aku sekeluarga telah mengabdi cukup lama dengan cih tjun dan koh Tjia, ayahku adalah buruh jahit dan ibu bekerja sebagai pembantu rumah tangga cih tjun dan koh tjia. aku hanya sebagai supir di empat koh tjia, seorang cina keturunan palembang. aku senang bekerja di tempat koh tjia, karena koh tjia ramah dan memperhatiakan semua pekerja yang ada
"prapto, lu tolong antar si meylin ke kampusnya lo pake, mobil accord hitam gue aja" begitu koh tjia meminta ku mengantar meylin anak perempuan bungsunya untuk ke kampus. "Iya koh.. begitulah jawabanku kepada koh tjia. hari itu tepat tangal 12 mai 1998, saat ini demo sedang marak di ibu kota jakarta, mereka meneriakan penurunan Presiden RI saat itu yang sudah berkuasa selama 32 tahun.
"Prapto, Gue minta tolong lo jagain meylin di kampusnya ya, gue khawatir dengan keadaan saat ini" cih tjun memintaku mengantarkan meylin, Tjih tjun memiliki dua anak Meylin dan Yunan, keduanya adalah wanita yang cantik, meylin sekarang sudah kuliah tingkat akhir di universitas di bilanga
jalan semanggi. dan yunan masih duduk di bangku kelas 3 SMU.
"prap, kita makan dulu yuk" ajak mey sebelum berangkat kuliah waktu itu, makan apa non may, begitu aku memangilnya. sebenarnya ada perasaan suka ku kepada maylin, dia seorang yang baik dan
ramah, tapi aku tahu diri karena aku hanya sopir dari maylin. "stop si prap, gue mau makan dulu, lo mo ikut engga, ini restoran kwe tiaw kesukaan gue lo ikut aja prap, halal kok, gue bayaran deh" ajay maylin kepadaku.
Kwetiaw sapi, halal Aku bisa baca kalau dua dari daftar menu menyediakan kwetiaw campur. Ada pula dikasih nama Kwetiaw campur Singapore. "lo pilih mana prap" ujar mayline. terlihat dirumah makan itu pelayan disana Berteriak-teriak menawarkan makanan “Hainam campur”, “Bakmi…bakmi”, “Hainam campur”, “Boleh…boleh, silahkan”, “Kwetiau?”, “Teh botol, fruit tea, atau apa?” ucap pelayan tersebut seperti mendesak kami untuk memilihnya.
"Tenang prap,gue pilihin lo yang halal, engga ada babi, karena gue tau lo tuh taat banget kan prap" begitu meylin menyodorkan semangkuk kwetiaw sapi. Jepitan-jepitan kwetiaw menunggu masuk
mulut tidak bertahan lama di udara terangkat dari piring. Sehitungan beberapa detik melucur ke
mulut. Ujungnya kusedot dengan tarikan napas sambil memoyangkan bibir. Ujung lainnya yang masih tertinggal di piring kudorong pelan-pelan dengan sumpit. Bibir berminyak-minyak menambah lancar barisan mi itu meluncur ke rongga mulut lalu dikunyah lembut untuk menikmati lama-rama racikan bumbu yang nikmatnya luar biasa. Ingin aku punya istri pintar memasak mi senikmat ini. Mungkin tidak perlu lagi aku makan nasi. Tiga kali sehari hanya makan mi berminyak. dan kubayangkan itu
adalah maylin.
Melelahkan, sebuah hari kerja yang menyebalkan berakhir sudah. Hari ini lalu lintas lebih macet dari biasanya. Jadinya sore ini lalu lintas diatur secara konvensional seperti puluhan tahun silam, dengan tenaga manusia, oleh polisi lalu lintas, . "Non May, bangun ,sudah sampai" ucapku melihat meylin yang cantik telah selesai tugas ku mengantarnya hari ini.
+++++++++++++++++++++++++++
siang itu tanggal 13 may, kebetulan aku minta ijin cuti dari koh tjia, aku memilih beristirahat di rumah, sampai ibuku membangunkan ku "prato bangun nak," ucap ibu "kenapa bu lo tidak ada kerusuhan pagi ini jalan-jalan di blokir banyak rumah-rumah dijarah to, kita bantu Kok tjia dan cih tjun," ibu dan abapak sudah siap-siap membawa grobak kayu yang ditutup terpal. "ayo kita bantu koh tjia dan keluarganya, ibu takut mereka kenapa-kenapa" begitu kata ibu.
"memang ada apa bu, lo tidak tahu hari ini banyak penjarahan, ibu khawatir dengan koh tjia dan cih tjun.", kata ibu kepadaku, "kenapa khawatir?" tanya ku tidak mengerti, kerena koh tjun dan cih tjia bukan siapa-siapa kami. "sudah lah prapto lo bantu ibu dan bapak mencari koh tjia dan cih tjun" ujak ibu menarik tanganku.
Kulihat suasana sangat mencekam hampir setiap orang bertriak-teriak "jarah..jarah.." "bakar.." "Kita bunuh cina.." Wajah-wajah yang kutemui saat berpapasan gelap semua. Memandang hanya lurus
ke depan tidak peduli dengan aku yang menabrak alur arah mereka yang berjalan cepat di tengah kerumunan masa.
"ibu itu koh tjia dan cih Tjun" teriaku. Masih ada gurat kepedihan di wajahmeraka yang kuning pucat. Seperti bulan langsat yang berlayar di depan jendela. Melewati gelombang awan yang hitam, berarak menuju utara. "koh tjia, ayo masuk di grobak kami" ujar ibu, "cih tjun mana" tanyaku kepada koh tjia, "Dia di dalam prapto, lu tolong cari meylin dan yunan ya plapto" koh tjia memintaku mencari kedua anaknya., "mereka dimana koh tjia" tanyaku kepada koh tjia, "yunan masih sekolah, meylin masih kuliah"
"ini plapto.. lu pakai motor gue aja.. gue minta tolong ya plapto" ujar koh tjia" oke koh, aku berusaha mencari yunan terlebih dahulu, karena lokasi sekolahnya dekat dengan konveksi milik Ci
tjun dan koh tjia, dan aku dapati yunan sedang berdiri di pojok sekolahnya keakutan, "Yunan lo ikut gue, koh tjia dan cih tjun sedang diselamat kan ibu" tampaknya yunan masih shok, sepanjang
jalan dia bercerita banyak teman-temannya sesama etnis cina di rampok, dan di todong, bahkan ada
yang diperkosa.
"ibu..pak.." aku memangil ibu dan bapak " iya prapto. ini yunan, apakah koh tjia dan cih tjun ada sudah disini" tanyaku kepada ayah, "iya prapto, koh dan cih telah disini, meraka trauma dengan keadaan yang terjadi, rumah meraka banyak yang menjarah, habis semua yang ada di konveksi' cerita ayah kepadaku, "lo tolong cari meylin ya prap" ucap ibu, "bu tolong minta si joko, untuk bawa
barang-barang di konveksi, untuk keperluan koh dan cih susatu saat untuk berusaha lagi.
"aku berangkat bu" kepada ibu mencari maylin, ku coba menjemput ke kampusnya, dan kucari erputar-putar di dalam kampusnya, yang ada hanya kosong, aku coba mencari wartel, tapi wartel yang ada tutup semua, suasana jalan terlihat lengang, dan hanya kulihat beberapa orang membawa bawaan yang banyak, ya kulihat orang habis menjarah. Sungguh biadab keadaanya, dimana terlihat kerakukaan dan sifat asli dari manusia yang serakah.
Dimana polisi saat ini, dimana aparat yang serahusnya melindungi kami para warga negara, meraka merangsuk masuk seperti seorang pengecut, disaat kami membutuhkan mereka, apakah polisi hanya bisa menilang orang, saat kerusuhan ini meraka menghilang, apakah kerusuhan ini ulah mereka
sempat aku berfikir seperti itu.
disaat aku kebingungan mencari meylin, aku melihat sebuah tas tangan seorang wanita yang terjatuh disana, dan sebuah Hp tergeletak, "Ya Allah maafkan aku mengambil hp ini dari orang yang tidak kuketahui.." aku berdoa kepada Allah, dan meminta maaf karena mengambil hp dari tas yang tergeletak itu, untuk menephone meylin.
Kutekan angka-angka yang menjadi nomer telp meylin, dan alhamdulillah telp tersebut diangkat oleh maylin. "May lu dimana, gue di jalan sudirman sekitar kampus lo" ucapku. "gue di daerah taman sari prap.., tolongin gue, mobil gue dicegat orang-orang, rame disini tolongin gue prap" begitu suara maylin dengan nada yang ketakutan itu, lalu, kupacu motor ini dengan aksi yang nekat dan gila menuju jalan taman sari.
"ini cina, dia cina, ayo kita rampok" kulihat situasi begitu mencekam, banyak orang cina pria yang ditelanjangin dijalan, ada yang dipukulim ada yang dijarah habis toko-tokonya, kebakaran dan
suasana mencekam di sepanjang jalan. "Astagfirullahalazim" ungkapku, kenapa bangsa ku bisa seperti ini, mengapa bangsa ini menjadi liar, berutal, kenapa mesti membedakan etnis cina atau
bukan, bukankah mereka tetap saudara kita satu tanah air.
Kutemukan mobil meylin di pojok jalan, "meylin,.. may... lu dimana may.." teriku mencari maylin, mataku menerawang dan mencari maylin yang tampak hanya wajah-wajah beringas, dengan hasil jarahan ditangan mereka, aku tetap mencari kepojok-pojok ruko taman sari, kulihat beberapa orang sedang menyeret tubuh meylin kesana, tampaknya mereka berusaha memperkosa maylin.
ada beberapa orang yang berusaha membuka baju mayline, dan mayline yang memakai rok, sudah dalam keadaan terlepas sangat mengenaskan keadaanny saat itu, dan kulihat beberapa orang berusah memperkosa meyline, "astagfirullah... apa yang harus kulakukan, mereka ber5 orang yang berusaha memperkosa mayline..." sambil celingak-celinguk kumencari sesuatu, tapi kalau aku maju itu nekat namanya.
Dan aku terpikir untuk menuju mobil tempat maylini, kulihat kunci mobil itu masih menyangkut disana, hanya dasboard mobil itu terbuka dan tas may yang berantakan, ku duga may di berhentikan di tengah jalan dan diseret kepojok ruko itu, karena terdapat sobekan rok may disana, kunyalakan mesin mobil may.. dan ku arahkan kepada orang-orang yang ingin memperkosa mayline.. dan meraka melompat semua, "alhamdulillah, aku datang saat may hampir di perkosa oleh orang-orang tersebut,
ketika may hanya mengenakan bra dan celana dalam saja, ketika sempat kuliahat seorang dari kawanan pemerkosa itu ingin menurunkan celana dalam mayline.
aku berlari dan menggendong may yang dalam keadaan pingsan ke dalam mobil itu, aku berusaha bergerak cepat, sebelum orang-orang yang kutabrak sadar dan bagkit menyerangku. dan langsung ku pacau mobil mayline keluar ke arah sudirman, di perjalanan awal, orang yang mau memperkosa mayline tersebut menimpuki kami, dan beberpa penjarah juga berushaa menghalangi jalan kami,tapi aku berusaha menabrak meraka, karena kalau aku berhenti adalah konyol. ku tinggalkan motor koh tjia disana, karena aku memilih menyelamatkan may.
"may..may.." bangun tepuk ku membangunkan mayline ketika sudah berada di tempat yang aman, keadaan nya sungguh tragis hanya memakai bra dan celana dalam saja, "may.. aku menepuk pipinya" "jangan perkosa gue.. tolong jangan perkosa gue.. gue ini warga negara indonesia, gue memang pcina, tapi gue cinta indonesia" begitu mey berteriak saat aku membangunkannya. "may ini gue. prapto.. may..." aku setengah berteriak memnangunkan mayline.
"prapto.." may berujar.. "iya gue prapto" jawab aku, "prap gue kenapa begini..seakan may sadar dengan keadaan dirinya. "ini may pakai jaket gue" aku kasih jaket itu ke mayline, "terima kasih
prapto" ujar may sambil memeluk akku saat itu "terimaksih lo nolongin gue..." may mengucapkan terimakasih. 'sudah lah may.. ini permintaan koh tjia untuk nyari lo" ucap aku. "Baba dimana prap.." tanya may, "sudah bapak,ibu dan adik lo sudah aman di rumah aku.
"ayo may kita pulang" aku kembali menyalahkan mobil may menuju kerumah. dan dirumah ku kulihat oh tjia, koh tjun, dan yunan adiknya mayline sudah disana, dan beberapa barang berharga dari konveksinya sudah berhasil dirumahku.
*************************************
Beberapa malam dirumah, ku yangs sempit, keluarga koh tjia berada dirumahku, kulihat Mayline masih merenung akibat ketakutan yang amat atas tragedi dirinya hampir diperkosa, atau koh tjia yang selalu diam dan termenung memikirkan nasib konveksinya yang habis terbakar. begitupun koh tjia dan yunan. keluarga bosku semua dirumah kami yang sempit dan sederhana.
Aku mencoba menyalakan televisi kulihat dimana terjadi kerusuhan dan ada berita orang-orang cina anyak di jarah dan diperkosa, Tiba-tiba may menghampiriku dan menyapaku "Prap.. makasih ya lu dah olongin gua dan keluarga gua di ruamah" ucap mayline kepadaku, "sudah jadi tanggung jawab gue ayline, lu dan keluarga dulu yang menghidupi gue dan keluarga gue, sekarang saat nya gua bales budi may.." jawabku. "Menurut lo kenapa gue hampir di perkosaa orang apa salah gue" tanya mayline kepadaku, "karena lo cina.." jawabku, "memang kenapa kalau gue cina? mereka boleh memperkosa gue, apakah mereka lebih memiliki indonesia, tidak kah lu liat cina di indonesia bahu-membahu dengan pribumi membangun indonesia?, malah banyak cina yang lebih nasionalis dibanding pribumi...? Lo lihat pemimpin pribumi yang serakah...?" ungkap meyline tidak percaya dengan apa yang ku katakan.
"ya mungkin sejarah yang membedakan cina dan pribumi, bangsa lo tuh selalu bergelimangan harta, sedang pribumi itu selalu susah, mungkin mereka iri." ucap ku, "prap, lo tahu, bangsa gue cina selalu bekerja keras, hidup sederhana, dan selalu berjuang, kami tidak menjadi kaya karena turun dari langit" ucap may lagi. "lu bener, tapi cina kadang hidup dalam komunitasnya mereka terkesan ekskelusif, mereka tidak mau berbaur" aku menerangkan. "gimana engga mau berbaur, kami selalu dibedakan, kami selalu disulitkan, memang mata kami sipit, kulit kami berbeda, tapi hati kami indonesia" ucap may. "betul.. tapi lo engga bisa merubah persepsi orang disana, karena lo memang cina" ucapku. mayline menjawabku dengan sebuah senyum.
"prapto.. kenapa nolongin gua" tanya mayline, "karena di agama gue islam, kita harus tolong menolong, “…Dan tolong menolonglah kalian dalam kebaikan dan takwa dan janganlah kalian tolong menolong dalam perbuatan dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksaan-Nya“. begitu aku menjelaskan kepada Mayline. tampak meyline begitu menyimak perkataan ku tentang petikan surat al maidah. "prap bukanya orang yang membakar, menjarah, dan hampir memperkosaku juga islam" tanya Mayline kapadaku. "iya tapi mereka tidak menjalankan agama dengan baik mungkin". jawabku. "islam itu damai, islam itu ditakdirkan sebagai rahmat untuk alam" aku mencoba menjelaskan sebisaku.
"prap, orang tua gue tidak pernah memaksaku megikuti agama, tapi aku lihat dari keluarga lo begitu damai, sejuk, dan indah walau keluarga loe itu kekurangan mereka selalu bersukur" ucap mayline, "ya itu lah keluarga kami, karena ayah dan ibu selalu mengajarkan aku bersyukur atas apa yang kami terima" ucapku. "aku lihat kamu tidak pernah melihat aku, dan sewaktu aku dalam keadaan hampir diperkosa, apa sebagai laki-laki kamu tidak tertarik" tannyanya. "kalau aku mengikuti nafsu birahiku aku sangat tertarik dan tergoda tapi Allah melarangku" ucapku, "maksud melarang kamu bagaimana" tanya mayline kepadaku. "Janganlah kamu menghampiri zina , sesungguhnya zina itu amat keji dan jalan yang sesat, bunyi sebuah ayat alquran" jawabku, "sungguh aku terpesona dengan islam prap, maukah loe membimbingku menjadi islam prap" jawab mayline. "apakah kamu sungguh-sungguh may.." tanayaku terprajat.
Dan semenjak itu mayline dan keluarganya mulai menjadi islam, dan suatu hikmah yang terjadi aku dan mayline melangsungkan pernikahan secara islam. enam bulan setelah pernikahan itu, aku bersama keluarga mayline kembali membangun lonveksi dari barang-barang yang dulu sempat kuamankan. walau terkadang Koh Tjia atau bapak mertuaku masih trauma setiap ada kerusuhan kok tjia memilih menutup konveksinya.
Satu pertanyaan dalam hatiku, mengapa kita bangsa indonesia selalu membedakan pribumi dan nonpribumi. bukankan ini tanah air kita, tanah air yang satu tanah air indonesia. bukankah kita hidup di bumi yang sama, di bumi indonesia. dan aku berharap bangsa Indonesia bisa memahami perbedaan. seperti perbedaan aku dan istriku mayline yang berbeda untuk dipersatukan. Semoga Allah menyatukan Indonesia, dan Menjadikan indonesia yang makmur, dan krisis 10 tahun yang lalu tidak akan pernah berulang lagi.
Label: Cerpen
0 komentar:
Posting Komentar