Sebuah ingatan
Tersusun rapi
Dalam relung-relung imaji
terhempas di badai fantasi
Sepenggal waktu berdetik
Merambat, merangkak, dan berlari
Sebuah Elegi yang terpatri
Ada seperti tiada, terus teratapi
Kabut diri menjadi pelangi
Tidak hanya berbuih putih
Tapi teraroma Berwarna-warni
sesuatu mulia, hina, tiada lagi
Tetesan air suci
ikut mengenangi
Setelah kata lagi
kini hanya ada sepi
berpalingkah kau kini
Setelah tiada lagi nyanyi puisi
Adalah makna berharap sunyi
mungkin bukan saatnya kita meratapi
Membiarkan semua terjadi
Cikarang, 16:30 27 Juni 2008
Erwin Arianto
Label: Puisi Cinta
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar