IqEwVr5RYHY5lcozd7fQs7f4kHQ
Sekali lagi ingin menulis tentang Hujan - Bisik Angin Tuk Bidadari

Sekali lagi ingin menulis tentang Hujan. Seharusnya tidak ada yang luar biasa darinya, memang sudah musimnya jika sekarang ini air akan lebih sering turun membasahi jalanan. Aku benci hujan. hujan itu identik lembab, basah, dingin, suram. Apa istimewanya? Membuatku harus lebih sering menghabiskan waktu di balik jendela, memegang secangkir teh hangat, memandang ke luar sana. Ah…lagi-lagi hujan yang membawa pikiranku kemana-mana, membuatku mengingat apa yang seharusnya kulupa.

Entah sudah berapa kali musim hujan aku lewati dengan seperti ini, seperti tidak ada yang menemani, di tengah kerumunan pun terkadang aku masih merasa sepi, merasa sendiri. Kamu lagi, lagi-lagi kamu yang muncul di kepala ini. Jujur sebenarnya aku sudah bosan, bukankah merindukan orang yang nyata-nyata sudah pergi hanyalah akan membuatku payah sendiri? Ah siapa yang peduli, toh sejak kamu pergi aku sudah sangat terbiasa menyimpan rapat-rapat setiap kesedihan dalam hati.

Seperti biasa, hujan kali ini memaksaku mengingat kembali apa yang sudah kulalui, tentang kamu, tentang sakit yang dulu kau beri, tentang rindu yang hanya bisa kupendam sendiri. Tentang bagaimana aku pernah bermutasi seperti zombie, yang hidup tapi sebagian diri tidak lagi berfungsi. Tentang mimpi yang rasanya bisa digapai sedikit lagi, tentang harapan yang berkembang biak dalam angan namun harus diakhiri, tepat setelah kamu pergi.

Sejujurnya aku pun bingung harus menyebutmu sebagai apa. Kamu bukan yang pertama, tapi aku merasa denganmu lah semua bermula. Pastinya kamu bukan yang terbaik, karena yang terbaik tidak akan datang dan pergi seenaknya. Kamu juga bukan yang tanpa cacat cela, aku sudah melihat kekuranganmu dimana-mana. Ah apa pentingnya, toh nyatanya aku cinta! Ya sudah, dipersingkat saja, mungkin kamu lah yang terdalam dari semua cerita.

Tapi lihatlah, bagimu perjuanganku ternyata tidak berarti apa-apa. Kamu pergi dengan seenaknya, kali ini tanpa ada kemungkinan untuk kembali menyapa. Namun jika rindu masih muncul di dada, aku harus menyalahkan siapa? Aku sudah berusaha menjauh darimu semampunya. Saat ini aku tidak lagi tahu dimana kamu berada, sedang melakoni hidup macam apa, mengejar mimpi seperti apa, atau apakah kamu benar-benar bahagia dengan dia yang kamu punya.

0 komentar: