IqEwVr5RYHY5lcozd7fQs7f4kHQ
April 2009 - Bisik Angin Tuk Bidadari

Cinta adalah sebuah cinta
Dengan seribu rupa dan warna
Terkadang memberi bahagia
Terkadang membawa nestapa

Karena Cinta adalah cinta sebenarnya
Cinta adalah sebuah kemenangan hati
Cinta adalah memberi tanpa diminta
Cinta adalah sebuah Bahagia diri

cinta adalah adalah cinta terjalani
menembus batas relung imajinasi
Menembus batas batas nurani
Menemus ruang yang terperi

Begitupun cinta tetap cinta
karena cinta adalah keikslasan
Karena cinta adalah sebuah kedalaman rasa
Karena Cinta Bukanlah sebuah Nafsu belaka

dan Cinta tetaplah cinta
Tanpanya hidup terasa hampa
Dengannya hidup penuh cita-cita
Bersamanya hidupkan lebih bermakna

Depok, 29 April 2009
Http://coretanpena-erwin.blogspot.com

Kakek Tua

Dipojok sana aku sering melihatnya dengan semangat pantang menyerah, Kakek tua itu menjajakan Jasa untuk bekerja apapun, dengan modal pengki , dan Sebuah cangkul yang selalu digenggamnya untuk mencari rezeki. Pernah suatu waktu aku mempekerjakanya untuk membantu membersihkan halaman rumah yang tak seberapa."Pak, Bisa bantu saya membersihkan halaman rumah" sapaku saat itu.

Dengan senym sumringah kakek tua itu bekerja membersihkan halaman rumahku, dan dengan rajinya dia bekerja tanpa mengeluh \. "pak ini ada Pisang goreng, dan Kopi" sepintal lalu aku memberi makanan kepada kakek tua itu karena aku tahu bahwa membersihkan rumah ku memang melelahkan. Setelah selasai semua, "berapa saya harus membayar bapak" tanya ku setelah selesai dia merapihkan semua pekerjaanya. "terserah Anak saja" jawabnya singkat, walau dari wajahnya aku lihat sebuah senyuman berharap. Dua Lembar uang ratusan ribu kepadanya. "tidak salah nak, ini terlalu banyak" ucap kakek itu. "terimalah kek, sebagai ucapan terimakasih saya" ucapku memperhalus maksud membantunya.

ketika Langit masih terlihat kelam. Semburat awan kelabu masih mewarnai birunya langit. Pohon – pohon terlihat basah dengan butir – butir air yang masih menempel di daun. Cekungan air berwarna coklat terbentuk pada ruas jalan yang berlubang. Tiap harinya jalan yang sudah berlubang di sana - sini itu, dilalui banyak kendaraan dari truk pengangkut pasir sampai sepeda. Tapi pagi ini, hanya satu dua kendaraan yang terlihat melewati jalan ini, mungkin karena hujan yang baru saja turun.

Di sisi jalan inilah, setiap hari Kakek tua itu berjalan menyusuri tepian jalan, mencari rezeki demi keluarga dengan menjual kayu bakar. Tubuhnya kurus kering, pakaiannya kumal, deretan giginya sudah tidak utuh lagi dan barisan rambut putih telah memenuhi seluruh kulit kepalanya. Walaupun begitu, semangat kakek untuk bekerja tak pernah surut. Seperti semangatnya ketika membela tanah air di masa perjuangan.

Dulu, dengan gagah berani, kakek tua itu pernah bercerita bahwa dia bersama pejuang lain berhasil melawan penjajah dalam peristiwa Hotel Yamato di kota pahlawan ini.Pertempuran sengit di hotel yang kini bernama Hotel Majapahit itu berawal dari penjajah yang berani mengibarkan bendera merah putih biru di atas Hotel Yamato. Saat itu, semua arek Suroboyo merasa terhina dan bertekat mengganti bendera itu dengan bendera merah putih milik Indonesia.

Pertempuran hebat tak bisa dihindarkan, dengan senjata seadanya, mereka melawan penjajah yang bersenjatakan pistol. Beberapa
arek Suroboyo mencoba mempertaruhkan nyawa mereka, termasuk sang kakek, dengan memanjat dinding Hotel Yamato dan berusaha merobek warna biru dari bendera tersebut. Penjajah yang tak mau kalah, menembaki dari bawah semua pejuang yang berusaha memanjat menuju atap hotel. Banyak pejuang yang gugur bersimbah darah dengan pekik perjuangan yang masih menyala. Tapi, akhirnya mereka berhasil merobek warna biru dari bendera tersebut dan menjadikan sang merah putih berkibar di sana.
Sang kakek masih ingat peristiwa itu. Bagaimana kerasnya ia dan teman – teman seperjuangan berjuang mempertahankan kemerdekaan, bagaimana ia melihat satu per satu temannya gugur bersimbah darah dan bagaimana ia dan pejuang lainnya mengusahakan hidup merdeka untuk generasi selanjutnya.

Hingga hari tuanya tiba, tiada kebahagiaan yang berarti selain melihat Indonesia tersenyum. Walaupun tanda penghargaan tertinggi sebagai pahlawan tiada disandangnya. Sambil terus berjalan menyusuri jalan, sambil membawa pengki dan sebuah pacul kakek tua itu berharap ada orang yang memekai jasanya untuk pekerjaan apapun

Sang mentari mulai membagikan kembali sinarnya hari itu tak satu pun orang memkai jasanya. Jalanan yang tadinya lengang dan hanya satu dua kendaraan saja yang lewat menjadi sedikit lebih ramai. Beberapa truk pengangkut pasir lewat dengan pasir bawaannya yang menggunung. Di sampingnya ada pengendara motor yang melaju dengan kecepatan tinggi. Sang pengendara yang tidak sabar berusaha mendahului truk tersebut. Truk pengangkut pasir yang tidak siap dengan keadaan ini, tak bisa mengerem mendadak sehingga kehilangan kendali dan menabrak pengendara motor itu. Motor tersebut langsung terlempar ke sisi jalan dan……. Brakk!!!

Semua orang di sekitar tempat kejadian segera berlari untuk melihat apa yang terjadi. Sesosok tubuh kurus kering dan bersimbah darah tergeletak di dekat motor yang tadi terlempar, beberapa kayu bakar yang basah, jatuh berserakan di dekatnya. Di dekatnya lagi terdapat sang pengendara motor dengan helm yang masih melekat di kepalanya yang sudah tak bernyawa lagi. Orang – orang hanya bergumam, “ Kasihan kakek tua itu “
Gemuruh petir kembali menggema. Sinar sang mentari tak mampu menghalangi sang langit untuk menangis. Rintik – rintik hujan turun perlahan. Mengiringi kepergian sang pahlawan yang dulu telah mempertaruhkan hidupnya demi generasi muda. Kembali ke Sang Pencipta dengan seribu jalan kebaikan.

Tiada kata yang bisa menggantikan arti pengorbanannya. Yang setia bertaruh jiwa raga, meskipun kata “Sang Pahlawan” tiada dikenang orang. Walaupun kini hanya kata “Si penjual kayu bakar” yang melekat di hati orang,tapi tidak di masa lalu. Saat itu kata “Pahlawan”-lah yang melekat di hati mereka. Selamat jalan Pahlwan ku, selamat jalan Kakek tua... tering doa yang kuucapkan padanya...

pada Suatu Cinta

Malam menghadirkan jelaga bagai jubah hitam dalam rimba . Tak ada noktah gemintang seperti mata peri langit. Sementara kepungan awan tiap sebentar meniriskan gerimis, dan mengusir berpasang-pasang kaki kecil berceloteh riang pada sudut kamar. Aku masih teronggok pada salah satu kenangan silam kita. Betapa banyak remah kepengecutan ku yang menabur di atas luka yang kian hari melebar di hati kita.

Aku duduk termenung menatap hamparan semburat jingga, langit masih menyisakan sisa-sisa hujan sore tadi. Udara dingin mengusap lembut punggung kala aku sedang duduk di Aku terduduk di pojok kamarku, menatap setiap tetesnya. dan tangan ini tetap menekan indah tuts keyborf komputerku menulis sesuatu kutujukan untukmu Angin berhembus membawaku pada kenangan silam saat kita berbagi tawa dan cerita.

Kekasihku, jika engkau membaca e-mail ini, cobalah untuk mulai belajar melupakanku. Aku tahu kenyataan itu memang pahit dan berat buatmu, terlebih lagi buatku. Masih tak lekang oleh waktu saat kita pertama bertemu dibawah jembatan itu kita pertama berjumpa Kamu datang ke arahku dengan pesona kemilau kewanitaan mu yang segera memporak-porandakan hatiku seketika dalam hitungan detik. Aku tak sempat berkata apa pun, saat dengan sopan dan bersahaja, kamu mengajakku untuk menunaikan panggilan Ilahi secara berjemaah, Hatiku tak mampu memungkiri bahwa, aku jatuh cinta padamu pada pandangan pertama.

sejak pertama berjumpa dengan kamu, Jujur hatiku kedap-kedip kesetrum parasmu yang polos. Akhirnya, di suatu malam di sebuah resto siap saji, aku memberanikan diri menyatakan perasaanku padamu. "Jadilah kekasih rahasiaku," Waktu itu kamu hanya diam dan senyum manis mendengar rayuanku. Irama musik bergetar, mengalun memenuhi dadaku yang berdegup kencang, menanti-nanti jawaban dari bibir mungilmu. Kuyakinkan kamu bahwa aku akan menjadi yang terbaik untuk mu. Kukerahkan seluruh perbendaharaan kata-kata romantis yang kudapat sejak rajin membaca buku-buku Kahlil Gibran. Di ambang pintu kost saat mengantarku pulang pada malam berkesan itu. aku lantas mencium dahimu dengan lembut, tanpa perlu menunggu persetujuanmu lebih dulu. Jantungku berdegup lebih kencang dari biasanya. Sebuah fenomena yang tak pernah aku rasakan dari wanita manapun yang pernah singgah dalam relung hatiku selama ini.

Aku tak punya kekuatan apa pun untuk menolak rasa cintaku padamu meski aku tahu sesungguhnya aku telah memiliki kekasih yang dengan cemas menungguku . Aku begitu terlena olehmu dan gelora gairah purba yang tiba-tiba muncul dalam diriku telah menghempaskan kita berdua dalam lautan petualangan cinta tak bertepi.

Sejak saat itu, kita merajut hari demi hari dengan ceria. Sorot matamu yang teduh namun tegas membuatku merasa selalu nyaman berada di dekatmu. Aku senantiasa merasa tersanjung ketika dalam setiap e-mailmu kepadaku, kamu selalu menyelipkan sebait-dua puisi cinta yang membuatku seperti melayang ke langit yang ketujuh. Tahukah kamu kekasihku, aku selalu menyimpan rapi puisi-puisi cintamu itu dalam helai demi helai buku harianku yang setiap malam aku buka kembali, membacanya pelan dengan bibir bergetar, berulang-ulang, sampai setiap kata demi katanya meresap dalam setiap sumsum tulangku, mengaliri setiap nadiku dan akhirnya menggelegak dalam sebuah orgasme misterius yang berpendar-pendar dalam setiap relung kamarku. Kamu memang paling tahu bagaimana membuatku berharga, kekasihku. Aku masih ingat betul salah satu momen pertemuan kita yang membuatku senantiasa mengenang betapa indah melewatkan hari demi hari bersamamu.

"Jangan pernah memotong rambutmu, Sayang," kataku padamu saat kita melewatkan senja temaram di teras rumah kost itu sambil membelai ikal rambutmu.

"Kenapa?" tanyamu penasaran.

"Setiap kali membelai rambutmu, aku merasakan sensasi yang berbeda saat jari-jariku memilin dan menelusuri ruas demi ruas rambutmu. Ketika ruas rambutmu bergerak kembali menjadi ikal saat jariku lepas dari ujungnya, rambut itu meretas lurus sejenak, lalu berpilin lagi, perlahan tapi pasti, Aku begitu menyukainya," jawabku tulus.

kamu memegang tanganku dan berkata: “Sejak pertama kali mengenalmu, aku yakin kaulah lelaki pilihanku. Aku siap mendampingimu. Mohon jangan kecewakan aku.”

kamu tersipu dan kemudian kita tertawa bersama, kita merasakan desau angin senja yang sejuk. Kamu kemudian memeluk pundakku erat-erat dan bersama-sama lagi kita terpana menyaksikan keindahan mentari beranjak ke peraduan di ufuk cakrawala meninggalkan jejak-jejak merah jingga.

Bagiku Kamu adalah keindahan, bagiku Kamu adalah kehidupan, bagiku Kamu adalah kenangan tak terlupakan. Dan manusia saling membutuhkan, tidak untuk saling memakan. "huh Mengapa terjadi semuanya" Desis kecilku meratapi kisah lalu. Narnia ya nama gadis cantik itu. Gadis yang ke........., mmhhhhhh, aku tak tahu lagi, yang aku tahu kamu adalah gadis yang sempurna, gadis terakhir yang aku tinggalkan, walau sebenarnya ada keinginan yang terbersit untuk menikahimu.

"Mas, jangan tinggalkan aku sendiri, aku tidak punya siapa-siapa selain Mas". Narnia menangis, air mata beningnya mengalir di pipimu yang selembut sutra, lebih lembut lagi kukira. Aku memandangi wajahmu, lidahku kelu, serasa berton es menempel di lidahku, aku kedinginan di panasnya api cinta yang bergelora. Kupeluk Narnia,mmmmhhhhh, aku tak tahu,tak tahu, apa yang harus kulakukan, apa yang harus kukatakan. Aku masih mencintainya, tapi aku harus pergi, kembali kepada kekasih selama ini, mencoba menjalani kehidupan yang semestinya harus terjalani.

Aku menangis. Entah, waktu itu aku tidak merasa malu mengucurkan airmata di hadapanmu. Sertamerta berdiri dan memeluk tubuh mungil mu yang kuyup oleh hujan itu. Narnia

Kita memang telah siap menempuh segala resiko dari hubungan rahasia kita. Namun dari lubuk hatiku paling dalam, setelah Dogma keluargaku kemarin, aku tak kuasa untuk segera menetapkan hati berpisah darimu, meski kepedihan melanda jiwaku saat ini. Cinta memang tidak dibangun untuk membuat rasa kehilangan, tapi pada akhirnya aku menyadari cinta antara kita mempunyai batas tepiannya sendiri. Sesuatu yang, sesungguhnya aku sadari akan terjadi sejak awal, cepat atau lambat, namun akhirnya kuingkari saat pesonamu membetotku dan membawaku ke dalam pusaran cintamu yang melenakan.Aku akan simpan rapat-rapat kenangan manis di antara kita dalam bilik hatiku, dan kemudian membiarkannya mengendap dalam senyap.

"Mmmmmhhhhh, kerinduanku pada mu Narnia membara lagi, hatiku telah terpatri namamu, mungkin di antara wanita yang datang pergi" Ucapku lirih, hanya Narnia yang kurindukan, hanya cintamu yang masih membuatku terlena dalam buaian mimpi indah, hanya suaramu yang mampu menentramkan hatiku yang kalut.

tetapi Kekasihku, mulai saat ini, cobalah belajar melupakanku sebagaimana saat ini aku telah mengunci rapat-rapat pintu hatiku untukmu. Aku tetap menyimpan puisi-puisi cintamu padaku sebagai monumen paling berharga tentangmu pada tempat yang aku harapkan tidak akan aku buka lagi sampai kapan pun. Karena Engkaulah orang yang paling Kucintai Narnia, Selalu Untuk Selamanya. Jika ada penyesalan yang terdalam, maka akan menjadi penyelasan terberatku seumur hidupku. Hanya berharap Cintakita dapat bersatu entah kapan... aku kan selalu berharap, sampai nanti aku tidak bisa berharap lagi Narnia.


http://coretanpena-erwin.blogspot.com

Kamu adalah mimpi itu
yang menapak dalam senyap
aku tahu Kau selalu mendampingiku
masihkah aku bertemu dalam malam itu

Semburat langit bermuram
Sempurna pelangi membawa ingin
Diambang senja mentari berlari
pada akhir melintas, aku tak mengerti

Geliat selintas rembulan menari
Menghantar rasa yang berirama
Gemintang berdendang, kita bersapa
Dalam riak mimpi kita menari

kulukis pagi menjelang subuh
aku Terjaga pada sudut lengang
Terus mencari didalam diri
menyempurnakan segala ingin

sekelebat percik tawa mu menari
Membuat hati sunyi bernyani
Wahai belahan hati yang kucintai
Aku selalu rindu malam untuk menanti


Depok, 20 April 2009
Erwin Arianto
Http://coretanpena-erwin.blogspot.com

cinta

Cinta
Beribu orang mengatakan tentang cinta
Tapi aku meratapi dan memuskilkan cinta
Aku bertanya benarkah ada cinta

Apakah cinta itu
Apakah cinta itu nafsu belaka
Apakah cinta hanya sebuah lelucon jenaka
Apakah cinta hanya butiran air mata

jawablah
Benarkah cinta itu ada
ketika ada rasa menyatu dua hati
Apakah itu yang kau sebut cinta

Cinta
Ketika ibu mengasih anaknya
itu pulakah yang disebut cinta
Mengapa cinta sering berlinang nestapa
bukankah cinta itu harusnya bahagia

Cinta
Tanpanya tak akan ada seribu cerita
Walau beribu duka lahir karena cinta
Karena itulah cinta ada di dunia
dan aku tetap tak mengerti tentang cinta

Depok 20 april 2009
Erwin arianto
http://coretanpena-erwin.blogspot.com

Terawangku menerawang pada gelap malam
Hembusku berlari menerjang mengawang
Membekap rindu yang tergulir dan bersatu
Akankah ada nanti datang yang kan kusebut ESOK

Teruntuk kekasih ku yang lalu
Ku tulis hasrat pada lembar awan
Kuminta angin berhembus mengantar kepadamu
Tentang deru rindu yang selalu menggebu

Kugantungkan cinta Bersama rembulan
Dalam sebuah hati yang tertawan
Diantara senandung langkah bumi
terurai harap akan kisah itu

Bilakah engkau akan bersama
Segurat senyum sejuk jiwamu
Menentram hati yang gelisah
Mengarungi cerita dalam lautan hidup

Kini ada keindahan yang pergi menjauh
pasrah diri dalam penantian jiwa
Seluruh jiwa raga hati meskipun samar
Tak pernah berhenti mencintainya

Dearest my past lovely angel

Depok, 11 April 2009
Erwin Arianto

Mungkin aku merindumu

Sebuah pertanyaan selalu menyeruak di hati
Ketika dada masih bergetar
Ketika Sebersit lamunan tentang mu datang
mengapa masih ada bayangan indah waktu lalu

Mungkin aku merindumu
Merindu indah bola matamu
Merindu rambut itu yang jatuh bergerai dikeningmu
merindu cerita-ceritamu tentang kita dan cinta

Oh, Mengapa masih terus ada
mengapa tak pernah sirna
Semua makin membuat ku terlena
dalam buaian impian semata

mengapa mesti ada butiran air mata
Saat namamu kembali hadir
saat kueja namamu dalam suara tak terdengar
Walau ku sadar kita tak akan pernah bersatu

Tidakkah waktu bisa membantu melupa
Ataukah aku harus terus terjaga dalam mimpi lalu
Biar waktu itu menjadi sebuah kenangan semata
Biar kucumbui cinta dan indahmu dalam sebuah cerita

Depok, 6 April 2009
erwin Arianto
http://coretanpena-erwin.blogspot.com


kaulah yang selalu berdendang di ruang hatiku
Mencoba menghapus segala penat didada
Adalah engkau yang tersenyum dengang ceria
laksana setetes embun pada padang sahara

Adalah cantik Wajahmu
Yang selalu menanti
Disetiap kepulanganku pergi berlari
Setiap waktu yang terlalui

Sesesok tangan mungilmu
Mengusap wajahku dengan sebuah kehangatan
memberi keteduhan jiwa
Setelah lelah terlalui

Segurat senyum cantikmu
Memberi rasa bahagia
yang tercipta di dada
Menghapus penat dan duka

Tuhanku
Terimakasih telah kau berikan
Seorang peri kecil kepadaku
sebuah anugrah dalam perjalanan indahku

Depok 6 april 2009
Dear My Little Princess
Quineisha Namia Zhafira

Tuhan

Tuhan
Bimbing aku menapaki setiap goresan takdirku
Buat aku mengerti makna di dalam nafasku
Berilah sabar atas semua yang terjadi
Biarkan aku selalu bersyukur atas semua yang ada

Tuhan
Aku terkadang lemah
mempertanyakan tentang keberadaanmu
Meragukan uluran tanganmu disetiap deritaku
Melupakan mu disetiap Gembiraku

Tuhan
Aku ini manusia tak berilmu
Yang selalu merasa semua adalah karenaku
Terkadang aku lupa menghadirkanmu dalam hidupku
Terlalu bodoh menyingkap takdir yang kau berikan

Tuhan
Ijinkan aku bersukur atas semua pemberianmu
Ijinkan Aku mendekat dan mencintaimu
Ijinkan aku merasakan keberadaanmu
Ijinkan aku Memujamu dan berbakti padamu

Terimakasih tuhan
Atas Nafas dan Kehidupan yang kau beri
Semua goresan takdir yang terlewati
Semoga hati ini bisa selalu memujimu
Kini ku yakin kau selalu ada untuku

Trimakasih Tuhanku..............

Depok, april 2009
Erwin arianto
http://coretanpena-erwin.blogspot.com
http://blog.360.yahoo.com/arianto_erwin
http://erwinarianto.multiply.com

tersimpan hikmah

air mata yg tlh jatuh
membasahi bumi.....
tak kan sanggup menghapus penyesalan....

penyesalan yg kini ada
jd tak berarti......
karena waktu yg terisi akan terus pergi

menangislah bila harus menangis...
karena kita semua manusiaaaaa......
manusia bisa terluka
manusia pasti menangis
dan manusia pun bisa mengambil hikmah...

dibalik segala duka
tersimpan hikmah
yg bisa kita petik pelajaran

dibalik segala suka
tersimpan hikmah...
yg kan mungkin bisa jadi cobaan...

Oleh: Tari Hermawan (tarijoss@yahoo.com)
Terimakasih mba tari

menikah

*Banyak orang yang masih single berpikir bahwa alangkah menyenangkannya hidup pernikahan itu. Ada seseorang untuk berbagi, dalam suka dan duka, dalam untung dan malang, dalam keadaan sehat dan sakit, sebagaimana yang dinyatakan dalam janji pernikahan.

Itu benar adanya, saya tidak pernah memungkiri betapa benarnya kenyataan itu! Namun di lain pihak, terdapat harapan dan impian Hollywood, sebagaimana film-film dramanya memberikan gambaran, betapa kehidupan yang diarungi berdua itu indah-indah saja dan pasti endingnya sebagian besar adalah "HappyEnd".

Saya tidak mengatakan bahwa kehidupan perkawinan tidak ada unsur yang menyenangkan. Sama sekali tidak! Namun sejak saya pribadi menjalani kehidupan perkawinan yang masih seumur jagung ini, saya pun mulai menyadari bahwa untuk benar-benar bertahan dalam kehidupan perkawinan, mimpi romantisme saja tidaklah cukup.

Kehidupan sebagai seorang lajang, tidak lepas dari begitu banyak kebebasan. Kalaupun ada yang mengikat tentunya hanya sang pacar dan keluarga kita. Namun ketika kita memutuskan untuk menikah, keterikatan itu tidak lagi sebatas apel di malam minggu, nonton atawa makan bersama yang mungkin cuma makan waktu sekitar 2-3 jam seminggu 2-3 kali misalnya. Keterikatan itu menyangkut penyesuaian diri dengan seseorang yang bisa-bisa selama 24 jam bersama-sama dengan kamu dan itu bukan main-main, untuk seumur hidupmu!

Dua pribadi yang dipersatukan, tentunya memiliki banyak perbedaan. Mungkin ketika berpacaran, kamu dengan gampang menemukan begitu banyak persamaan antara kamu dengan pasangan. Dan ketika kamu memasuki mahligai perkawinan, kemudian kamu menjadi bingung, mengapa kamu semakin melihat begitu banyak perbedaan? Untuk itu penyesuaian dan pengertian yang terus menerus amat dibutuhkan oleh kedua belah pihak dalam rumah tangga.

Dan bukan itu saja, keterikatan itu termasuk perkawinan plus plus di Indonesia. Kenapa saya katakan perkawinan ++ (baca: perkawinan plus plus)? Karena keterikatan dalam suatu perkawinan juga termasuk dengan keluarga suami/istri dan seluruh kerabatnya. Keluarga besar, begitu istilahnya. Dan tiba-tiba saja, saudara kita bertambah amat banyak, dikarenakan tali
pernikahan yang kita jalani. Mungkin kamu pernah dengar pernyataan begini, " Itu lho… Pak Ade, adik dari ipar saya…" Atau mungkin, " Itu keponakan dari mertua saya…" Belum lagi terkadang istilah-istilah yang begitu kompleksnya, yang pasti
ujung-ujungnya ada hubungan saudara dikarenakan perkawinan …

Berhadapan dengan semakin banyak orang, tentunya berhadapan pula dengan semakin banyak karakter. Dan disadari atau tidak, tentunya banyak kepala semakin banyak permasalahan yang dihadapi. Untuk banyak pasangan, pertengkaran tidaklah terjadi antarmereka, namun banyak kali dikarenakan campur tangan dari pihak ketiga, keempat, bahkan kelima yang semakin
memperkeruh suasana. Jadi, pasangan yang menikah dengan kekerabatan plus plus hendaknya pandai-pandai memilah situasi, sehingga mereka tidak gampang terhasut oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, walaupun itu adalah dari pihak
keluarga sendiri.

Perkawinan mengajarkan saya untuk hidup lebih realistis. Tidak selamanya pasangan kita berada pada 'top performance' sebagaimana yang ditunjukkan selama masa berpacaran atau masa ketika sang wanita tengah 'dikejar' oleh sang pria atau sebaliknya sang pria yang 'dikejar' wanita. Perkawinan membawa seseorang ke tahap di mana harus menerima kalau
pasangannya tengah kelelahan selepas kerja dan mendengar celotehan yang penuh amarah adalah hal terakhir yang diinginkan pada saat itu karena tubuhnya penat amat membutuhkan istirahat.

Menikah, apabila mendapatkan seseorang yang cocok, memang memberikan satu ketenangan batin dan ketentraman. Yang paling penting adalah azas yang diterapkan, tetap bersama dalam keadaan apa pun, tetap dijalankan.

Jujur saja, kehidupan lajang yang belum memiliki pacar alias jomblo atau sedang 'kosong' sebetulnya juga sangat menyenangkan. Kamu bisa lakukan apa saja yang kamu mau, mau pergi karaoke keluarga bersama teman-temanmu, mau nonton, mau jalan-jalan ke luar negeri, mau pelayanan sana-sini, mungkin tidak jadi masalah. Itu bakal jadi sesuatu yang berbeda ketika ada seorang
pacar dan kemudian menjadi pasangan, suami atau istri kita, harus dilakukan penyesuaian di sana-sini dan tentunya saling toleransi antara satu dengan yang lain.

Namun, yang namanya manusia, sering kali tidak pernah puas, dan tidak jarang ada perasaan bosan menghinggapi hati kita apabila rutinitas itu-itu saja yang kita alami. Yang single berkeinginan segera mengakhiri kehidupan melajangnya dan melabuhkan hatinya kepada seseorang yang cocok. Sementara tidak jarang yang sudah menikah dan punya anak merindukan saat-saat lajang, di mana kebebasan menjadi begitu berarti di mata mereka. Rumput tetangga sepertinya kelihatan selalu lebih hijau…
Bagaimana mencari penyelesaian agar kita bisa mensyukuri kehidupan yang kita jalani pada saat ini, sebetulnya merupakan kunci permasalahan.

Pada akhirnya, saya menilai bahwa kehidupan perkawinan akan jadi sangat menyenangkan bila:

Menikah dengan seorang yang cocok, dari segi intelektual, kepercayaan/agama, strata sosial, dan pemikiran akan masa depan berkeluarga yang bakal diarungi bersama. Menjalani cinta romantisme- denyut jantung yang berdetak semakin cepat saat
bertemu dengan si Dia, muka yang memerah (blushing)- dengan penuh rasa syukur namun tidak terbius olehnya. Sehingga tidak kecanduan akan cinta romantis ini dan bisa menerima keadaan ketika cinta romantis menjadi cinta realistis.

Berusaha mengerti kondisi pasangan, terutama pada saat-saat pasangan tengah menghadapi hal yang kurang menyenangkan ataupun menghadapi masalah besar. Pengertian adalah dasar yang utama yaitu dengan berusaha menempatkan diri
pada posisi pasangan.

Tanggung jawab yang tinggi akan keputusan untuk menikah dan menjalani kehidupan bersama. Dalam kondisi apa pun! Tetap setia dan menyertakan Tuhan dalam relasi ini. Adalah sangat beruntung apabila kedua orang yang terikat dalam satu mahligai rumah tangga adalah orang yang sama-sama memiliki hubungan pribadi yang indah dengan sang Pencipta. Karena banyak kali dalam kehidupan ini, kita mengalami kekecewaan dengan pasangan kita. Mungkin yang paling sering mengecewakan kita adalah
pasangan kita, namun apabila kita punya relasi yang baik dengan Tuhan, yakinlah bahwa kita akan dimampukan memaafkan dan mengasihi pasangan kita. Namun, bila hanya salah satu pihak yang lebih dekat relasinya dengan Tuhan, sebaiknya mendoakan pasangannya agar bisa merasakan cinta Tuhan secara pribadi dan setia menunggu saatnya Tuhan tiba bagi pasangannya untuk
merasakan hal itu.


Jika belum menemukan yang cocok, apa yang harus dilakukan?

Tetaplah mengasihi Tuhan secara sempurna, jangan marah-marah atau 'complain'. Kalaupun ada 'complain' nyatakan kerinduan dan kegelisahan hatimu kepada Tuhan. Nikmati ke-single-an itu sebagai berkat Tuhan juga, karena kamu tidak pernah tahu apa yang harus kamu hadapi ketika kamu menikah. Tanggung jawab yang lebih berat, juga masalah yang lebih besar. Ketika kamu menghadapi itu semua, mungkin kamu tidak kuat, makanya Tuhan menunggu waktu yang tepat untuk memberikan seseorang yang tepat pula untuk kamu. Dan yakinlah, apabila Tuhan sudah bertindak, dan memberikan yang terbaik untukmu, Dia tidak pernah lepas tangan! Dia dengan setia terus membimbing agar kita siap mengalami semua perubahan yang terjadi. Dengan demikian, sebagai seorang single, kita hidup dalam kepenuhan, dan kita mampu mengucap syukur dengan kehidupan melajang itu. Dan ketika saatnya kamu harus menikah, kamu pun memiliki rasa syukur yang tinggi atas kehidupan single yang sudah kamu jalani selama ini, dan mampu mengambil tanggung jawab akan kehidupan berumah tangga yang Tuhan percayakan kepada kamu.

Jadi, lajang atau menikah, tidaklah jadi masalah asal kita menjalani kehidupan ini dengan realistis, sekaligus penuh pengharapan di dalam iman kita kepada Tuhan. Tuhan tahu yang terbaik untuk setiap kita, jangan pernah ragukan itu!
Bersyukur atas apa yang Dia beri, itu adalah yang terbaik yang bisa kita
lakukan pada saat ini… *

;;