena aku pernah ada dalam hatimu. Aku tak punya tempat spesial kecuali sebagi teman.

Harusnya dari awal aku sadar akan hal ini, hingga aku tidak jatuh terlalu dalam dan sesakit ini.

Tapi sudahlah... Toh hatiku telah memilih. Memilih untuk tidak lagi mempertahankan seseorang yang memang diciptakan bukan untukku. Aku pun sudah lelah... Lelah dengan semua ini. Lelah dengan permainanmu.

Bodohnya aku yang terjebak dan tidak tau jalan keluar.

Tidak ku pungkiri rasa itu memang masih ada tapi aku tidak ingin terluka lagi. Semua ini sudah cukup. Cukup untuk membuatku benar-bemar hancur. Hatiku tak bernilai di matamu.

Selelah semua usaha ku untuk meyakinkamu untuk mau berdampingan dengan aku dalam satu ikatan resmi yang selalu kau tampik.

Walau seribu tanya kau seperti mencintaiku, tapi kau lukai hatiku lagi, sudahlah sudah aku putuskan aku berhenti sampai disini, kembali ke dalam hidupku yang tanpamu.

Terkadang aku berfikir kamu hanya memanfaatkan rasa cintaku, dan kau selalu bermain dalam permainan yang sama, tapi bodohnya aku bisa diam dan tak beranjak atas semua itu.

Akupun pasti akan mampu melewati semua, dan memperbaiki hatiku yang rusak dan remuk tak berbentuk, yang tak akan pernah kau pedulikan lagi, sudahlah aku yakin aku mampu melakukan nya. Sudah saatnya kupu beranjak... cari lah bahagia mu....

Tapi sudah kuputuskan saat ini aku dan kamu selesai, seperti semua tak saling kenal sudahlah aku lepaskan kamu dari hatiku, pergilah... terimakasih.

Aku akan Terus mencintaimu Kemarin, Hari ini dan esok lusa
http://coretanpena-erwin.blogspot.co.id/2017/08/aku-akan-terus-mencintaimu-kemarin-hari.html

Yah masih sama seperti kemarin kita bermain dalam ruang yang berbahaya, ruang yang seharusnya sudah tidak boleh terjadi tetapi kita masih melakukanya lagi. setelah 4 bulan aku terjatuh kembali dalam lebak cinta, dan kau seperti biasa hanya diam dan marah dalam rasa mu, marah karena aku mencintaimu, marah karena keadaan yang sudah tidak mungkin. kareana aku telah memlikinya disampingku ketika cinta itu ada untukmu yang aku sayangi.

entahlah aku lupa tentang awal perjumpaan kita setalah sekian lama kamu diam, tetiba kamu kembali menghubungiku, "Abi kapan lo mau nyumbang lagi untuk acara reuni itu, gue cuma mau nagihan aja karena lo udah janji sama anak-anak untuk nyumbang lagi" ujar mu kali itu menagih ku untuk membayar sumbangan untuk acara reuni itu. padahal kamu sebelumnya telah menutup semua media komunikasi kita setalah aku jujur mengatakana aku menyukai mu Airin.

Entah bermula dari sana kita kerap kambali berbincang, walau hanya perbincangan sederhana aku dan kamu, dimana pada awalnya aku sangat bahagia disaat kamu membuka blokiran obrolan chat itu.  aku seprti manusia bodoh yang terus mencintai mu dengan memberi perhatian, walau kau pernah bertanya apa maksud tujuan ku mencintai mu, "Hanya ingin kau menjadi sesuatu yang spesial buat aku," aku tak berani mengatakan apa dan maksud tujuan ku itu.

"Bi, lo jangan pernah datang kirim makanan kerumah gue lagi" dengan sikap tegas mu kamu melarang aku mengirim makanan yang biasa aku lakukan ke rumah kamu, "oke aku tidak akan datang langsung akan ku kirim dengan ojek online" ujarku, aku masih rutin mengirim sesuatu kerumah mu, atau pun kantor mu di bilangan kuningan. dan komunikasi kita terus berlanjut. hingga suaatu saat aku memiliki kesempatan untuk menjemput mu di kantor mu, inilah kali pertama aku membawa mobil untuk menjemput mu.

Aku benci kemacetan karaena pada awalnya aku berniat mengajakmu makan di bilangan kota kasabelangka makan All U can eat, tapi berhubung dengan kemacetan yang luar biasa parah, akhirna kuputuskan untuk membawamu kedaerah pejaten village, di perjalanan kamu pun mengatakan "liat bi, aku suka Casio, bentuknya bagus daya tahanya bagus" sambil kamu menunjukan jam casio kepada ku, "kamu mau?" tanya ku, dan kamu pun bercerita bahwa kamu memiliki jam casio pada saat kamu dibelikan oleh ayahmu, dan jam tangan yang kamu pakai adalah pemberian mantan mertuamu, dan dalam hatipun aku berniat untuk membelian mu jam casio. selepas flyover kuningan kita menuju Pejaten Village, kita makan Hanamasa dan aku senang melihat kamu makan dengan lahapnya. inilah masa yang aku sukai. dalam perjalanan pulangn kamu bercerita meminta bantuan ku untuk membantu mu mencari pekerjaan baru.

Esoknya pun aku googling untuk dapat membelikan mu Casio yang kamu mau, kupilih Casio Sheen type She 3500D-4A, sebua kasio merah, ya warna kesukaanmu merah. Pagi itu aku bertanya kepada teman ku, "Bro ditempatlo lama ada lowongan ga, ada temen gue yang mau cari lompatan karena salary yang kecil", Jaya sahabaku menjawa sepertinya ada bro, coba lo kirim ke gue aja CVnya" Ujarnya kepadaku. Kukabarnakn informasi ini kepada mu Airin, bahwa ditempat kerja teman ku ada lowongan, dan kamu memberikan Password email yahoo kamu ke aku, "Abi, lo tolongin gue ya buat CV dan Surat lamaran, dah lama gue gak buat itu" ujarmu kala itu, "OKe" ujarku dan kamu memberi password email kamu, disanalah musibah datang disana sumber bencana hubungan ku dengan nya bermula. setelah proses pembuatan CV aku lakukan, dan aku pun tertarik untuk melakukan explore Email kami, aku temukan nama-nama aneh dari masa lalu mu, Ada dua nama yang menarik perhatianku, pertama koko, seorang yang menuliskan kata-kata mesra kepadamu, dan kamu pun marah kepadanya "Bagus ya lo blok lagi telp gue, gue bukan dona yang akan meneror kamu" itu ucapan mu kepada koko. tetapi koko selalu menuliskan kata-kata mesra kepada kami "Airin dekat kamu aku senang dan aku seperti merasakan aliran darahmu" itu membuatku cemburu tetapi aku hanya bisa tersenyum kecut kepada kamu.

Tetapi satu bukan dia fokusku, tetapi ada satu email terkirim ke pada satu nama "AJI" iya nama itu yang menarik perhatian ku lebih jauh, dan nama itu yang membawa petaka dimasa depan dalam hubungan kita , kata-kata yang membuat ku berfikir ada apa ini "Aji... gw gk tau hrs gmn lagi sm lo. gw cm pengen ngmng sm lo... gw cm pengen nyelesein mslh itu aj... please jgn bgn... gw bnr2 gk bs diginiin... bs qt ngomong klo lo gk mau ketemuan paling gk by phone... stlh itu terserah lo ji... lo mo benci sm gw ato gk mau kenal lg sm gw... tapi paling gk gw bs ngmng sm lo utk yg terahir... gw udh gk bs tidur slm seminggu ini krn mslh ini... iyaa.. gw akuin smw slh gw... n gw mt maaf... tp tolong lo respon messege2 gw... gw udh gk tau lg gmn crny hub lo... please... ksh gw respon. kl gk bs hari ini... besok... please ji... ksh gw jawaban... sekali lagi gw mt maaf sm lo... please... ksh gw jawaban..." dan aji pun memberikan mu sebuah lembar konfirmasi hotel di bilangan Blok M, dan dunia ku berputar aku marah, aku berprasangka, ada apa ini apa yang kamu lakukan disana

Aku bertanya kepada kamu dan meminta penjelasan kepada kamu tentang masalah ini, diantara marah, sedih, kesal dan kecewa serta praduga aku marah kepada kamu dan aku meminta penjelasan kepada kamu tentang masalah ini, ku tulis dalam sebuah media sosial, sindira-sindiran ku kepada kamu dan Konfirmasi kepada kamu tentang masalah ini aku benci membayangkan apa yang kamu lakukan disana dengan nya dulu kala? kamu wanita yang aku cintai, aku puja pernah kamu melakukan itu dengannya.

Kamu mengatakan bahwa kamu disana di hotel lima bilangan blok M hanya makan dan berbincang dengan nya menyelesaikan permasalahan kamu dengan nya, aku dengan persepsi ku dan logika umum mengatakan, tidak mungkin wanita dan pria yang saling mencintai dalam satu kamar tidak melakukan sesuatu. tetapi kamu dengan sabar kamu menjelaskan kepada ku, tetapi api cemburu itu semakin besar aku meminta penjelasan dengan nada ancaman kepada mu, karena aku tidak percaya apa yang kamu katakan. dan kamu pun marah dang mengatakan "anjing lo, Bi.." dan semenjak itu semua media komunikasi ku pun kamu tutup, tidak adalagi yang bisa kuperbuat hanya menyesal dan membayangkan hal yang tidak ingin ku bayangkan.

Selepas sholat taraweh, aku bertemu dengan Ustaz mansur, mantan guru ngajiku, yang telah lama tidak bertemu dengan nya, dan aku bertanya " Pad Ustad tinggal dimana, boleh aku mampir pak" pak mansur biasa aku memanggilnya, ya sudah mampirlah lah Bi, ujarnya kepadaku kala itu. Esonya. "Assalamualaikum Wr.Wb Pak ini Abi", "oke silahkan masuk bi" ujarnya kepada ku. "Mukamu terlihat kusam Bi, apa kamu ada masalah" ujarnya kepadaku, "Begini Ustadz", beliau memandang wajahku dan berkat "Sudah sana kamu sholat taubat dulu" baru nanti kita bicara lebih lanjut ujarnya kepadaku, dan aku kemushola untuk melakukan sholat taubat, setalah itu beliau menghampiriku "Abi, duduk sini, tetap menghadap kiblat" ujarnya kepda ku, dan beliau melakukan rukyah kepada ku. "Ada Apa pak mansyur" ujarku setelah proses itu selesai, "bagaimana perasaan mu sekarang" ujarnya. "plong dan tidak ada masalah lagi", ujarku. "Itu ada yang menempel sama kamu".

Setelah selasai itu aku pun bercerita "Pak, apakah boleh kita menuduh, berfikiran, menuduh bahwa wanita itu berzina" ucapku, "Bagini abi baca surat nur ayat 4, yang artinya “Dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik (berbuat zina) dan mereka tidak mendatangkan empat orang-orang saksi, maka deralah mereka (yang menuduh itu) delapan puluh kali cambukan, dan janganlah kamu terima kesaksian yang mereka buat selama-lamanya. Dan mereka itulah orang-orang yang fasik.” ucap pak mansur. "kamu kenapa adamasalahkah, apa kamu kemarin seperti orang yang marah atau merasakan sesuatu" tanya ustad mansur, "betul pak" ujarku, "sudahlah sudah saya bersihkan semua, jangan lupa tahajut dan hajat jika kamu punya sesuatu" pintanya, "Pak ustad, apa boleh lelaki itu berpoligami" ucaku, Ustad mansur pun menjelaskan boleh tetapi dengan syarat yang berat, "Abi kamu mau berpoligami tanya ustadz, kalau mau uztad punya kenalan di daerah pondok gede, paras dan prilakunya baik" ucap uztad dengan becanda setengah serius. Dan akhirnya pun aku meminta ijin pulang dari ustad mansur.

Huf aku teringat dengan Airin, dan aku bertekat menyelesaikan masalah ku dengan nya lebaran hari kedua aku kerumahnya untuk silaturahmi, " tetapi airin ingin pergi ke PRJ dengan anak-anaknya aku hanya bersilahturahmi, setelah itu airin berjanji untuk membuka komunikasi ku kembali, akupun sering tidur di masjid untuk tidur ku lihat DP airin kembali ada gambarnya bertanda bahwa komunikasi ku telah dibuka olehnya. "Alhamdulillah, terimakasih atas karunia mu ya Allah" kami pun kembali berkomunikasi setelah pertengkaran yang cukup hebat antara aku dengannya.

"Abi, lo bisa tolongin gue gak" tanya airin kepadaku "Apa" tanyaku kepadanya "Bantu gue buat kirim surat lamaran ke bank recap" disana ada direktur mantan tempatnya bekerja dan menawarkan lowongan kepadanya, akhirnya aku membuatkan lamaran kerja untuknya, dan diapun berhasil janjian interview di bank Recap dibilangan sudirman, "Airin gue anterin ya lo interview" abis itu kita jalan, cari makan yang enak. akupun begitu senang dan browsing cari tempat yang nyaman untuk makan berduanya. ",
Hari Senin aku mengantaranya ke bilangan sudirman tempat dia interview awal dengan pake baju dress, Airin terlihat anggun dan cantik sempurna seperti gadis ABG, walaupun sebenernya dia telah memiliki 2 anak. Tapi tampaknya proses interview di Bank Recap tidak berjalan dengan mulus dan dia hanya mendapat tambahan gaji yang tidak terlalu besar, yang tidak sesuai dengan keinginanya.

Tapi aku berusaha menghiburnya dengan mengajaknya makan di telaga seafood di bilangan cibubur. Alhamdulillah dia menyukainya, dan acara itu pun berjalan dengan lancar, aku mengajaknya mampir ke Mall citra grand dibilangan cibubur, kami bercanda bermain sungguh moment yang indah, aku menyukainya waktu itu, aku membelikanya sepatu untuknya "Kaki gue anomali, gak ada ukuranya" tetapi aku berhasil mendapatkan ukuran yang pas, "tuh kan pas" ujarku. kami pun melihat-lihat jaket yang memang saat lebaran dia menginginkanya tetapi tidak dapat terbeli karena keuanganya hanya cukup membelikan untuk keluarganya, ya Airin menanggung untuk anaknya, ibu, dan adinya, dimana mantan suaminya sudah tidak peduli dengannya. "Ayo kita belli jaket" katany, "Ya Sudah sana beliin saja lo sudah tau ukuran dan corak yang aku mau" ujarnya, tapi aku berfikir aku kan membelikan tetapi lain waktu ketika aku berjumpa denganna. setalah itu aku mengajaknya ke daerah perumahan dimana aku dan istriku seharunya berada tetapi istrikku tidak mau menempati disana dia malah memilih tempat orang tuanya karena anak tidak ada yang menjaganya. Kisah ini memang terlarang karena aku telah memiliki istri."Setelah itu aku membeli ikan bakar kalimantan untuk dibawanya pulang", dan kami makan serabi karena dia menginkan itu. Tapi Cobaan datang ketika perjalanan pulang dia bertanya kepadaku tentang komunikasi ku tentang aji, dan dia marah karena aku tidak mempercayainya dan masih mengungkitnya lagi.

Seminggu diapun diam, aku berusaha menghubunginya meminta maaf kepadanya, akhirnya diapun luluh, aku janjian  aku bercerita banyak kepadanya mencoba menjelaskan tentang masalah aji aku pun menjemputnya berangkat pagi ini dan menjemputnya pulang kerja untuk dapat makan di Pejaten village , dia cantik hari ini, dan kami langsung ke konter jaket, aku membelikannya jaket yang dia mau, dipilihnya jaket berwarna biru dengan ukuran S, wow tampak serasi untuknya, dia memang bidadari yang luar biasa untuku. setelah itu kami berkeliling mencari menu makan malam akhirnya terpilih lah "Tawan" untuk makan malam kami. Setelah makan kami pulang di dalam perjalanan aku ungkapkan semua perasaan ku keapdanya, tetapi bencana kembali terjadi selalu permasalahan yang sama "AJI" nama itu yang selalu mengganggu hubungan kami. Airin sempat kesal dan dia memukul kaca mobil ku dua kali.

Akhirnya aku parkir mobilku di bilangan merdeka kami bercerita banyak hal dan, tiba-tiba tubuh airin pingsan dan terliat kaku, aku panik dan berusaha menenengkan nya, ku belai rambutnya, ku peluk dia, karena aku takut dia kenapa-kenapa "Hai, airin kamu kenapa" ujarku... ditengah pingsanya dia setan mulai memasuki fikiranku, ku kecup bibirnya yang lembur dengan perlahan, dan tiba-tiba airin terbangun dan tersadar, dia memukulku, dia marah "Abi, apa yang lo lakuin, gila lo ya manfaatin momen dimana gue pingsan, gue pacaran selama ini gak ada yang pernah nyium bibir gue, sekarang elo" ujarnya sambil memukul kaca mobil ku sekali lagi., searba salah menyesal tapi jujur hal itu menumbuhkan rasa cintaku yang semakin dalam kepadanya. "Emanng lo kira gue pecun" ucapnya, "lo cuma mau tubuh gue, lo mau tau yang dilakuin Aji" boleh tapi lo bayar, lo harus bayar dapetin tubuh gue" ucapnya marah, dan aku bingung benarkah seperti dia wanita seperti itu?

setelah kejadian malam itu, kami pun bertengkar hebat, dia keukuh menyatakan bahwa dia tidak pernah melakukan apapun dengan "AJI" dia bilang akan membuktikan bahwa dia  tidak pernah sekalipun melakukan hal yang tidak seharusnya seperti yang AJi katakan bahwa dia telah mendapatkan airin "seutuhnya" kami pun bersepakat untuk janjian memesan hotel, hanya untuk menjelaskan apa yang terjadi antara dia dengan "AJI", saat itu bertepatan dangan akan berangkatnya orang tua airin untuk menunaikan ibadah ke tanah suci, dan dia mendapat rotasi dari kantor lama di bilangan kuningan ke lokasi baru. setelah dia menyelesaikan pekerjaanya, kami pun bergegas menuju hotel di bilangan Sunter.

Di dalam hotel diapun bercerita apa yang dilakukan dengan AJi , hanya berceritea masalahnya dan kisahnya dan dia mengakuinya bahwa aji hanya mencium bibirnya saat dia pingsan. tragedi terjadi lagi memangn benar kata orang jika 2 orang di kamar dan ketiganya pastilah setan, setan memasuki fikiran ku kembali, aku memaksanya melakukan hubungan suami istri, walau sudah hampir terjadi tetapi dia mengangis, dan hal itu pun tidak sampai terjadi, walau dia menyesalinya dia menangis dan tidak terima dengan perlakukan ku, sepanjang pulangn dia marah diam dan membisu, aku telah menodai dia sebagai wanita. "Puas lo ya, lo dapet lebih dari Aji", katanya, "Airin dengar,aku salah dan aku menyesal, aku siap bertanggung jawab jika kamu terjadi sesuatu" Ucapku menyesali semuanya., aku memang jahat aku foto airin saat airin pingsan di kamar, ku buat di tertidur hanya tertutup seprai saja. karena apa, aku ingin menikahi nya aku ingin memiliki seutuhnya sebagai istriku hanya itu.

Seminggu setalah kejadian Sunter, Airin terpuruk tidak bisa tidur, terus menangis menyesali tentang apa yang telah terjadi, aku pun menyesali tentang apa yang telah terjadi. aku menyesal, "airin, tuntut gue minta tanggung jawab gue, gue siap nikahin lo" ucapku, "engga bi, gue lebih baik diam daripada gue hancurin rumah tangga lo" ujarnya, dia pun menangis dan terpuruk dia tidak mau makan, dan kondisi badanya drop, aku menyesal, aku salah melakukan itu.

Aku janjian denganya untuk mengantarkan nya lagi pindah lokasi dari lokasi lama ke tempat baru, aku senang dikenalkan dengan teman-teman kantor barunya, mencoba mencari jalan ke arah stasiun, aku bahagia dengan nya, setelah itu kami makan di bilangan cideng, Airin makan Iga Bakar dan aku makan ayam betutu, tapi ternayta sidat jahat ku keluar, aku memaksanya untuk pergi lagi ke hotel untuk menghapus semua bukti yang aku punya tentang nya, tetapi aku sayang dia, seperti yang bisa di bayangkan lagi akuk pun kali itu memaksanya kembali, saat dia sakit aku tetap memaksanya melakukan itu, apa yang kupikrkan saat itu, menambah lukanya kembali, terulang lagi. tetapi di hotel bilangan cawang aku meminta dia memeluku, aku ingin merasakan dicintainya, kami pun bercerita tentang masalah dengan keluarganya, aku membelai rambutnya, menciumi rambutnya, karena rasa cinta ku yang tulus kepadanya. tapi dia semakin marah kepada ku dia marah dan sangat membenci ku semenjak itu.

tetapi airin adalah airin, wanita yang sangat baik hati, dia masih memberi ku kesempatan, kami pun masih berdiskusi panjang lebar, sampai aku ingin mengantaranya di stasiun itu, aku membelikan sarapan untuknya, tapi siangnya kami kembali bertengkar. dan aku putuskan untuk menjemputnya pulang kerja, kami pun mempir ke Mall kalibata  untuk bercerita, tetapi memang sifat ku yang kurang sbar dia sibuk main HP, aku marah dan mengambil HPnya, dia berlari meninggalkan tempat makan itu , dan aku mengejarnya, aku benci dipermalukan didepan orang, sampai akhirnya aku nekat membawa tasnya untuk meninggalkan dia, tetapi langkah ku terhenti aku kasihan terhadapanya aku kembali mencarinya dia tidak ada, aku panik, dan aku diam di stasiun kalibata, ku menoleh ada dia disana, dia diam dan meminta tas dan hpnya yang aku bawa. masih saja aku bertengkar denganya, dan dia bilang "ABi pergilah dari hidupku, itu yang gue minta, pergilah abi,sudah cukup lo menyakiti gue dah gak peduli dengan anceman lo" dan Airin sakit di stasiun itu dia muntah aku mengajaknya kedalam gerbong kereta, aku mengantarnya pulang, walau ku tahu itu lah saat terakhir aku akan bisa menemunya, walau aku masih mencintainya, tetapi hati ku masih tidak bisa, esoknya aku temui dia distatiun dan dia hanya diam tak ada kata-kata keluar dari mulutnya, AKu hanya bisa meminta maaf walau memang sudah terlambat, dan apakah ini memang harus berakhir disini kisahku perjuanganku, keinginan ku, setelah apa yang kulakukan dengan nya, setelah aku menghancurkan hidupnya, Apakah tidak ada kesempatan aku untuk memperbaikinya... Aku akan terus berkata kepada mu Airin, Aku akan Terus mencintaimu Kemarin, Hari ini dan esok lusa, maafkan aku yang tidak pernah bisa mengendalikan keinginan ku untuk terus mencintaimu... aku ingin menikahimu airin dan kita tinggal dalam satu rumah dengan 2 putrimu dan 1 anak laki-laki ku darimu.. I LOVE U SO MUCH MY AIRIN

Kisah ini adalah fiksi, jika ada kesamaan nama kejadian adalah rekayasa penulis
EA, September 2017



Tentang seorang perindu
Tentang kata yang tak dapat mewakilkan
tentang kupu yang selalu terindu
Tentang rasa yang tak bisa berhenti

Sunyipun telah tiba
Diretas jejak-jejak rindu
Pada satu hati tertinggal
Dibiarkannya hal tak terucap

Perihal melupakan, aku tak mampu
Karena tentangmu serupa sang mentari
terbenam hari ini
akan datang lagi dikeesokan harinya

Sekali lagi hanya diam
Waktu dimana aku dan tuhan membicarakanmu
Satu nama tercintai
walau dalam seribu rintang

Lintas imaji ku terdiam
kutitip rasa pada angin
agar ia hembuskan rasa takkunjung padam
riak deras gelombang rindu semakin dalam

EA Surabaya 120118



ketika musim mencinta
akupun terpana jatuh pada lebak hati itu
terpesona tabjuk dengan semua yang ada
terkadang bertanya apakah ini

pada tangan yang pernah kugengam
kutitipkan semua rasa ini yang terlalu lebam
atas semua cinta yang bertepuk sepi
atas cinta sendiri

Pada rambut yang pernah ku belai
memang bukan karena rasa
mungkin belai itu karena terpaksa
tapi aku menikmati rasa

PAda bibir yang pernah ku kecup
entahlah aku tak mengerti mengapa itu terjadi
mungin takdir sehinga aku bisa mengecupmu
sudah lah aku pun tak bisa menjelaskan

Pada tubuh yang pernah ku peluk
harap hati ini bukan fatamorgana
Hanya raga yang termiliki sesaat
tapi bukan tulus sebuah hati

Surabaya 09012018



Pada tanah basah terguyur hujan
ada indahnya sebuah cerita
tentang seorang pencinta biasa
dengan sebuah cinta sederhana

tentang sebentuk hati yang pernah begitu nyaman,
yang hangatnya menenangkan,
pernah begitu aku inginkan,
membisik sebuah nama lirih ditelinga tuhan,

aku msh telalu bahagia dlm kegilaanku tentangmu..
Bagaimana mungkin hatiku bukan lah milikmu
sedang ia penuh sesak akan kerinduan tentangmu.
Memang kau membuatku jadi satu2nya orang gila yang paling bahagia menggilaimu

Merindumu adalah hal yg aneh.
ya setidaknya menurutku,.
aku tersenyum meski sendiri,
merasa ramai sekalipun sepi,

Hingga waktu segalanya terhenti,
kamu yang dulu aku banggakan,
Adalah sesak tak lagi melihatmu lagi disini,
Sebagian aku membisu,

Engkau dan hatimu


Engkau dan hatimu
terluka olehku
Apakah begitu sakit
Maaf ya

Engkau dan hatimu
Mengapa harus sosok ini
Karenakah telah mengisi ruang hampaku
Ataukah melukis kembali sosok yg telah pudar dalam memoriku

Engkau dan hatimu
Aku paham tentang segala keluhmu, kuharap maaflah ganjarannya
Hari ini penyesalan adalah milikmu
Percayalah

Takdir



Takdir adalah Mutlat Milik Allah
Sekuat Apapun kita mencoba
Selama apapun kita menunggu
Sekeras apapun kita bersabar
Sejujur apapun kita menerima
Jika semua tidak tertulis dalam buku kita
maka tak akan terjadi

Berifikir positif  dan terimalah takdirmu

Karena semua sudah tertulis oleh nya
dan tak akan pernah tertukar dengan yang lain

;;