IqEwVr5RYHY5lcozd7fQs7f4kHQ
Juli 2008 - Bisik Angin Tuk Bidadari

Aku yang sesaat menepi
Dari deru roda hidup yang tak bertepi
Menenangkan hati dan mencoba menyepi
Kembali membangunkan Nurani tertidur tapi tak mati

Kala Kulihat di sekitarku ini
Seribu manusia bergegas dan berlari
Menghampiri beribu-ribu mimpi yang teringini
bergulat, bergelut dengan apa yang termaui

Tapi satu yang terlihat pasti
Mereka sering melupakan kehadirat ilahi
Merekat terus berlari tanpa henti
Memaksa semua mimpi harus terjadi

Tapi sadarkah mereka ini
Samua yang dikejar terkadang hanya sebuah ilusi
Yang memaksa dan terus membebani
Hati dan nafsu tak akan pernah berhenti

Cobalah sesat berhenti
merenung apa yang telah terjadi
Apakah semua ini akan ku bawa mati
Karena yang hidup tak akan kekal abadi
Mari kita kembali mengingat kembali sang ilahi

Erwin Arianto
25 July 2008


Malam semakin temaram
Duduk aku bersimpuh dalam khayalan kalbu
ku bercerita pada sang bulan
tentang indah satu cinta lalu

Satu masa telah terganti
mungkin sang bidadari telah menepi
di setapak belakang jalan cintaku
Memberi indah hayal rasa itu

Dari relung hati terdalam
Aku terkulai dalam hiasan ingin hati
Aku terhempas terletak tak berdaya
Dengan pesona yang menebar ke jiwa

Dia dekat tapi jauh untuk tergapai
hati dibelenggu tak bisa pergi
Merasuk angin berkabut nurani
Dan kulalui masa yang telah berganti

Cintaku seperti matahari merindukan rembulan
Seperti siang mencintai sang malam
Begitulah cinta tak terbawa dalam nyata
Aku semakin terlarut dalam kisah indah itu

Depok 14 januari 2008
Erwin Arianto

Pagi bercengkrama embun sejuk
menanti Semilir angin datang merajuk
tertakjub Akan fana dunia
aku terkapar serasa hilang tak bernyawa

Aku ini hanya manusia
Kecil tak ada
Menikmati sisa nafas berirama
menjalani sisa hari Dan menghitung waktu tersisa

ku tunggu sempurnamu
Yang membantu menatih jiwa dahaga
ku coba merangkak kelangit
mencoba bercapa padanya sang maha pencipta

Jiwa ku tertatih dan melayang
Aku terbang menuju pintu mu
jauh diatas kau tak tersentuh
bantulah,Ulurkan tangan-Mu untukku

kau kirim angin memberi kabar
Ijinkan aku Menapaki rumah syurgamu
Karena aku Sangat mengingin kan mu
Dan jadikan aku sebagai kekasihmu
Aku merindukanmu ya robbku
Karena Aku mencintaimu tuhanku...

Depok 11 juli 2008


Badanku

Badanku
Bukan terbuat dari baja
Bukan pula terbuat dari tepung
Tapi terbuat dari Hati dan daging

Kupacu untuk menggapai semua teringini
Berjalan ribuan kilo
Untuk sebuah mimpi yang tertanam
menuruti semua impian diri

sesaat aku lupa
Bahwa badan ku bukan terbuat dari besi
Badan ku tidak kekal dan abadi
Badan ku bisa renta dan terluka

Sesaat aku terjatuh dan sakit
Mungkin karena aku terlalu memaksanya
Aku tidak memberi waktu untuk nya
dan aku lupa untuk memanja dirinya

Terimakasih sang pencipta
Memberi waktu aku untuk bermanja
akan selalu kujaga dan kurawat
Agar aku selalu sehat

Teruntuk badanku yang sedang sakit
Depok, 12 Juli 2008
Erwin Arianto


Badanku

Badanku
Bukan terbuat dari baja
Bukan pula terbuat dari tepung
Tapi terbuat dari Hati dan daging

Kupacu untuk menggapai semua teringini
Berjalan ribuan kilo
Untuk sebuah mimpi yang tertanam
menuruti semua impian diri

sesaat aku lupa
Bahwa badan ku bukan terbuat dari besi
Badan ku tidak kekal dan abadi
Badan ku bisa renta dan terluka

Sesaat aku terjatuh dan sakit
Mungkin karena aku terlalu memaksanya
Aku tidak memberi waktu untuk nya
dan aku lupa untuk memanja dirinya

Terimakasih sang pencipta
Memberi waktu aku untuk bermanja
akan selalu kujaga dan kurawat
Agar aku selalu sehat

Teruntuk badanku yang sedang sakit
Depok, 12 Juli 2008
Erwin Arianto


angin berhembus
memberi Nafas pada hidup
Menyibak kabut meredup
Membentang Indah Warna Pelangi

Balut Garis fatamorgana
Kembali membawa kepak masa itu
terteguk kembali gelisah resah
terbuai angan kembali merayu rayu

titian putaran waktu
Kembali memutarkan
Melantunkan lambaian kasih
Sebersit indah lamunan kala lalu

dengan kata tak bersuara
Aku berteriak dalam diam
Tentang rasa ku kepada bidadari
aku merindukan..aku mencintainya..
Tapi semua tertelan hening yang bening

pelita indah bersambut
memancarkan harapan dan impian diri
tapi harus kubunuh ingin yang terlalu mengingini
Kubuiarkan mimpi lepas dari cakrawala nurani
Biarlah semua kembali bisu tanpa jejak sebuah hati

Depok 2 Juli 2008
Erwin Arianto

;;