IqEwVr5RYHY5lcozd7fQs7f4kHQ
Bisik Angin Tuk Bidadari

Ahh Kamu lagi...

Ah..kamu muncul lagi setelah 2x31.536.000 Detik aku terus berusaha lari dari semua rasa, dan mencoba membunuh semua harapan yang kulabuhkan kepada mu. kamu tahu di saat kita jatuh cinta, munafik rasanya kalau kita tidak mengharapkan bahwa orang tersebut mencintai kita juga. Segala hal yang ada pada dirinya, mulai dari senyumnya, caranya tertawa, bagaimana tingkah konyolnya, terlihat begitu sempurna di mata kita. Dari situlah, Harapan mulai muncul, bahwa suatu saat nanti, kita mampu menghabiskan waktu bersama dengan dirinya. Membayangkannya saja sudah membuat mabuk kepayang, bagaimana kalau Tuhan mewujudkan mimpi kita menjadi nyata? Bahagia sekali rasanya

When, its impossible, kita mengutuk diri sendiri, mengapa Jatuh Cinta rasanya sesakit ini. Mengapa dia menolak ketika sudah jelas-jelas aku mencintainmu dengan sepenuh hati. serasa mempermainkan perasaan kita yang sudah terlanjur jatuh pada pesona nya. Semua harapan yang telah kita yakinkan, seketika runtuh dan hancur berkeping-keping..

Well, tidak kah kamu aku telah mencoba membunuh kamu, dalam usahaku selama 2x31.536.000 Detik, aku mencoba menyibukan diriku denga menuntaskan study ku dengan baik, mencoba mengganti karir ku, membangun mimpi usahaku, semua berhasil berjalan dengan baik kecuali satu yang merupakan kegagalan terbesarku, yaitu membunuh kamu dalam hatiku, kamu terus ada berkembang dan hidup, aku hanya bisa berusaha mengesampingkan semuanya, bukan menyingkirkan rasa itu atau bahkan menghapus kamu.

Tetiba kamu ada dan kembali marah dan pergi lagi, aku hanya bisa terdiam kaku, kalau memang kamu akan pergi ya sudah pergi saja tapi tolong tak usah muncul lagi. Kamu tahu saat kamu pergi aku berusaha melupakanmu Aku pun sempat tak mau untuk merasa cinta lagi, tapi kamu datang dan aku merasa bahwa aku telah sembuh. Nyatanya kamu tak sungguh-sungguh menyembuhkan dan menggantikan retakan kaca itu, kamu malah membuat kaca yang baru jatuh ke lantai sebelum sempat aku merekatkannya. Dengan mudahnya kamu lari setelah kaca itu berserakan di lantai. Dengan 'bodohnya' aku kembali meratapi kepingan itu.

Aku tau kamu tak selalu manis di hadapanku. Adakalanya kamu terasa begitu menyebalkan dan suka mencari masalah. Dan juga Aku tau berharap pada Manusia adalah Satu tindakan yang wajar, namun terlalu bodoh untuk di lakukan terus menerus, tetapi mengapa aku selalu menjadi bodoh untuk masalah kamu logikaku mati dan aku tak bisa berfikir dengan baik.. ah kamu itu.. Kamu yang masih kusebut terus diujung sajadahku… dan berharap suatu saat nanti aku memberimu mahar penanda suatu yang halal… maybe just my imajinasi….

Dalam perjalanku kutemui seekor kupu lucu, tak pernah sadar akan ada sebuah cerita karena  banyak cerita dalam kehidupan, terdapat beragam sifat dan perbuatan begitu juga makna dari kehidupan itu sendiri. Tanpa memperdulikan panjang usia yang dimiliki, seperti halnya kupu-kupu. Saya yakin semua orang menyukai kupu-kupu, akan tetapi apakah kita juga menyadari bahwa keindahan itu dimulai dari proses yang panjang, dan mungkin sangat menyakitkan.

begitupun awal permulaan bertemu dengan kupu itu aku ragu, aku takut. untuk memulai rasa ini untuknya bagai mengenggam mawar berduri, harumnya memang menenangkan kalbu, tapi durinya pun dapat melukai jariku. aku adalah wayang yang tak berdaya yang menanti digerakkan oleh dalang. Aku hanya bisa pasrah dan berserah. pada akhirnya takperlu waktu lama ketika rasa ini mulai tumbuh, aku kembali terjebak di hempasan gelombang rasa, seperti riak ombak, seperti pasang surut laut. Aku didera rindu dan cemburu, canda tawa dan air mata, harapan dan keputusasaan.

Aku bertanya apakah ketika aku terikat rasa kembali padanya, aku harus mengalami itu semua lagi. Aku berharap rasa ini berbeda, berbeda dengan yang dulu pernah kurasa, yaitu seperti menggenggam mawar, harum sekaligus melukai. Aku ingin rasa ini laksana lentera, yang menerangi sisi kelam dalam ruang jiwa dan memberi damai di hati. Aku ingin rasa ini lebih murni hingga kuasa nafsu tak lagi mengganggu, sehingga andai kisah ini kembali terangkai, alurnya lebih mencerahkan, mendewasakan.

Mencintai kupu-kupu berarti ikhlas membiarkannya tetap terbang kesana kemari, hinggap dari satu bunga ke bunga yang lainnya. Bila kau menangkapnya, kau hanya bisa menikmati keindahan sayapnya tapi pada hakikatnya kau menyiksa dirinya, karena kau telah memenjarakannya, membuatnya kehilangan kebebasannya. Dan tahukah kau sumber kebahagiaan kupu-kupu ? yaitu kebebasannya untuk terbang sesuka hatinya. Bila kau mencintai kupu-kupu, kau hanya bisa merayunya tuk singgah di sekitarmu, karena itu buatlah taman bunga seindah mungkin sehingga dengan keikhlasan hatinya, jiwanya, dia akan mengunjungi tamanmu dan ia akan mempersembahkan tarian lewat kepakan sayap-sayapnya. Itu adalah tanda terima kasihnya, tanda kalau dia peduli, tanda bila dia mencintai.

Kupu-kupu memang tak pernah diam, bila kau mencintainya dan kau berusaha menangkapnya maka dia malah akan terbang menjauh. Semakin kau berusaha mengejarnya maka semakin jauh dia meninggalkanmu, lari darimu. Karena bukankah kau tahu kalau kebebasan adalah kebahagiaan sejati dari kupu-kupu. Biarkan kupu-kupu hidup dalam dunianya, biarkan bakat dan potensinya terus berkembang. Karena tariannya dipersembahkan untuk semesta, untuk matahari, untuk bunga yang bermekaran, untuk iringan awan, untuk hembusan angin. Janganlah kau membuat semesta bersedih hanya karena keegoisanmu. Buatlah dia selalu bahagia, maka semesta akan membuatmu bahagia. Dan mungkin Tuhan memberi tanda dengan seekor kupu lucu sepertinya aku perlu belajar dari kupu-kupu, sepertinya aku perlu belajar mencintai... seperti mencintai kupu-kupu, Maka terbanglah kupu merah lucuku... Aku kan mencintai mu kemarin, hari ini dan esok... tiada yang dapat menghentikan sampai tuhan menentukan selanjutnya.... maka aku akan mencintainya seperti mencintai kupu-kupu...

Halo....

Bagaimana kabarmu...

Melihatmu di dalam pigura maya, seperti melihat sesuatu masa lalu...

mungkin hanya daya hayalku saja, ingatkah Aku yang pernah berlalu di hidupmu, aku yang memintamu untuk selalu tersenyum, aku yang pernah bahagia karenamu, aku yang pernah menjadi orang pertama segala keluh kesahmu. Aku yang pernah selalu di hari-harimu. Aku yang selalu ingin bertemu kamu. Aku yang pernah selalu siap mendukungmu di kala kamu terpuruk. Aku yang pernah mengajakmu untuk bangkit. Aku yang menjadi penyemangatmu meskipun kamu lelah.

Kamu yang dulu selalu membuat hatiku berdegup kencang. Kamu yang selalu menumbuhkan senyum dan bahagia. Kamu yang dulu aku pernah perusaha menggapaimu  dengan segala caraku. Kamu yang dulu menjadi tempat untuk menabung segala rinduku. Kamu yang dulu pernah mencuri hatiku, Kamu yang mampu sekejap mengalihkan duniaku, mimpi-mimpiku dan inginku.

Kamu yang pernah mengukir luka, mendatangkan kecewa, membuat hatiku mendung, air mata yang menguras emosi yang tak terbendung, menguras semua rasa yang ada alam hidupku, tahukah kamu beta besar tembok yang kubangun untuk membendung deburan rindu dan kecewaku ketika kamu pergi... tapi aku akan tetap mengatakan aku tetap mencintaimu kemarin, hari ini dan esok, walau semua terlihat dalam balutan warna yang berbeda...

Seperti katamu cinta tak harus memiliki, cinta membebaskan, terbanglah dan bahagialah itu sudah membuat ku cukup, karena aku tahu semua yang bersayap pasti akan terbang, aku pun bahagia pernah merawat ke pompong mu, sehingga kamu bisa menjadi kupu merah yang indah.... maka terbanglah gapailah mimpimu... aku akan mengiringi hidup mu dengan semua doa yang terbaik.. karena dunia kita sudah berbeda... maka terbanglah kupu merahku... hmmmmmmm....

Sekali lagi ingin menulis tentang Hujan. Seharusnya tidak ada yang luar biasa darinya, memang sudah musimnya jika sekarang ini air akan lebih sering turun membasahi jalanan. Aku benci hujan. hujan itu identik lembab, basah, dingin, suram. Apa istimewanya? Membuatku harus lebih sering menghabiskan waktu di balik jendela, memegang secangkir teh hangat, memandang ke luar sana. Ah…lagi-lagi hujan yang membawa pikiranku kemana-mana, membuatku mengingat apa yang seharusnya kulupa.

Entah sudah berapa kali musim hujan aku lewati dengan seperti ini, seperti tidak ada yang menemani, di tengah kerumunan pun terkadang aku masih merasa sepi, merasa sendiri. Kamu lagi, lagi-lagi kamu yang muncul di kepala ini. Jujur sebenarnya aku sudah bosan, bukankah merindukan orang yang nyata-nyata sudah pergi hanyalah akan membuatku payah sendiri? Ah siapa yang peduli, toh sejak kamu pergi aku sudah sangat terbiasa menyimpan rapat-rapat setiap kesedihan dalam hati.

Seperti biasa, hujan kali ini memaksaku mengingat kembali apa yang sudah kulalui, tentang kamu, tentang sakit yang dulu kau beri, tentang rindu yang hanya bisa kupendam sendiri. Tentang bagaimana aku pernah bermutasi seperti zombie, yang hidup tapi sebagian diri tidak lagi berfungsi. Tentang mimpi yang rasanya bisa digapai sedikit lagi, tentang harapan yang berkembang biak dalam angan namun harus diakhiri, tepat setelah kamu pergi.

Sejujurnya aku pun bingung harus menyebutmu sebagai apa. Kamu bukan yang pertama, tapi aku merasa denganmu lah semua bermula. Pastinya kamu bukan yang terbaik, karena yang terbaik tidak akan datang dan pergi seenaknya. Kamu juga bukan yang tanpa cacat cela, aku sudah melihat kekuranganmu dimana-mana. Ah apa pentingnya, toh nyatanya aku cinta! Ya sudah, dipersingkat saja, mungkin kamu lah yang terdalam dari semua cerita.

Tapi lihatlah, bagimu perjuanganku ternyata tidak berarti apa-apa. Kamu pergi dengan seenaknya, kali ini tanpa ada kemungkinan untuk kembali menyapa. Namun jika rindu masih muncul di dada, aku harus menyalahkan siapa? Aku sudah berusaha menjauh darimu semampunya. Saat ini aku tidak lagi tahu dimana kamu berada, sedang melakoni hidup macam apa, mengejar mimpi seperti apa, atau apakah kamu benar-benar bahagia dengan dia yang kamu punya.

Hatiku mungkin bisa seluas langit yang membentang
Tapi tidakkah kau ingat, bahwa langit pun bisa menangis dalam tetasan hujan
Pada akhirnya aku harus memilih ditinggalkan atau meninggalkan
Hanyut dalam tangis atau ditangisi

Perputaran waktu mengajarkanku tidak ada yang bisa kita ulang kembali
Hingga aku belajar untuk menghargai waktu
Aku melangkah untuk meninggalkanmu
Menerima semua dalam balutan takdir tersisa

Biarkan aku menangis hari ini saja?
Melepas semua perih dan kesedihan
Aku menyadari cinta akan sulit untuk lenyap
Walau wujudnya telah habis

Maka izin kan aku menangis bersama hujan
dalam titisan airnya hadir dalam semua angan
tentang dia, dia yang selalu di hati
kamarin, hari ini dan esok lusa

Dalam kotak sepi

Gerimis menghampiri
Ketika sepi memenjarai
Secangkir rindu menemani

Sebersit rindu merasai
dalam sebersit ingin hati
Wahai kupu merah ini

Hujan meresonasi
Kenangan 180 hari
Ku ingin dia kembali
Dengan senyum indah tiada terperi

Sudirman - Dalam kotak sepi  2018

Ciuman terakhir, terasa seperti tembakau
Aromanya pahit dan sedih
Besok, di kisaran waktu ini
Kira-kira dimana kau berada?
Kira-kira siapa yang kau pikirkan?

Kau akan selalu menjadi orang yang ku cintai
Walaupun suatu hari nanti, aku jatuh cinta dengan orang lain
Aku akan ingat ingat pada cinta
Yang kau ajarkan padaku
Kau akan selalu menjadi yang nomor satu
Ini masih merupakan satu lagu cinta yang sedih
Hingga ku bisa menyanyikan lagu baru

Waktu yang terhenti
Sepertinya mulai bergerak
Ada banyak hal yang tak ingin ku lupakan
Besok, dikisaran waktu ini
Aku pasti menangis
Mungkin aku akan memikirkanmu

Kau akan selalu ada di dalam hatiku
Akan selalu ada tempat di dalam hatiku untukmu
Ku harap aku juga punya tempat di dalam hatimu
Sekarang dan selamanya kau tetap nomor satu
Ini masih meruapakn satu lagu cinta yang sedih
Hingga ku bisa menyanyikan lagu baru

Kau akan selalu menjadi orang yang ku cintai
Walaupun suatu hari nanti, aku jatuh cinta dengan orang lain
Aku akan ingat ingat pada cinta
Yang kau ajarkan padaku
Kau akan selalu menjadi yang nomor satu
Ini masih merupakan satu lagu cinta yang sedih
Sekarang dan untuk selamanya...


By: Utada Hikaru - First Love

;;