IqEwVr5RYHY5lcozd7fQs7f4kHQ
Kekasih Sejati Untuk Hati yang Terus Mencinta - Bisik Angin Tuk Bidadari

By: Erwin Arianto
Depok 26 January 2008

"Mas.. mas kamu ketiduran ya..., aku tunggu masih tunggu kamu mas" suara di sana diseberang telphone memanggilku.

Malam itu diselimuti oleh hawa dingin yang menyusup masuk di antara tulang-tulangku, bintang-bintang bersembunyi di balik dekapan awan seperti enggan untuk bersua, jalanan sepi hanya menyisakan suara mesin mobil butut tetanggaku yang meredup perlahan-lahan. Di bawah lampu kamar
aku mendekap selimut membenam kepalaku.

"tert...tert..." getar suara Hp ku kembali berbunyi,

"Ya hallo, ada apa sayang..." aku mengangkat telp yang ada di sampingku.

"Mas, kamu kok bobo kan aku dah nunggu kamu, sekarang sudah jam 12 malam mas" suara disebrang menyapaku.

Dan Malam itu seperti setiap malam lainya, kami berbincang dan berbagi cerita tentang bara di dada, ya kami adalah sepasang pencinta yang memanfaatkan moment malam untuk berbagi cerita, karena waktu pagi kami tidak bisa berbincang denga puasnya.

Waktu pun beranjak pagi, "Sayang, sudah dulu ya aku mau mandi" ucapku kepada dia setya gadis manis diseberang telphone itu. "Mas I love u, mmuah" suara mesra dan memanja membuat hati ini terus mencintainya. "Sayang aku masak dulu ya, untuk sarapan pagimu, jangan lupa buatkan aku teh ya" aku membalas dengan manja ucapan setya.

"hallo sayang.. aku dah ada didepan kos mu nih" aku pun tiba tepat di depan pintu kos setya, dan ku buka pintu pagar itu aku duduk di kursi kebesaranku, ya sebuah kursi putih tepat di depan kos setya, tempat biasa aku dan setya berbincang banyak tentang kita dan cinta.

"maaf mas aku telat, aku baru merebus teh, aku baru mandi, habis kesiangan " setya datang dengan membawa segelas teh dalam wadah tupper-ware dan dengan rambut yang basah sehabis keramas menampilkan wajah yang cantik.


"terimakasih cinta atas segelas teh ini" kataku sambil mendekat dan mengecup kening setya, "ayo mas cepat nanti kamu terlambat naik jemputannya" kata setya kepadaku. "oh iya ini sarapan untuk mu, cuma mie goreng sayang" kataku kepada setya. "Terimaksih mas ku sayang..." kata setya kepadaku sambil mengecup pipiku.

Ya setiap pagi aku selalu membuatkan sarapan pagi untuk setya, karena setya tidak sempat untuk sarapan, dan dia tinggal sendiri di kosnya.

Dan Kupacu motor ku ketempat aku menitip motor, di sepanjang perjalanan setya memeluku erat sekali. sampai tercium parfum dan wangi sabun dari tubuhnya yang cantik dan memancarkan warna penuh pesona.

"udah sampai sayang, turun dong" kata ku kepada setya, "gendong dong mas" katanya manja kepadaku dan aku pun membereskan perlengkapan motor ku. dan kami pun berjalan kearah halte jemputan itu. kami bergandeng bersama berpelukan, sebagai sepasang merpati cinta yang sedang memadu rasa yang mempesona.

Tiba di jembatan itu ku kekecup kening setya "mmuah.. aku sayang kamu setya" kataku sambil merangkul setya "Gila kamu mas, disinikan ramai" katanya kepada ku. hanya senyum yang tersungging dari bibirku.

Dan Tiba di halte cinta, begitulah setya menamakan halte itu untuk kami, karena disana kami biasa memadu rasa yang ada. dan kecupan perpisahan pun kuberikan saat mobil jemputan ku tiba. sayang aku berangkat dulu ya" kataku sambil mengecup keningnya di lihat banyak orang.

****

"Tert...tert.." Hp ku bergetar, "Pagi cinta," ternyata setya menyapaku "pagi lagi apa sayang.." ucapku kepada setya. "Lagi maem sarapan buatan mas dong..." kata setya dengan mulutnya yang terdengar penuh dengan lauk di mulutnya.

"sudah kamu makan dulu ya, nanti keselek" aku ingin mengakhiri telephone ini. "mas jangan ditutup dong..." setya dengan manjanya berucap kepadaku. "oke sayang.." kataku sambil menaruh telphone tersebut di mejaku. kebetulan kami berdua menggunakan telphone gratis dari promosi sebuah operator.

sebuah timpukan kertas melayang di kepalaku. "wir.. gila lo kayak diwartel aja" kata rekan kantorku yang tersenyum melihat tingkah lakuku yang setiap hari selalu online berhubungan dengan setya. dan aku hanya menunjukan sederetan gigi ku yang putih bersih kepada reno rekan kerja ku yang rada cerewet.

Ya hampir setiap hari aku menggunakan HP ini untuk berkomunikasi dengan setya, pagi, siang, sore, amalam hp ini selalu ada di sakuku. Hp Hitam dengan layar warna, yang ku beli tidak terlalu mahal sangat berguna untuk memadu rinduku dengan kekasihku setya.


"mas dah maem siang.." tanya setya kepadaku "lagi males.. banyak kerjaan... sibuk..." alasan ku kepada setya. "Mas jangan begitu dong.. aku engga mau kamu sakit mas" setya begitu memperhatikan ku. "Iya sayang nanti aku makan" elaku. "Engga mau nanti.. sekarang.. mas, please mas makan dong..." setya memarahiku.

"Aku dah pulang, aku lagi di jemputan.. sebentar lagi sampai parkiran motor..." kataku bertelphone dengan setya, "kita jadi nonton malam ini" tanya ku kepada setya. "oke mas, kita nonton di magaria ya mas" Pinta setya kepadaku

Semua kisah ini cinta ini berjalan normal dan sungguh luar biasa dan setya adalah wanita setia yang pernah aku temui. kami saling Mencinta dan saling mengasihi, banyak orang mengatakan kami adalah pasangan yang ideal. dan salah satu yang memberitahuku adalah reno sahabatku.

"Besok, keluarga ku akan berkunjungan kerumah kamu bisakan set" tanya ku kepada setya, "untuk apa mas.. tanya setya kepadaku "untuk melamarmu, dong sayang" kataku kepada setya. "Serius mas" setya seperti tidak percaya.

Dan keesokan harinya keluarga ku datang melamar setya, semua berjalan dengan lancar, dan aku pun senang seperti dunia ini adalah tempat terindah yang aku miliki. dan keluarga ku pun menetapkan tanggal 5 juni sebagai tanggal pernikahan kami. kulihat wajah setya begitu manis dengan balutan kain kebaya biru yang dikenakan.
*******
Satu bulan menjelang rencana resepsi kami. aku sibuk mempersiapkan semua keperluan untuk pernikahanku dari gedung, catring, photo praweding, souvenir dan lainya. tapi pagi itu aku terhentak. aku mendapat kan Sebuah SMS dari setya "Mas Maaf, kita tak bisa melanjutkan acara pernikahan kita, aku telah mencintai seseorang mas, Aris, teman satu kantorku, kita batalkan pernikahan ini mas"

Dan akupun panik seketika, kucoba untuk menghubungi setya, tetapi telp ku tidak diangkat, akupun tidak percaya akan semua ini, aku anggap ini hanya sebuah lelucon dari setya yang ingin mengerjaiku.

Aku coba mendatangi setya kerumahnya, disana tidak ada orang, rumahnya hanya sepi. dan dunia pun terasa gelap, aku hampa aku kosong. pikiran ku terbang entah kemana. aku shock. "Wira.. wira... kamu dah sadar nak" sapa lembut ibu membangunkan ku. dan ketika ku sadar aku berada di kamarku.

Kuceritakan semua kedapa ibu, dan ibu pun nampak terkejut, ibu begitu marah kepada setya, dan ibu berusaha menghubungi keluarga setya. tetapi tidak ada jawaban. dan hari minggu itu kami sekeluarga mendatangi kembali rumah setya. hanya nampak orang tua dan adiknya.

"Maaf kan setya mas wira, Ibu pun tidak tahu kemana setya pergi sudah seminggu ini setya tidak kembali keruamah, kami pun bingung kemana dia, kami mohon maaf yang sedalam-dalamnya kepada nak wira sekeluarga" orang tua setya meminta maaf kepada aku dan keluargaku.

malam kian Larut Aku terhenyak, tak bisa beranjak dari tempat tidurku. Hatiku bergetar dipantul-pantulkan oleh kepanikan, dan aku tidak dapat menghentikan mataku yang membelalak. Ditekan oleh perasaan yang gila ini, satu-satunya yang aku harapkan adalah merasakan mimpi masih berpijak.

Angin malam berhembus tepat di depan mataku, membuat mataku berat. Seberat hatiku menerima kenyataan. Seberat mulutku berkata tidak. Seberat kakiku melangkah ke depan. Aku tidak tahu apa yang tejadi pada diriku sekarang?. Apakah aku takut merasa kecewa seperti hari dulu?. Apakah aku takut semua kata yang meluncur dari mulutku hanya menghasilkan tangis dan penyesalan?. Aku tak tahu. Hatiku kini dipenuhi gejolak, meneriakkan argumen-argumen yang aku sendiri tidak mengerti. Argumen itu membuat otakku jenuh. Aku merasakan kehampaan, aku merasakan suatu kealpaan. Semua kebisingan di hatiku tidak dapat mengisi kekosongan hatiku. Dia yang teramat kupuja meninggalkan disaat aku ingin menikahinya.(EA)
*******

Dua bulan berselang setelah kejadian itu, aku memutuskan mencari pekerjaan di jakarta melalui internet, dan akupun berhasil mendapatkan pekerjaan di kota jakarta."Ibu seminggu lagi dalem mau pergi kejakarta, mau merubah nasib ku, aku dapat kerja disana" ijinku kepada ibuku tersayang. "Hati-hati ya nak, semoga kamu sukses di jakarta, jangan lupa sholat, jujur dan sabar" nasihat ibuku.

Dan Stasiun Cirebon ini menjadi saksi kepergianku, dengan kereta cirebon express aku pergi ke jakarta, mencoba melupakan sakit hati ku terhadap setya, dan kupikir kehidupan harus terus berlalu dan berjalan. walau kupendam rasa cinta yang tak bersambut kepada setya.

"Hai tio, gimana kabarnya" tanya ku kepada tio, "alhamdulilah sehat" kataku. untuk sementara aku tinggal di tempat kos tio, tio adalah sahabat dekat ku dari aku SD, dan dia sudah lebih dahulu pergi ke jakarta. "Turut berduka cita bro" kata tio kepadaku. "Sudahlah, biarlah menjadi takdirku untuk disakiti orang yang kucinta" dengan tatapan kosong ku menjawab perkataan tio.

"saya adalah Wira, dari cirebon" aku pun memperkenalkan diri kepada rekan satu departmentku. Setelah beberapa bulan di kantor di bilangan kuningan jakarta, "Wir, dapat salam tuh dari, ade" rusdian seorang sahabatku di kantor memberi tahukan salam dari ade, seorang sekretaris direktur utama yang menyukaiku. "Oh..Terimakasih" sahutku datar. "Elo kenapa sih wir, kayaknya elo engga tertarik sama cewekya, lo homo ya...?" tanya rusdian kepadaku.dan aku hanya tersenyum dan menghindar "sori, dipanggil bos bentar ya..." aku pun lari menghindar.

Di kantor ini banyak yang menyukaiku, kata mereka aku cukup ganateng, dan banyak yang menyukaiku, tapi hati ini tidak bisa untuk memulai sesuatu, hatiku hanya untuk setya. aku pernah membaca tulisan seseorang di internet. "mencintai secara sejati adalah cinta hingga terluka. sekali memberi diri, cinta harus tuntas tanpa kembali. karena setiap kali cinta diberikan, ada segengam hati ikut tergali dari sipemberi cinta" dan aku yakin tulisan itu.

karena itu yang aku lakukan dalam mencintai setya, yang mungkin telah bahagia dengan seorang yang dipilihnya, aku dengar kabar setya telah kawin lari dengan sesorang yang mempunyai segalanya, harta, kedudukan, ya pria yang bernama aris rekan satu kantornya. aku pun pernah membaca tulisan dari seorang motivator di internet "Setiap kali mencinta ada kebutuhan hidup yang tersalurkan kepada orang lain, dari segenggam hati yang diserahkan. dan makin berarti suatu cinta bila segenggam hati itu telah tercurah dan menumbuhkan orang yang dicintai, dan segenggam hati itu adalah helai-helai kasih yangs siap tersobek, tercabik, juga terluka bila cinta itu diberikan" sungguh nasihat yang bijaksana.

"hai gimana kabarnya hari ini" tanyaku kepada seseorang teman chating ku di internet, seseorag dengan nick name Bidadari, telah kuanggap sahabat, karena di internet aku tidak perlu melihat wajah disebrang sana, aku bisa curhat, dan bercerita dengan bebas, tanpa ada perasaan. Persahabatanku dengan bidadari, terjalin dengan akrabnya."wir, kamu dah punya pacar" tanya bidadari kepadaku, "belum minat, masih trauma yang dulu" jawabku.
*******
Tio, anterin gue ya, ke daerah cikini, aku engga tau daerah sana, aku ada janji sama orang untuk ketemuan disana" kataku meminta bantuan sahabat karibku "oke, janjian sama cewek ya" tanya sahabatku sambil meledek aku. "wah, rupanya traumamu sudah pulih ya" tio kembali menyambung kalimatnya.

Stasiun cikini, aku berjanji untuk berjumpa pulang kerja, di tikungan cikini untuk menikmati semangkuk bubur cikini yang katanya lezat. Aku hanya menunduk tak sabar menanti seorang sahabat chatku. dan aku pun tidak percaya apa yang kulihat, seorang dara cantik yang pernah mengisi hatiku. "Setya..." tanyaku seolah tak percaya, "jadi kamu adalah bidadari dalam chat ku" "dan setya atau bidadari, tidak bisa berkata apa-apa, "Wir, aku ke stasiun dulu ya" tio sahabat ku meninggalkan aku dan setya sendiri.

"gimana kabarmu, sekarang.."tanyaku, "Mas, aku minta maaf atas semua yang terjadi dulu" aku khilaf meninggalkanmu, aku menikah secara siri dengan aris karena aku silau atas harta dan kedudukan yang dimilikinya, maafkan aku mas" kata setya kepadaku.

"Setya perpisahan tidak membuat cinta ku berubah, aku telah memaafkan enggkau, bila pun aku tak berjumpa kembali, kan kujaga hati ini hanya untukmu, meski hati ini sangat terluka. Aku terlalu mencintaimu setya" kataku menumpahkan kekesalan yang tidak bisa terungkap. "gimana aris sekarang" tanyaku kepada setya yang sedikit kelihatan agak gemuk, tetapi dia tetap cantik dengan kacamata dan kulitnya yang putih bersih. "aku telah bercerai mas, mas aris telah meinggalkan ku, dia telah memiliki wanita lain, dan aku telah memiliki sari anakku dari aris" cerita setya dengan berlinang airmata.

"Maukah kamu menjadi istriku setya" sepontan aku menggenggam tangannya sambil berlutut dihadapannya. dan seketika itupun setya memelukku, tak kami hiraukan lalulalang orang-orang disekitar kami yang menyaksikan drama itu. akhirnya sebulan setelah pertemuan itu aku kemudian aku pun menikah dengan setya.

Aku pun pernah terluka karena cinta, dan aku telah memaafkan semua setya, sukmaku kupernah tercabik, tercampak sendirian, dengan luka yang deras. tetapi hati ini kukuh mendekap cinta walaupun aku terkoyak. Karena kau adalah kekasih sejati untuk hati yang terus mencinta.(EA)
" Kesabaran dan cinta akan menghasilakan buah yang indah "
"mencintai secara sejati adalah cinta hingga terluka. sekali memberi diri, cinta harus tuntas tanpa kembali. karena setiap kali cinta diberikan, ada segenggam hati ikut tergali dari sipencinta"

Kisah ini hanya fiksi belaka, jika ada kesamaan nama dan latar belakang pristiwa adalah hasil rekayasa penulis. jika terdapat saran dan kritik harap menghubungi via email ke erwinarianto@gmail.com


0 komentar: